Khutbah Jumat: Bahaya Sifat Munafik
Munafik adalah sifat berbahaya bagi seorang muslim, di mana seseorang menunjukkan kepalsuan melalui lisan, tetapi hatinya tidak sejalan. Ini bukan hanya tentang perkataan, tetapi juga perbuatan yang tidak konsisten dengan hati. Kita harus waspada agar tidak terjebak dalam sifat ini, terutama di bulan suci Ramadhan, saat kita berusaha memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Naskah khutbah kali ini mengangkat tema "Bahaya Sifat Munafik". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى : وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُۥ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَيُشْهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِى قَلْبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلْخِصَامِ
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada kita semua. Salawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sumber keteladanan dan manusia paling mulia di muka bumi ini.
Jamaah, kaum Muslimin yang dimuliakan Allah, pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita bersama-sama merenungkan dan berusaha menjauhi sifat yang sangat tercela, yaitu sifat munafik. Sifat ini adalah salah satu yang sangat dilarang dalam Islam. Mengenai sifat ini, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 8-10:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُۥ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَيُشْهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِى قَلْبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلْخِصَامِ
Artinya: "Dan di antara manusia ada orang-orang yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir', padahal mereka sesungguhnya tidak beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri, dan mereka tidak sadar."
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah SWT, dalam ayat ini Allah ta’ala membahas tentang orang-orang Mukmin sejati, kemudian orang-orang kafir sejati, dan akhirnya menyentuh kelompok ketiga yang berbeda dari kedua kelompok sebelumnya.
Kelompok ini, meskipun secara lahiriah tampak seperti orang beriman, namun secara batiniah mereka menyamai orang kafir. Mereka adalah orang-orang munafik, yang termasuk penghuni neraka paling bawah.
Sifat munafik adalah ancaman serius bagi kehidupan umat Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah SWT maupun sesama manusia. Seorang munafik menampakkan keimanan di luar, namun menyembunyikan kekufuran atau ketidakikhlasan di dalam hati. Mereka sering berbohong, mengingkari janji, dan tidak konsisten dalam tindakan.
Hal ini terjadi pada masa Hijrahnya Rasulullah SAW. Dalam kitab Rahiqul Makhtum, Safiur Rahman Mubarakfuri menyebutkan tantangan yang dihadapi kaum Muslimin di Madinah adalah kaum munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay. Mereka enggan berperang bersama Rasulullah, merusak persaudaraan, dan menyebar fitnah di Madinah.
Dalam Perang Uhud, setelah kemenangan awal di Perang Badar, sebagian orang munafik merasa takut dan kecewa ketika musuh kembali menyerang. Mereka berpura-pura setia kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi hati mereka tidak sepenuhnya beriman. Mereka menyebarkan keraguan di kalangan kaum Muslimin dan berusaha menghindari peperangan.
Begitu pula dalam Perjanjian Hudaibiyah antara Nabi Muhammad SAW dan orang Quraisy, beberapa orang munafik berusaha menghasut umat Islam dan merusak perjanjian tersebut. Mereka menunjukkan kesetiaan di luar, tetapi hatinya penuh kebencian dan pengkhianatan terhadap Islam.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT, Rasulullah SAW telah mengajarkan kita tentang ciri-ciri orang munafik yang perlu kita waspadai, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits berikut:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Artinya: "Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah ia khianat."
Hadits ini bekaitan dengan keimanan seseorang, Imam Al-Kirmani dalam kitab Fathul Bari, dalam bab 'alamatul munafiq, halaman 111 menjelaskan:
أَنَّ النِّفَاقَ عَلَامَةُ عَدَمِ الْإِيمَانِ
Artinya, "Sifat Munafik itu adalah tanda dari tidak adanya iman."
Jamaah yang dirahmati Allah
Sifat munafik adalah ancaman serius bagi kita semua. Orang munafik sering mengingkari janji, baik kecil maupun besar, dan tidak menjaga kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Mereka beribadah dan beramal hanya untuk dilihat orang, bukan karena Allah semata. Allah SWT memberikan peringatan keras tentang sifat ini dalam Surat An-Nisa' ayat 145, di mana Allah menyebutkan bahwa orang-orang munafik akan mendapatkan tempat paling rendah di neraka. Ini adalah ancaman yang sangat serius. Allah SWT berfirman:
اِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ فِى الدَّرۡكِ الۡاَسۡفَلِ مِنَ النَّارِ ۚ وَلَنۡ تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيۡرًا ۙ
Artinya: "Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka."
Ayat ini menunjukkan betapa rendahnya kedudukan orang munafik di neraka. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga hati agar terhindar dari sifat munafik. Salah satu cara menghindarinya adalah dengan selalu ikhlas dalam beribadah, jujur dalam setiap perkataan, dan menepati janji. Kita harus berusaha menjaga konsistensi dalam amal dan perilaku, baik di hadapan Allah maupun sesama manusia.
Kita semua harus berusaha menumbuhkan keimanan yang tulus dalam hati dan menjauhi segala bentuk kemunafikan. Semoga kita termasuk orang-orang yang ikhlas dalam beribadah dan konsisten dalam menjalankan amanah. Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah SWT, momentum Ramadan adalah kesempatan berharga untuk memperbaiki diri. Kita berharap agar Allah selalu memberikan ampunan, kekuatan, dan petunjuk kepada kita. Semoga kita menjadi pribadi yang menjaga niat dan amalan hanya untuk Allah semata.
Akhir kalam, marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sifat munafik. Senantiasa memperbaiki iman, mengikhlaskan niat dalam setiap amalan, dan berusaha jujur dalam setiap perkataan dan tindakan. Jangan biarkan kemunafikan merusak hubungan kita dengan Allah dan sesama umat Islam. Semoga kita dapat menjalani Ramadan tahun ini dengan penuh keikhlasan, menghindari sifat munafik, dan meraih keberkahan yang Allah janjikan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ اِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Ustadz Azmi Abubakar, Penyuluh Agama Islam Asal Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar