Romadhon
Kultum Ramadhan: Bulan Puasa, Waktu Terbaik untuk Saling Memaafkan
Memperbaiki hubungan dengan sesama, terutama di bulan Ramadhan, adalah salah satu tujuan utama dalam memperdalam makna ibadah dan memperkuat tali persaudaraan. Bulan Ramadhan, sebagai bulan penuh berkah, bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan sesama, baik itu dengan keluarga, teman, tetangga, atau bahkan orang yang mungkin pernah kita berselisih dengannya. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 9:
وَاِنْ طَاۤىِٕفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَاۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰىهُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْۤءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِۖ فَاِنْ فَاۤءَتْ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
Artinya: “Jika ada dua golongan orang-orang mukmin bertikai, damaikanlah keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya terhadap (golongan) yang lain, perangilah (golongan) yang berbuat aniaya itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), damaikanlah keduanya dengan adil. Bersikaplah adil! Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil.”
Imam Ath-Thabari dalam kitab tafsirnya jilid 22, halaman 293, menjelaskan uraian ayat ini:
ذَلِكَ هُوَ الْإِصْلَاحُ بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ
Artinya, “Yaitu mendamaikan di antara mereka dengan cara yang adil.”
Penjelasan ini selaras dengan semangat Ramadhan, bulan yang dikaruniakan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan hati kepada Allah SWT. Salah satu wujud perbaikan diri adalah menata kembali hubungan dengan sesama. Allah SWT juga berfirman dalam Surah Al-Araf ayat 199 terkait pentingnya saling memaafkan:
Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan ampunan, menjadikannya waktu yang tepat untuk saling memaafkan. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa memaafkan orang lain adalah jalan untuk meraih ampunan dari Allah SWT. Ketika kita menghadapi masalah atau perselisihan, Ramadhan mengajak kita untuk membuka hati dan melepaskan dendam. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 178:
فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya: "Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih."
Berdasarkan ayat di atas, Imam Ibrahim An-Nakha’i pernah menjelaskan sifat pemaaf yang dimiliki oleh orang beriman, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Asyur dalam at-Tahrir wat Tanwir jilid 25 halaman 114:
كَانَ الْمُؤْمِنُونَ يَكْرَهُونَ أَنْ يُسْتَذَلُّوا، وَكَانُوا إِذَا قَدَرُوا عَفَوْا
Artinya: “Karakter orang-orang beriman tidak suka jika dihina, namun ketika mereka bisa memilih, mereka memilih untuk memaafkan.”
Selain itu, dalam rangka menjaga hubungan dengan sesama, kita dianjurkan untuk banyak berbagi, baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, seperti menyediakan makanan berbuka puasa bagi mereka yang kurang mampu, menjadi salah satu cara efektif untuk mempererat tali persaudaraan. Tindakan ini mencerminkan kepedulian dan kasih sayang, yang pada akhirnya memperkuat hubungan antarumat manusia.
Bulan Ramadhan juga mengajarkan kita untuk bersabar, baik dalam menghadapi cobaan hidup maupun dalam berinteraksi dengan orang lain. Alih-alih cepat menghakimi, kita diajak untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk berubah dan memperbaiki diri. Sikap sabar ini akan menciptakan lingkungan yang harmonis, di mana setiap individu merasa dihargai dan diterima.
Semakin kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah melalui ibadah yang lebih berkualitas, semakin baik pula hubungan kita dengan sesama. Keikhlasan dalam beribadah melahirkan sikap positif yang tercermin dalam interaksi sehari-hari. Sikap tersebut, yang terwujud dalam tindakan nyata, akan memperbaiki dan memperdalam hubungan kita dengan orang lain.
Mari manfaatkan Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan hubungan dengan sesama. Dengan menjadi lebih sabar, pemaaf, peduli, serta menjaga lisan, kita dapat membangun hubungan yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang. Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Artinya, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi, bagaikan satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, anggota lainnya akan ikut merasakan susah tidur dan demam.”
Semoga Allah memberi kekuatan agar kita benar-benar menghayati bahwa hubungan antarsesama laksana satu tubuh, sehingga kita senantiasa menjaga kebaikan dengan orang di sekitar. Mari pererat tali persaudaraan, semoga kita termasuk golongan yang bertakwa. Amin ya Rabbal Alamin.
Azmi Abubakar, Penyuluh Agama Islam Asal Aceh, Penulis Buku Pernak Pernik Pernikahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar