Juru Masak Asal Jombang, 9 Hari Berjibaku di Dapur Umum Pondok Pesantren Al-Khoziny Demi Kemanusiaan - NU Online

Central Informasi
By -
0

 

Juru Masak Asal Jombang, 9 Hari Berjibaku di Dapur Umum Pondok Pesantren Al-Khoziny Demi Kemanusiaan

Kamis, 9 Oktober 2025 | 07:40 WIB



Juru Masak Asal Jombang, 9 Hari Berjibaku di Dapur Umum Pondok Pesantren Al-Khoziny Demi Kemanusiaan

Andik Purnomo tengah menanak nasi di dapur umum Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran Sidoarjo. (Foto: dok. pribadi)

NU Online Jombang,
Insiden ambruknya mushala Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. 9 hari sejak kejadian itu tim SAR gabungan termasuk relawan dari berbagai daerah berjuang tak henti.


Demi menemukan puluhan santri yang masih tertimbun reruntuhan bangunan, mereka bergerak cepat, berjibaku di bawah terik dan debu, bahkan ancaman bangunan yang tidak stabil.


Tak jauh dari puing reruntuhan, di sebuah lapangan yang disulap menjadi dapur umum, kepul asap tak henti-hentinya menanak dan memasak siang malam untuk menyediakan makanan bagi relawan dan keluarga korban.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Iklan Native 01

Baca Juga

Kisah Relawan asal Jombang Turut Evakuasi Korban di Pesantren Al-Khoziny: Mengawal dari Dekat dengan Penuh Perhitungan


Di dalam dapur umum itu, ada sosok asal Jombang yang mengambil peran penting sebagai juru masak. Andik Purnomo namanya, salah satu relawan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang mengawal sejak hari kejadian.


Dibantu ibu-ibu Fatayat dan Muslimat NU setempat, ia dan tim tak hanya memasak ratusan porsi tiap harinya, tapi juga memastikan persediaan dan distribusi makanan tetap aman.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Seluruh Korban Meninggal Musibah Pesantren Al-Khoziny Telah Ditemukan, Evakuasi Ditutup Hari Ini


"Ibu-ibu Fatayat dan Muslimat NU setempat juga turut membantu sebagai relawan masak. Mereka rela mengerahkan waktu dan tenaga demi bisa berpartisipasi meringankan duka keluarga korban," katanya pada NU Online Jombang, Rabu (8/9/2025) malam.


Di momen berat itulah terlihat betapa kuatnya solidaritas antar sesama yang mengharukan. Ia menuturkan, bantuan kemanusiaan tak henti-hentinya berdatangan dalam segala bentuk dan rupa.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


"Sebagai relawan yang ditugaskan khusus di bagian dapur umum, saya menyaksikan betul bantuan datang bertubi-tubi dari berbagai elemen masyarakat," ujarnya.

Baca Juga

Temui Titik Terang, 165 dari 167 Korban Insiden Pesantren Al-Khoziny Berhasil Dievakuasi, yang Meninggal Jadi 61 Jiwa


Berbagai bantuan termasuk beras, telur, sayuran, dan bahan makanan lain datang dengan sendirinya dari mereka yang namanya saja tak mau disebutkan.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


"Bahkan es batu untuk minum saja kita tidak pernah beli, ada warga yang menyuplai, dia itu warga non-Muslim sekitar pondok, tetapi kepedulian dan kemanusiaannya membuat saya salut," kisahnya haru.


Berkat perannya yang vital ini, ia dan tim sempat mendapatkan apresiasi langsung dari Wakil Bupati Sidoarjo, Hj Mimik Idayana.


"Ibu Wabup Sidoarjo saat berkunjung memberi acungan jempol kepada kami dan dipanggil 'chef'. Bagi saya itu merupakan kebahagiaan tersendiri," pungkasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Julukan itu juga diakui seluruh relawan. Bukan karena gelar profesi, melainkan kegigihannya yang luar biasa. Masakannya bukan sekadar soal rasa, tapi juga kemanusiaan.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
6/related/default