Khutbah Jumat: Segeralah Mengqadha Puasa Ramadhan Tahun Lalu - NU Online - Opsiinfo9

Post Top Ad

demo-image

Khutbah Jumat: Segeralah Mengqadha Puasa Ramadhan Tahun Lalu - NU Online

Share This
Responsive Ads Here

 

Khutbah Jumat: Segeralah Mengqadha Puasa Ramadhan Tahun Lalu

Bulan Sya’ban ini merupakan kesempatan terakhir untuk mengqadha puasa Ramadhan yang ditinggalkan. Jika tidak segera diqadha hingga datang bulan Ramadhan berikutnya, maka selain berdosa dia harus membayar fidyah. Fidyah akan bertambah sesuai berlalunya putaran tahun. Maka, mengqadha puasa Ramadhan menjadi salah satu ibadah yang prioritas, bahkan puasa sunah yang dilakukan tidak akan bernilai pahala jika belum mengadha puasa wajibnya. Apalagi bagi mereka yang tidak puasa karena disengaja, di mana mereka diwajibkan segera menggantinya.


Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Segeralah Mengqadha Puasa Ramadhan." Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! 


Khutbah I 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ.


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menjadi keniscayaan bagi kita untuk senantiasa memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan kehidupan di dunia dengan segala fasilitas yang bisa kita nikmati. Shalawat dan salam kita abadikan kepada nabi teladan yang telah sukses membawa umat dari lingkungan jahiliyah menjadi tatanan ilmiyah dan islamiyah, yaitu Nabi Muhammad SAW. Semoga kita menjadi umatnya yang patuh pada sabda-sabdanya dan kelak mendapatkan syafa'at uzhma-nya. Amin ya rabbal ‘alamin.


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sebentar lagi bulan Ramadhan tiba. Bulan di mana kita sebagai umat Islam wajib mengerjakan puasa sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kita. Bagi yang tidak berhalangan apapun, kita wajib hukumnya menyelesaikan puasa Ramadhan dari awal hingga akhir. Tidak boleh ada yang bolong meskipun satu hari, apalagi bolong berkali-kali.


Jika Ramadhan sebelumnya di antara kita ada yang meninggalkan puasa, maka bulan Sya’ban ini momentum terakhir yang harus menjadi kesempatan untuk mengqadhanya. Jangan sampai lalai sehingga tiba Ramadhan berikutnya.


Bagi yang lalai sehingga tiba Ramadhan berikutnya, maka dia telah berdosa untuk yang kedua kalinya: selain berdosa meninggalkan puasa tanpa udzur syar’i dia juga berdosa karena lambat mengqadhanya.


Dalam kitab Kanzur Raghibin, Jalaluddin Al-Mahali menjelaskan bahwa berdosa jika dalam keadaan tanpa udzur dia tidak mengqadha puasa yang ditinggalkan hingga Ramadhan berikutnya tiba. Berbeda jika karena ada udzur, seperti karena sakit hingga tidak mampu mengqadha puasa. 


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Tidak hanya berdosa, tapi juga wajib membayar fidyah jika terlambat mengqadha puasa, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Malik:


وحَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ مَنْ كَانَ عَلَيْهِ قَضَاءُ رَمَضَانَ فَلَمْ يَقْضِهِ وَهُوَ قَوِيٌّ عَلَى صِيَامِهِ حَتَّى جَاءَ رَمَضَانُ آخَرُ فَإِنَّهُ يُطْعِمُ مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا مُدًّا مِنْ حِنْطَةٍ وَعَلَيْهِ مَعَ ذَلِكَ الْقَضَاءُ 


Artinya, “Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Abdurrahman bin Al-Qasim dari Bapaknya ia berkata: "Barangsiapa punya tanggungan untuk mengganti puasa Ramadhan, namun dia tidak menggantinya padahal dia mampu berpuasa hingga tiba Ramadhan selanjutnya, maka dia wajib memberi makan setiap harinya seorang miskin dengan satu mud tepung, lalu ia wajib mengqadha puasanya.”


Bahkan menurut qaul ashah jumlah fidyah ini semakin bertambah sesuai dengan berlalunya putaran tahun, sehingga jika di bulan Sya’ban ini tidak diqadha lalu tahun depan juga belum diqadha, maka yang wajib dibayarkan tidak hanya satu mud tapi dua mud, dan akan terus bertambah setiap tahunnya jika tetap tidak diqadha, begitu juga tetap menjadi tanggungannya hingga puasa Ramadhan itu benar-benar diqadha.


Karena itu, bulan Sya’ban yang tersisa beberapa hari ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk mengganti puasa yang ditinggalkannya. Jangan mengutamakan ibadah lain yang ternyata hanya sunah, sedangkan yang wajib dan berisiko ini diabaikan. 


Jika ada kegiatan yang dapat mengganggu terlaksananya puasa qadha, maka segeralah mencari jalan keluar agar puasa qadha cepat selesai sebelum Ramadhan datang. Apalagi yang memang kondisi mendukung: pekerjaan santai, fisik mapan dan keuangan juga aman, maka sangat rugi jika tidak memanfaatkan waktu dengan baik.


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sekali lagi, ayo manfaatkan bulan Sya’ban ini untuk mengqadha puasa Ramadhan bagi yang punya hutang puasa. Apalagi yang tidak puasa karena disengaja: tidak puasa karena malas, karena berhubungan intim dengan istri dan alasan-alasan lain yang tidak dibenarkan oleh syara’.


Dalam madzhab Syafi’i, orang yang tidak puasa karena disengaja wajib hukumnya segera mengqadhanya. Maka jika sampai saat ini belum diqadha, maka jangan menambah dosa dengan membiarkannya. Segerelah, karena ini bulan terakhir untuk tahun ini.


Mengqadha puasa merupakan kewajiban yang harus menjadi perhatian, bahkan dari begitu wajibnya sampai tidak diterima puasa sunnah seseorang jika belum mengqadha puasa wajibnya. Dalam kitab Fathul Bari dikemukakan:


مَنْ صَامَ تَطَوُّعًا وَعَلَيْهِ مِنْ رَمَضَانَ شَيْءٌ لَمْ يَقْضِهِ فَإِنَّهُ لَمْ يُتَقَبَّلْ مِنْهُ حَتَّى يَصُومَهُ


Artinya, “Barangsiapa yang puasa sunah, sedangkan dia punya tanggungan puasa wajib Ramadhan yang tidak diqadha, maka puasa sunahnya tidak diterima hingaa dia berpuasa qadha”.


Maka, semangat berpuasa sunah jangan sampai melupakan puasa qadhanya. Utamakan puasa qadha lalu puasa sunah, atau ketika puasa sunah juga diniatkan puasa qadha, sehingga dua puasa dapat dilakukan sekaligus.

 
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ


Khutbah II

الْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَ كَفَرَ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقِ وَالْبَشَرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً۰ اَمَّابَعْدُ، فَيَاعِبَادَ ﷲ اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرٍ


إِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ قَوْلًا كَرِيْمًا: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّ, يٰۤـاَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيمًا


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْنَا وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا، وَأَصْلِحْ مَنْ فِي صَلَاحِهِمْ صَلَاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأْهْلِكْ مَنْ فِي هَلَاكِهِمْ صَلاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَارْزُقْنَا وَإِيَّاهُمْ زِيَادَةَ التَّقْوَى وَالْإِيْمَانِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ


عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Ustadz Muqoffi, Guru Pon-Pes Gedangan & Dosen IAI NATA Sampang Madura
 

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages