Internasional
Diplomasi Pemuda BRICS+, Pengurus Fatayat NU Raih Penghargaan Tertinggi Parlemen Rusia
Moskow, NU Online
Safina Lutfiah Zahro, anggota Fatayat Nahdlatul Ulama Federasi Rusia menerima Piagam Penghargaan dari Duma Negara Federasi Rusia, majelis rendah dalam Majelis Federasi Rusia yang berperan sebagai salah satu lembaga legislatif utama negara.
Penghargaan itu diberikan dalam forum BRICS Education Council di kampus Moscow State Institute of International Relations (MGIMO), Moskow, Rusia, Senin (31/1/2025). Seremoni itu dihadiri Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow Prof Khoirul Rosyadi, serta delegasi dari negara-negara anggota BRICS+.
Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada perempuan asal Pati, Jawa Tengah itu sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi signifikannya dalam memperkuat jejaring pemuda BRICS+ dan mempromosikan peran Indonesia di kancah global.
Sebab, mahasiswa studi magister Politik Ekonomi ASEAN di MGIMO University, Rusia itu membantu dalam pengembangan BRICS+ International School di Moskow. Ia juga membuka kelas Indonesia untuk siswa-siswi Rusia.
Dalam pidatonya, Safina menekankan pentingnya kolaborasi nyata antar generasi muda negara-negara yang tergabung dalam BRICS+. Karenanya, muncul inisiasi BRICS Educational Adventures, yaitu program inisiatif pemuda BRICS+ yang dirancang untuk memperkuat integrasi pendidikan dan budaya di antara negara-negara anggota melalui pendekatan kreatif dan kolaboratif.
"Melalui inisiatif seperti 'BRICS Educational Adventures', kami berkomitmen untuk melibatkan tidak hanya pemuda, tetapi juga sektor swasta dan pemerintah negara-negara BRICS. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk bersama-sama membangun arsitektur dunia baru yang lebih adil," ujar Safina yang juga aktif membina komunitas Muslimah melalui Fatayat NU Rusia.
Sementara itu, Ketua BRICS Education Council Gunay Abilova menyampaikan apresiasi tinggi atas kontribusi Safina dalam upayanya mengembangkan jejaring BRICS+.
“Safina adalah contoh pemuda Indonesia yang sangat aktif. Dengan kemampuan diplomasinya, ia berupaya keras memadukan Indonesia dengan pemuda BRICS melalui aksi nyata," kata associate professor MGIMO itu.
Pencapaian ini menegaskan peran strategis generasi muda Indonesia dalam membangun tatanan dunia yang lebih inklusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar