Demensia Fenomena Jemaah Haji Indonesia, Ini Penanganannya

Senin, 5 Juni 2023 | 23:39 WIB

Whisnu Bagus Prasetyo / FER

Demensia yang biasanya diikuti gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat atau waktu pada jemaah haji Indonesia merupakan fenomena pada 2023. (Beritasatu.com / Whisnu Bagus Prasetyo)

Jakarta, Beritasatu.com - Demensia yang biasanya diikuti gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat atau waktu pada jemaah haji Indonesia merupakan fenomena pada 2023.

“Demensia ini merupakan fenomena jemaah haji Indonesia tahun 2023 karena tahun ini jumlah jemaah lansia (lansia) lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Kabid Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr M Imran saat konferensi pers secara virtual di Madinah, Senin (5/6/2023).

Pada 2023, jumlah jemaah haji lansia atau usia di atas 60 tahun mencapai 45% dari kuota 229.000 jemaah. Jemaah lansia rentan mengalami demensia.

Berdasarkan laporan petugas pelayanan kesehatan haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sejumlah jemaah haji lansia mengalami demensia setelah tiba di Madinah, Arab Sausi.

Dia mengatakan jemaah haji lansia yang mengalami disorientasi seperti minta pulang saat di pesawat atau seolah masih di Tanah Air ketika tiba di Saudi, biasanya terjadi karena demensia.

Demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir. Gejala yang bisa terlihat di awal seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian yang baru saja dialami, kemudian sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke embarkasi atau ke Tanah Suci.

Dr Imran mengatakan, jemaah demensia perlu diberikan stimulasi kognitif dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi. Selanjutnya tenaga kesehatan haji melakukan pendampingan terhadap pasien untuk mencegah terjadinya demensia.

"Jemaah haji demensia langsung dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah untuk mendapatkan terapi stimulasi kognitif," kata dia.

Namun, dr. Imran menekankan, setelah pasien pulih harus tetap diwaspadai karena demensia ini sewaktu-waktu bisa muncul terutama disebabkan kelelahan dan dehidrasi. Bagi jemaah lansia sangat disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo mengatakan bagi jemaah haji Indonesia terutama lansia dan mempunyai risiko tinggi (risti), tidak memaksakan melakukan aktivitas fisik berlebihan. Sesuaikan dengan kemampuan masing-masing dalam beribadah.

Kemudian bagi jemaah haji mandiri yang sehat agar turut mengawasi dan memberikan pendamping terhadap jamaah lansia dan risti.

"Kami juga minta jemaah haji mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan selalu menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, kaca mata hitam, semprotan air, dan alas kaki, saat berada di luar hotel. Jadi semprotan air pun juga digunakan jika mereka mulai merasa kering di kulitnya supaya tidak terjadi iritasi di kulitnya," ucap Kapus Liliek.

Ia juga mengimbau kepada jemaah haji jangan lupa minum air minimal satu gelas atau 200 ml per jam. Jangan menunggu haus karena di sana jarang merasa haus.

Bagi jemaah yang memiliki penyakit komorbid untuk minum obat teratur sesuai anjuran, dan memeriksakan diri secara rutin ke tenaga kesehatan haji.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Bagikan