Hati-hati Mandi Junub Tidak Sah Kalau Begini, Pelajari Tata Caranya yang Benar Menurut Gus Baha - Halaman all

Hati-hati Berjunub Tidak Sah Kalau Begini, Pelajari Tata Cara Mandi Wajib yang Benar Menurut Gus Baha
TRIBUNGAYO.COM - Hati-hati ya, mandi junub bisa tidak sah kalau airnya sudah berubah menjadi ‘Mutaghayyir’, begini tata cara mandi junub yang benar menurut Gus Baha.
Sebelum kita membahas penjelasan lengkap Gus Baha mengenai tata cara mandi junub yang benar itu seperti apa.
Perlu Anda ketahui, bahwa mandi junub atau mandi besar merupakan syarat wajib bagi setiap orang yang sedang dalam keadaan tidak suci dan ingin beribadah kepada Allah SWT.
Beribadah kepada Allah yang mengharuskan mandi junub ini termasuk shalat wajib, shalat sunnah, membaca Al-qur’an dan beribadah puasa.
Kemudian, mandi junub juga dilakukan untuk menghilangkan hadast besar, baik laki-laki maupun perempuan.
Ada beberapa golongan orang yang diwajibkan mandi junub menurut agama Islam.
Yaitu, ketika seorang laki-laki yang keluar mani baik disengaja maupun tidak.
Selanjutnya, yang diwajibkan mandi junub ialah seorang perempuan yang selesai haid atau nifas dan setelah berhubungan badan.
Berbicara mengenai mandi junub ini tentunya dalam artikel ini kita akan menyimak secara rinci penjelasan dari gus Baha.
Setelah melakukan hubungan suami istri, setiap muslim diwajibkan untuk mandi junub alias mandi besar untuk menghilangkan hadast besar.
Agar mandi junub ini benar-benar bisa menghilangkan hadast besar, ada penjelasan dari KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang biasa disebut Gus Baha.
Pendakwah asal Rembang Jawa Tengah tersebut menjelaskan segala sesuatu mengenai mandi junub melalui sebuah video yang diunggah ke kanal Youtube Hikmat 5 Menit Channel.
Menurut Gus Baha air bisa-bisa menjadi mutaghayyir.
“Itu kan potensi air berikutnya ‘mutaghayyir’. Berarti air berikutnya tidak bisa menghilangkan hadats besar karena posisi air yang ke seluruh tubuh berbau shampoo,” terang Gus Baha.
Berbekal dari pengetahuan tersebut Gus Baha mengatakan alangkah baiknya jika saat melakukan mandi junub dilarang mengenakan shampo terlebih dahulu.
Gus Baha mengajarkan bagaimana urutan cara mandi junub yang baik dan benar. Agar seluruh jemaahnya tidak salah lagi dalam melakukan mandi wajib.
“Mandi pakai air bersih sampai mandi junubnya selesai baru pakai shampoo,” terang Gus Baha.
Sehingga kalau dilakukan demikian serta niatnya benar, maka mandi junub pun dijamin sah.
Gus Baha mengingatkan bahwa urutan mandi junub harus sesuai dan benar sehingga bahan tidak hanya bersih tetapi juga kembali suci.
Tata Cara Mandi Junub yang Benar Menurut Gus Baha
Menurut Gus Baha, saat mandi junub tidak boleh ada sabun atau sampo terlebih dahulu sampai mandi junubnya selesai.
Sebab, lanjut Gus Baha, sampo atau sabun akan berpotensi merubah sifat air, sehingga dapat menyebabkan mandi junub tidak sah.
"Syaratnya mandi atau wudhu itu jangan ada di tubuh sesuatu yang merubah air, misal sabun, sampo atau yang lainnya," ujar Gus Baha.
"Makanya kayak orang mandi junub itu banyak yang salah, jadi 1 ciduk air langsung pakai shampo," sambungnya.
Karena jika adanya shampoo atau sabun itulah yang membuat air berikutnya tidak bisa menghilangkan hadast besar.
"Berarti semua air ini tidak bisa menghilangkan hadats besar, karena posisi air yang ke seluruh tubuh berbau sampo,"
Karena itu, beber Gus Baha, untuk mandi junub sebaiknya menggunakan air bersih hingga mandi junubnya selesai, kemudian baru memakai sampo.
"Tapi kalau kamu pakai sampo dulu, kalau rambutnya banyak, maka potensi air yang menyebar sudah menjadi mutaghayyir," jelas Gus Baha.
Karena itu, tutur Gus Baha, salah satu syarat mandi junub adalah jangan ada sesuatu di tubuh yang disebut yughoyyiru ma (mengubah).
Gus Baha juga menjelaskan cara mandi junub yang benar agar dapat menghilangkan hadats besar.
"Ketika waktu mandi junub dari kepala, ya sudah kepala itu awwalul gushli. Kalau kamu siram wajah dulu, ya wajah awwalul gushli," kata Gus Baha.
Begitupun ketika orang mandi dada dulu, disiramkan di dada saat pertama kali, berarti dada itu disebut awwalul gushli.
"Pokoknya yang setiap bersamaan niat, awwalul fardhi, faham ya, jadi bebas, semua bentuknya awal bebas, cuma apapun pilihan Anda, langsung dibersamai niat," beber Gus Baha.
Gus Baha menegaskan sesuatu yang tidak dibarengi dengan niat, maka hal tersebut tidak dihitung sebagai mulai fardhu.
"Misalnya ada orang junub, terus ada sisa-sisa mani langsung dia mandi junub disiram, kan air yang melewati mani tadi, potensinya menjadi mutaghayyir (berubah) karena mani tadi," tutur Gus Baha.
Sehingga jika air tersebut menjadi mutaghayyir, maka air tersebut tidak memiliki kemampuan rof'ul janabah.
"Makanya halangan-halangan ini harus dihilangkan, dan kotoran yang berpotensi merubah air harus kita hilangkan, termasuk adat memakai sampo itu hentikan ya, bahaya itu," tambah Gus Baha.
"Jadi misalnya nawaitu raf'al hadatsil akbar terus kamu pakai sampo, resikonya tadi semua proses ini mutaghayyir, karena berbau sampo," sambung Gus Baha.
Kecuali, lanjut Gus Baha, jika Anda dapat memastikan sampo itu bersih, namun kemungkinan hal itu sangat kecil.
"Ya itu tadi buktinya, barangkali kamu menyangka mandi sudah selesai, begitu pakai handuk masih berbusa, lah masih berbusa kan bukti semua air tadi kita berbau shampo, berarti statusnya mutaghayyir,"
Karena itu, Gus Baha berpesan, untuk mandi junub tidak perlu memakai sabun atau sampo terlebih dahulu sampai selesai mandi junub, setelah itu baru bisa memakai sabun atau sampo itu.
"Jadi nanti seumpama tidak bersih-bersih banget, sudah selesai. Ya jadi jangan sampai ada sesuatu yang seperti meniru mutaghayyir,"
Itulah, cara mandi junub yang benar menurut gus Baha.
Semoga artikel ini dapat menjadi manfaat bagi siapapun yang membacanya dan bisa diamalkan dengan sebaik-baiknya.
(TribunGayo.com/Intan Mutia)
Update berita sepuatan pendapat Gus Baha di TribunGayo.com dan GoogleNews