Melihat Masjid Kuno di Klaten Hadiah dari Paku Buwono X
Selasa, 26 Maret 2024 | 12:24 WIB
Joko Laksono / AD
Gerbang Masjid Muslimin Giri Purno di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dengan desain kuno dan serupa dengan masjid Agung Kasunanan Keraton Surakarta. memiliki banyak masjid kuno dan bangunan bersejarah. Namun, masjid kuno ini menjadi berbeda karena merupakan hadiah dari Keraton Kasunanan Surakarta di era kepemimpinan Paku Buwono (PB) ke X untuk seorang bernama Ki Karsodimejo. Masjid yang bernama Muslimin Giri Purno ini terletak di Desa Pakahan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah. Bila ditempuh dari Kota Klaten, masjid ini hanya berjarak sekitar 10 kilometer menuju arah selatan. (Beritasatu.com/Joko Laksono)
Klaten, Beritasatu.com - Kabupaten Klaten, Jawa Tengah memiliki banyak masjid kuno dan bangunan bersejarah. Namun, masjid kuno ini menjadi berbeda karena merupakan hadiah dari Keraton Kasunanan Surakarta di era kepemimpinan Paku Buwono (PB) ke X untuk seorang bernama Ki Karsodimejo.
Masjid yang bernama Muslimin Giri Purno ini terletak di Desa Pakahan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah. Bila ditempuh dari Kota Klaten, masjid ini hanya berjarak sekitar 10 kilometer menuju arah selatan.
Tampilan khas Masjid Muslimin Giri Purno tampak berbeda dibandingkan masjid lain, terlebih masjid ini memiliki gerbang menyerupai gerbang Masjid Agung Kasunanan Keraton Surakarta.
Gerbang masjid yang terletak di tepi jalan desa itu memiliki tembok yang cukup tebal bak benteng dengan satu pintu masuk utama dan dua pintu kecil di kanan kirinya. Di atas plengkung pintu gerbang terdapat gambar bulan bintang dan di bawahnya bertulisan aksara Jawa.
Kemudian di bagian teras masjid ditopang enam tiang berbentuk silinder mirip tiang pada bangunan keraton.
Pada sisi selatan masjid, terdapat kolam dengan tembok tugu di tengahnya. Pada sisi depan tugu tembok terpasang lempeng batu marmer bertuliskan aksara Jawa cukup panjang.
Kemudian pada sisi selatan masjid juga terdapat gapura dengan bangunan tua berundak dan tangganya mirip gerbang astana makam para raja-raja Jawa. Gerbang itu merupakan pintu masuk ke Pasaran Ki Karsodimejo dan keluarganya.
Takmir Masjid Muslimin Giri Purno Sariaji Subarjo mengatakan masjid ini merupakan masjid keluarga dari Mbah Karsodimejo. Menurut cerita ia merupakan ahli spiritual dari Kasunanan Keraton Surakarta pada kepemimpinan PB X.
“Mbah Karsodimejo ini adalah ahli spiritualnya PB X, kemudian Mbah Karsodimejo ini dikasih tanah perdikan yang dibangun makam. Kemudian sebelah makam di bangun masjid. Kemudian masjid ini mirip dengan masjid keraton,” katanya kepada Beritasatu.com, Selasa(26/3/2024).
Hingga saat ini, kata dia, masjid ini pengelolaanya diserahkan ke masyarakat Desa Pakahan termasuk perawatan masjid. Kemudian masjid ini masih berbentuk asli dan belum pernah mengalami perubahan.
“Bangunannya masih asli, memang bangunannya tidak boleh diubah. Hanya saja mengecat ulang, merehab yang rusak, kemudian ganti keramik. Dulunya lantainya keramik abu abu dan sudah rusak,” jelas Sariaji.
Sariaji mengatakan, masjid yang dibangun sekitar 1932 ini mampu menampung jamaah sekitar 300 orang mulai dalam masjid hingga teras masjid.
“Masjid dapat menampung 300 jemaah. Kalau melihat pada gapura depan itu pembangunan 1932, kemudian ada tulisan 1862. Kemudian ada tulisan Jawa,” pungkasnya.
Simak berita dan artikel lainnya di
Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Bagikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar