Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat

Shalawat merupakan amalan sederhana namun penuh makna yang diajarkan dalam Islam. Membaca shalawat bukan hanya sekadar ungkapan cinta kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga cara bagi setiap Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak shalawat, seseorang tidak hanya meraih keberkahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga mendapatkan syafaat dari Nabi di hari kiamat kelak.
Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, “Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (الأحزاب: ٥٦). وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Nabi Muhammad adalah sosok mulia yang dipilih Allah sebagai Nabi dan Rasul akhir zaman. Allah sangat memuliakan Nabi Muhammad dengan berbagai keutamaan yang melekat pada diri beliau. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada umat Islam untuk membaca shalawat untuk Nabi Muhammad sebagaimana yang tertuang dalam surat Al-Ahzab, ayat 56:
إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
Perintah ini juga dikuatkaan oleh Nabi Muhammad. Nabi menjelaskan bahwa setiap shalawat yang dibacakan oleh umatnya tidak akan tertolak oleh Allah, artinya seluruh bacaan shalawat seorang Muslim sampai kepada Nabi, meskipun dibacakan dari tempat yang sangat jauh dari kubur Nabi. Hadits ini dikutip Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud, juz 2, halaman 218:
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا، وَلَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا، وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ
Artinya, “Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan (yang tidak pernah digunakan untuk shalat dan membaca Al-Qur’an). Jangan kalian jadikan kuburku ‘Id, atau tempat berkumpul untuk merayakan sesuatu. Bershalawatlah kalian untukku karena sesungguhnya shalawat kalian akan sampai kepadaku di mana saja kalian berada.”
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Perintah membaca shalawat untuk Nabi merupakan kewajiban bagi setiap Muslim untuk dilakukan sekali dalam sumur hidup. Hal ini ditegaskan Abul Hasan al-Karkhi yang dikutip dalam Al-Muhith al-Burhani, juz 1, halaman 367:
وَقَالَ أَبُو الحَسَنِ الكَرْخِي: الصَلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ وَاجِبَةٌ عَلَى الإِنْسَانِ فِي العُمْرِ مَرَّةً، إِنْ شَاءَ فَعَلَهَا فِي الصَلَاةِ أَوْ فِي غَيْرِهَا
Artinya, "Abul Hasan al-Karkhi berkata: bershalawat untuk Nabi hukumnya wajib bagi setiap manusia sekali dalam seumur hidup yang bisa dilakukan ketika melaksanakan shalat atau di luar shalat."
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Selain menjalankan kewajiban, membaca shalawat juga mendatangkan beberapa kebaikan. Di antara manfaat membaca shalawat adalah mendapatkan syafaat (pertolongan) dari Nabi di hari kiamat. Hal ini ditegaskan oleh Nabi dalam hadits yang dikutip oleh at-Tirmidzi dalam Sunan at-Tirmidzi, juz 2, halaman 354:
أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ القِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً
Artinya: “Orang yang paling utama (mendapatkan syafa’at-ku) di hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca shalawat untuk-ku.”
Pada hakikatnya membaca shalawat untuk Nabi bukan mendoakan Nabi, tetapi sebuah wasilah atas doa-doa seseorang kepada Allah. Oleh karena itu, balasan dari membaca shalawat untuk Nabi bukan bertambahnya kebaikan kepada Nabi, tetapi datangnya Syafaat kepada pembacanya. Hal ini ditegaskan Nabi dalam hadits yang dikutip oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim, juz 1, halaman 288:
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ، فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ، لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
Artinya: “Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkan seperti yang diucapkan Muadzdzin, kemudian bershalawatlah untuk-ku karena orang yang membaca shalawat untuk-ku satu kali, maka Allah akan mendoakan kebaikan untuknya sepuluh kali, kemudian mintalah kepada Allah wasilah-ku karena ia adalah tempat di surga yang tidak layak dihuni oleh selain hamba Allah. Aku berharap termasuk dari hamba Allah tersebut. Barang siapa yang meminta wasilah-ku, maka akan mendapatkan syafaat.”
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Selain syafaat, membaca shalawat juga dapat menghapus beberapa dosa kesalahan dan mengangkat derajat seseorang di hadapan Allah. Hal ini ditegaskan Nabi dalam hadits yang dikutip oleh An-Nasai dalam Sunan an-Nasai, juz 3, halaman 50:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
Artinya: “Barangsiapa yang membaca shalawat untuk-ku satu kali, maka Allah mendoakan kebaikan untuknya sepuluh kali, menghapus sepuluh dosanya, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan.”
Pada momentum hari mulian ini (hari Jumat dan hari-hari bulan kelahiran Nabi Muhammad), kita memperbanyak membaca shalawat di hari ini sebagai implementasi kecintaan dan ketaatan kita terhadap perintah Nabi yang tertuang dalam hadits yang dikutip oleh Ibnu Majah dalam Sunan Ibni Majah, juz 1, halaman 524:
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ النَّفْخَةُ، وَفِيهِ الصَّعْقَةُ، فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيهِ، فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ
Artinya, “Sesungguhnya hari Jumat adalah termasuk hari mulia karena pada hari Jumat, Nabi Adam diciptakan, dan diwafatkan, ditiupkan sangkakala, serta dipingsankan pada hari akhir. Perbanyaklah shalawat pada hari Jumat karena shalawat kalian akan ditampakkan kepadaku.”
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Di hari Jumat yang mulia ini, marilah kita memperbanyak membaca shalawat untuk Nabi, sehingga kita tergolong orang yang mendapatkan syafaat Nabi di hari kiamat kelak nanti dan mendapatkan ampunan dari Allah, serta mendapatkan derajat yang tinggi di hadapan Allah. Kita juga berdoa semoga kita, keluarga, dan seluruh umat Islam diberikan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Amiin, ya Rabb al-‘Alamiin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Ustadz Fatihunnada, Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar