Ansor dan Banser Jombang Dirikan Posko Mudik di Tambelang, Gus Fiqi: Totalitas dalam Mengabdi - Duta.co Berita Harian Terkini
JOMBANG | duta.co – PC GP Ansor dan Satkoryon Banser Jombang kembali mendirikan Posko mudik lebaran dan rest area. Kali ini, berada di lokasi PAC GP Ansor dan Banser Kecamatan Tembelang.
Untuk bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri tahun 2025, PAC Ansor dan Satkoryon Jombang mendirikan 22 posko demi keamanan serta kenyamanan warga serta para pemudik dalam merayakan idul Fitri.
“Untuk posko Ansor dan Banser Kecamatan Tembelang merupakan jalan penyambung antara Jombang, Lamongan dan Tuban,” kata Kasatkorcab Banser Jombang, Amirul, Jumat (28/3) disela-sela apel pembukaan posko.
Sementara itu, ketua Ketua PC GP Ansor, Taufiqi Fakkaruddin Assilah, dalam sambutannya mengingatkan para kader Ansor dan Banser untuk selalu bersholawat dalam menjalani aktivitas, apa lagi saat ini sedang menjalankan ibadah puasa, serta menjaga keamanan para pemudik dengan mendirikan posko.
“Apa lagi saat panjenengan sedang menjaga posko mudik, menjaga keamanan maka amankan diri kita dengan sholawat,” kata Gus Fiqi, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Gus Fiqi juga meminta supaya para kader Ansor dan Banser harus memiliki jiwa totalitas dalam pengabdian kepada organisasi dan rakyat, serta jangan takut untuk terus berkarya menggali potensi yang dimiliki dalam melakukan kebaikan.
“Jika kalian mampu, bisa dan baik jangan takut untuk memimpin serta terus berkarya demi kemajuan organisasi,” pintanya, sembari mengingatkan para senior untuk memberikan ruang kepada junior dalam memajukan organisasi.
“Untuk senior jangan jadi tunggak buat juniornya, dan jika kalian mampu baik serta iklas dalam pengabdian pasti banyak yang melihat dan akan dinaikkan derajatnya oleh Allah,” tegasnya.
Cicit motor penggerak berdirinya NU, KH Wahab Hasbullah ini menceritakan awal berdirinya NU yang dipimpin seorang pengusaha bernama H Hasan Basri Sagipoddin, yang dikenal dengan KH Hasan Gipo (Ketua PBNU pertama).
Saat itu, Mbah Wahab, kata anggota DPRD Jombang ini, menceritakan, meskipun menjadi motor pendiri beliau tidak mau menjadi Ketua karena sadar jika organisasi ini harus dipimpin seorang saudagar, mempunya energi besar menjalankan organisasi.
“Tidak seperti sekarang, tidak menghidupkan NU malah menumpang hidup di NU, maka jangan sampai kader Ansor dan Banser hidup numpang di NU, namun harus total dalam pengabdian,” pungkasnya. (din)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar