Romadhon
Kultum Ramadhan: Jangan Pernah Remehkan Kebaikan Walaupun Sederhana

Setiap orang pasti punya keinginan untuk berbuat baik selama hidup. Namun, acap kali mereka berpikir bahwa melakukannya harus dengan tindakan yang besar dan tampak oleh orang banyak. Padahal dalam Islam, sekecil apa pun kebaikan yang diberikan kepada orang lain akan dicatat dan diberikan ganjaran oleh Allah SWT.
Begitu juga, kita sering menganggap bahwa kebaikan itu harus berbentuk sedekah dalam jumlah banyak, membangun masjid, atau menyelenggarakan aksi sosial dengan skala yang luas. Ternyata tidak demikian. Islam juga mengajarkan bahwa setiap tindakan baik pasti punya nilai sendiri di sisi Allah SWT dan pasti akan menemukan balasannya.
Sebagaimana hal tersebut ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 7:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ
Artinya: “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.”
Jadi, setiap senyuman tulus yang kita tebarkan, tutur kata sopan yang kita ucapkan, atau sekadar mendoakan keselamatan bagi orang lain tanpa sepengetahuannya, semua itu merupakan kebaikan yang bisa mempermudah kita meraih rahmat Allah SWT.
Kebaikan Sederhana yang Sering Diremehkan
Ternyata Nabi Muhammad SAW juga pernah mewanti-wanti umatnya untuk tidak meremehkan kebaikan walaupun sederhana atau bernilai kecil. Sebagaimana hal ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, bersumber dari Abu Dzar:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
Artinya: Dari Abu Dzar, ia berkata: Nabi Muhammad SAW bersabda kepadaku, “Jangan pernah sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, meskipun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri,” (HR. Muslim).
Mazharuddin Az-Zaidani menjelaskan bahwa perintah tersebut memiliki pesan tersirat bagi kaum muslimin. Yakni, seakan-akan Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kerjakanlah semua kebaikan, baik yang besar maupun kecil. Jangan pernah meremehkan apa pun darinya.”
Kemudian, wajah yang berseri-seri dalam hadis tersebut adalah contoh paling sederhana dari kebaikan. Sebab, dengan tampilan muka yang manis dan penuh keceriaan, kita dapat menyalurkan kebahagiaan bagi siapa saja yang melihatnya. Berbanding terbalik apabila yang ditampilkan adalah wajah masam, (Az-Zaidani, Al-Mafatih fii Syarh al-Mashabih [Kuwait: Darunnawadir, 2012] vol. 2, hal. 533).
Selain itu, bersumber dari Nabi Muhammad SAW, terdapat kisah inspiratif yang menjelaskan tentang ketidakbolehan seseorang meremehkan kebaikan, meskipun sederhana.
1. Kisah Seorang Pelacur yang Diampuni Dosanya Karena Memberi Anjing Minum
Pelacur dinilai sebagai profesi yang hina dan perbuatannya sangat dilarang oleh agama. Akan tetapi, status duniawi semacam ini di sisi Allah SWT tidak terlalu bernilai. Hal terpenting dan berharga di hadapan-Nya adalah sikap ikhlas saat berbuat baik meskipun dalam tindakan yang sederhana.
Seperti kisah seorang wanita dari Bani Israil yang diceritakan oleh Nabi. Profesinya sebagai pelacur, namun karena menolong anjing yang sedang kehausan, justru dosanya diampuni oleh Allah SWT. Kisah ini diulas secara lengkap oleh Imam Bukhari, bersumber dari Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ، كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ، إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ، فَنَزَعَتْ مُوقَهَا، فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ)
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Suatu ketika ada anjing yang berkeliling di sekitar sebuah sumur, hampir mati karena kehausan. Saat itu juga, seorang pelacur dari kalangan Bani Israil melihatnya, lalu ia melepas sepatunya untuk mengambil air dan memberi anjing itu minum. Maka (karena perbuatannya itu) dosanya diampuni.” (HR. Bukhari)
2. Kisah Seorang Laki-Laki yang Diampuni Dosanya Karena Menyingkirkan Duri dari Jalanan
Dari jalur periwayatan Imam Bukhari juga dijelaskan bahwa melalui perbuatan baik yang sederhana, yakni hanya dengan menyingkirkan penghalang yang bisa membahayakan banyak orang di jalanan, seseorang dapat diampuni oleh Allah SWT.
Sebagaimana dikisahkan secara lengkap:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ، وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ)
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Suatu ketika, seorang laki-laki berjalan di suatu jalan, kemudian dia mendapati sebuah dahan berduri di tengah jalan tersebut, lalu ia menyingkirkannya. Maka dengan perbuatannya itu, Allah SWT berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya,” (HR. Bukhari)
Oleh sebab itu, jangan pernah sekali-kali meremehkan kebaikan sekecil apa pun. Sebab, kebaikan itu tidak terbatas pada hal-hal yang sifatnya besar dan tampak oleh banyak orang. Allah SWT Maha Melihat dan Maha Mendengar. Setiap amal ibadah dari para hamba-Nya pasti akan bernilai dan diberikan ganjaran terbaik.
Jika seorang pelacur diampuni dosanya karena memberi minum anjing yang kehausan dan seseorang diampuni karena menyingkirkan duri di jalanan, lalu bagaimana dengan kita yang selalu diberikan kesempatan untuk melakukan banyak kebaikan?
Cukup mulai dengan hal kecil dan sederhana. Tebarkan senyuman, ucapkan kata-kata sopan, dan bantu orang lain yang membutuhkan. Sebab, kebaikan itu menular. Mungkin saja dengan perantara kebaikan kecil yang kita kerjakan, Allah membukakan pintu keberkahan lain yang lebih besar untuk kita. Wallahu a‘lam.
Ustadz Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat dan Pegiat Kajian Keislaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar