Khutbah Jumat: Mengembalikan Esensi Pendidikan - Bangun Karakter, Bukan Cuma Kejar Gelar - NU Online - Opsiinfo9

Post Top Ad

demo-image

Khutbah Jumat: Mengembalikan Esensi Pendidikan - Bangun Karakter, Bukan Cuma Kejar Gelar - NU Online

Share This
Responsive Ads Here

 

Khutbah Jumat: Mengembalikan Esensi Pendidikan - Bangun Karakter, Bukan Cuma Kejar Gelar

ilmu-freepik_1747327664

Khutbah ini mengajak jamaah untuk kembali pada esensi sejati pendidikan, yakni proses pembentukan akhlak, karakter, dan kualitas diri, bukan sekadar mengejar formalitas ijazah dan gelar. Pendidikan sejati harus melahirkan insan yang cerdas, beriman, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi sesama. Mari kita renungkan, koreksi arah, dan berkomitmen bersama agar pendidikan menjadi jalan menuju perbaikan umat, bukan sekadar prestise duniawi semata.
 

Khutbah Jumat ini berjudul “Khutbah Jumat: Mengembalikan Esensi Pendidikan - Bangun Karakter, Bukan Cuma Kejar Gelar”. Untuk mencetak khutbah ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! 
 

 

Khutbah I  
 

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن،
 

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ
 

Sidang Jumah yang dirahmati Allah 

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt, Dzat yang telah melimpahkan berbagai nikmat yang tak terhitung jumlahnya kepada kita. Nikmat iman, nikmat Islam, nikmat kesehatan, serta nikmat ilmu yang menjadi cahaya bagi kehidupan kita. Hanya dengan izin-Nya kita bisa hadir di tempat yang mulia ini untuk menunaikan kewajiban shalat Jumat berjamaah.
 

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, teladan terbaik sepanjang zaman, pembawa risalah kebenaran, dan pendidik umat menuju jalan yang lurus dan benar.
 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Pada kesempatan ini, khatib mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan kepada seluruh jamaah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah. Takwa yang sebenar-benarnya, yaitu dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Sebab takwa adalah bekal terbaik untuk perjalanan panjang menuju akhirat.
 

Pada khutbah kali ini, khatib mengajak seluruh jamaah untuk melakukan muhasabah dan renungan untuk memaknai kembali esensi pendidikan dalam hidup kita. Kita perlu sadari bahwa pendidikan sejati bukan sekadar tentang ijazah dan gelar, tetapi tentang pembentukan akhlak, karakter, dan kualitas diri. Pendidikan bertujuan melahirkan insan yang cerdas, beriman, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi sesama.
 

Kita rasakan saat ini, di tengah arus zaman yang semakin cepat, pendidikan kerap dipahami sempit seperti berorientasi pada materi dan motif-motif lain yang bersifat duniawi. Tak jarang, prestasi akademik dijadikan tolok ukur tunggal keberhasilan seseorang, sementara aspek pembentukan akhlak dan karakter justru terpinggirkan. Padahal, esensi sejati pendidikan jauh lebih mulia dan mendalam dari sekadar formalitas administrasi atau status sosial.
 

Pendidikan bukan hanya tentang “apa yang kita tahu”, tetapi juga “siapa kita dan apa yang harus kita lakukan dengan pengetahuan itu”. Pembelajar yang berkualitas bukan hanya mereka yang pandai berhitung atau mereka yang mahir berbahasa asing, melainkan mereka yang berintegritas baik, jujur, memiliki kepekaan sosial, serta memiliki komitmen terhadap kebaikan.
 

Rasulullah sw dalam haditsnya yang diriwayatkan dari Jabir menegaskan:
 

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
 

Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lainnya).” (HR Al-Qudha'i)
 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Hari ini, kita melihat bagaimana banyak lulusan yang memiliki nilai tinggi pada raport dan ijazahnya namun tidak sebanding dengan akhlak dan kompetensinya. Banyak barisan nilai di atas kertas yang hanya sebatas formalitas dan tidak sebanding dengan kualitas dan kepribadian pemiliknya. Ini menjadi cermin bahwa sistem pendidikan kita perlu untuk direfleksi. 
 

Ketika angka-angka dalam rapor dan ijazah lebih dihargai dibanding ketulusan hati dan keteguhan prinsip, maka sejatinya kita tengah kehilangan arah. Ketika gelar yang diburu dari pada kualitas ilmu, maka menunjukkan pendidikan yang tak bermutu. Padahal Allah dengan tegas telah menyebut bahwa orang yang memiliki kualitas ilmulah yang akan dinaikkan derajatnya.
 

Dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadalah ayat 11 Allah berfirman:
 

 يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
 

Artinya: "Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
 

Untuk mencari ilmu kita juga harus memahamkan para generasi muda bahwa pendidikan membutuhkan proses yang cukup panjang, berliku dan tidak instan. Walaupun saat ini perkembangan teknologi begitu pesat namun itu tidak boleh mengurangi perjuangan dalam meraihnya. Teknologi yang memudahkan itu jangan dijadikan sebagai tujuan namun sebagai alat saja untuk mencari kesejatian ilmu yang mampu merubah kualitas diri menjadi lebih baik. 
 

Syekh Az-Zarnuji menyebutkan dalam Kitab Ta'limul Muta'llim menyebutkan bahwa dalam mencari ilmu seseorang harus memiliki enam syarat. Beliau mengungkapkannya dalam sebuah syair yakni:
 

ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ # وَاِرْشَادِ اُسْتِاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
 

"Syarat itu meliputi: 1. Kecerdasan. 2. Ketekunan. 3. Kesabaran. 4. Bermodal. 5. Petunjuk guru. 5. Waktu yang tidak sebentar."
 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Kini saatnya kita bersama merenungkan: sudahkah pendidikan yang kita jalani melahirkan manusia yang utuh, bukan hanya pintar secara intelektual tapi juga matang secara moral? Sudahkah kita mendidik untuk membangun bangsa yang adil, peduli, dan berakhlak mulia?
 

Terkait dengan hal ini, peran orang tua, guru, pemerintah, dan masyarakat menjadi sangat penting dalam mengembalikan ruh pendidikan ke tempat yang semestinya. Kita harus menanamkan bahwa kesuksesan sejati bukan hanya dinilai dari seberapa tinggi gelar yang disandang, tapi dari seberapa besar manfaat yang mampu kita berikan untuk orang lain.
 

Karena itu Jamaah rahimakumullah, mari kita bangun komitmen bersama menjadikan pendidikan sebagai jalan perubahan diri dan umat. Pendidikan yang mengasah hati, bukan hanya otak. Pendidikan yang mencetak insan berakhlak, bukan sekadar profesional. Pendidikan yang menyemai cinta pada kebaikan, bukan kompetisi tanpa arah.
 

Bersama kita bisa memperbaiki arah. Kembalikan makna luhur pendidikan. Bukan demi prestise duniawi semata, melainkan demi peradaban yang lebih baik, adil, dan penuh kasih. Pendidikan sejati adalah cahaya yang menuntun jiwa, bukan sekadar tangga menuju kedudukan.
 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
 

Khutbah II
 

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ  

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِوَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
 

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
 

 

Ustadz H. Muhammad Faizin, Ketua PCNU Pringsewu, Lampung

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages