Dalil Syahidnya Orang Meninggal Dunia saat Menuntut Ilmu
Rabu, 1 Oktober 2025 | 15:00 WIB
Ilustrasi seseorang meninggal dunia. (Foto: Istimewa)

Penulis
Musibah ambruknya bangunan mushala di Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo menyisakan duka bagi banyak kalangan. Bangunan tiga lantai itu ambruk pada Senin (28/09/2025) sekira pukul 15.15 WIB.
Sejumlah santri terjebak di antara reruntuhan bangunan, bahkan beberapa santri dilaporkan meninggal dunia. Dalam beberapa kitab klasik dijelaskan bahwa seseorang yang meninggal dunia saat menuntut ilmu adalah mati syahid.
Keterangan ini sebagaimana hadits riwayat Anas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبيل اللهِ حَتَّى يَرْجِع
Baca Juga
Doa yang Dibaca saat Terjadi Gempa Bumi
Artinya: "Barangsiapa keluar (dari rumahnya) untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia kembali." (Imam Jalaluddin as-Suyuthi, al-Jami'us Shoghir, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 2004 M/1425 H], halaman 525).

Berkaitan dengan hadits di atas, Imam Al-Munawi dalam kitab Faidlul Qodir memberikan penjelasan sebagaimana berikut:
(فِي طَلَبِ الْعِلْمِ) أَيْ: الشَّرْعِيِّ النَّافِعِ الَّذِي أُرِيدَ بِهِ وَجْهُ اللهِ، فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ أَيْ: حُكْمُهُ حُكْمُ مَنْ هُوَ فِي الْجِهَادِ حَتَّى يَرْجِعَ، لِمَا فِي طَلَبِهِ مِنْ إِحْيَاءِ الدِّينِ، وَإِذْلَالِ الشَّيْطَانِ، وَإِتْعَابِ النَّفْسِ كَمَا فِي الْجِهَادِ، فَلِذَلِكَ أَشْبَهَهُ؛ وَفِي قَوْلِهِ حَتَّى يَرْجِعَ إِشَارَةٌ إِلَى أَنَّهُ بَعْدَ الرُّجُوعِ وَإِنْذَارِ الْقَوْمِ لَهُ دَرَجَةٌ أَعْلَى مِنْ تِلْكَ الدَّرَجَةِ، لِأَنَّهُ حِينَئِذٍ وَارِثُ الْأَنْبِيَاءِ فِي تَكْمِيلِ النَّاقِصِينَ
Artinya: “Pada lafadz (Dalam mencari ilmu) artinya adalah ilmu syar‘i yang bermanfaat dan diniatkan semata-mata karena mengharap ridho Allah. (Maka ia berada di jalan Allah) artinya, kedudukannya sama seperti orang yang berjihad di jalan Allah (hingga ia kembali). Hal itu karena dalam menuntut ilmu terdapat unsur menghidupkan agama, merendahkan setan, dan menyusahkan diri (melatih jiwa) — sebagaimana jihad di medan perang — sehingga keduanya memiliki makna serupa. (Imam Al-Munawi, Faidhul Qodir, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 2001 M/1422 H], juz 6, halaman 160).
Baca Juga
Meninggal karena Tenggelam, Eril Putra Ridwan Kamil Mati Syahid?
Sementara itu, Syekh Nawawi al-Bantani memperjelas bahwa orang yang meninggal ketika menuntut ilmu dan meninggal disebabkan terkena reruntuhan bangunan termasuk golongan orang yang mati syahid akhirat.
وَأَمَّا الشَّهِيدُ فَهُوَ ثَلَاثَةُ أَقْسَامٍ، لِأَنَّهُ إِمَّا شَهِيدُ الْآخِرَةِ فَقَطْ (الى عن قال) وَالْمَيِّتُ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ، وَلَوْ عَلَى فِرَاشِهِ. وَالْحَرِيقُ، وَالْمَيِّتُ بِهَدْمٍ
Artinya: "Adapun syahid (orang yang mati syahid) itu terbagi menjadi tiga golongan. Salah satunya adalah syahid akhirat saja (hingga perkataan), termasuk golongan syahid ini adalah orang yang meninggal ketika sedang menuntut ilmu, meskipun ia meninggal di atas tempat tidurnya. Orang yang meninggal karena kebakaran. Orang yang meninggal karena tertimpa bangunan (runtuhan)." (Syekh Nawawi al-Bantani, Nihayatuz Zain, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 2002 M/1422 H], halaman 156-157).
Demikian penjelasan mengenai kesyahidan korban meninggal ketika sedang menuntut ilmu. Semoga kita dan keluarga selalu diberi keselamatan dan ampunan dari Allah SWT. Wallahu a’lam.