Kesehatan Mental
Gangguan Psikologis Jemaah Haji 2025 Melonjak: Dari Stres Akut hingga Disorientasi

Kompas.tv - 15 Mei 2025, 07:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejak kloter pertama jemaah calon haji tiba di Madinah awal Mei 2025, muncul fenomena yang cukup mengkhawatirkan.
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah mencatat lonjakan kasus gangguan psikologis, terutama reaksi stres akut dan gangguan penyesuaian, yang dialami oleh puluhan jemaah, mayoritas lansia.
Meski penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, dan diabetes tetap mendominasi kunjungan medis, tim medis kini memberikan perhatian serius pada masalah kejiwaan, yang dinilai bisa berdampak langsung pada kelancaran ibadah.
Baca Juga: Hadapi Suhu 40 Derajat di Madinah, Jemaah Haji Diimbau Hemat Energi
Pemicu Utama: Tekanan Psikologis dan Lingkungan Baru
Menurut dr. Kusufia Mirantri, Sp.KJ, psikiater di KKHI Madinah yang akrab disapa dr. Upi, perubahan drastis dalam rutinitas, cuaca ekstrem, serta jauh dari keluarga menjadi pemicu utama stres jemaah.
“Banyak jemaah, terutama lansia atau mereka yang memang sudah memiliki kerentanan, kesulitan dalam beradaptasi. Gejala yang muncul bisa berupa gangguan tidur, kecemasan berlebih, hingga keluhan psikosomatis,” jelas dr. Upi dalam keterangannya, Senin (12/5/2025) mengutip Kompas.com.
Kondisi ini diperparah oleh suhu panas ekstrem yang mencapai 45 derajat Celsius, serta tekanan emosional saat menjalani ibadah yang intens.
Waspadai Tanda-Tanda Gangguan Mental: Jangan Anggap Sepele
Dr. Upi menekankan pentingnya peran ketua rombongan, petugas kesehatan, dan sesama jemaah untuk mengenali gejala gangguan psikologis sejak dini.
Tanda-tanda awal yang wajib diwaspadai meliputi:
- Perubahan perilaku drastis: Jemaah yang biasanya ceria tiba-tiba menjadi pendiam, mudah marah, atau menarik diri.
- Insomnia atau gangguan tidur: Sulit tidur meski tubuh lelah, sering terbangun malam, atau merasa tidak segar meski sudah tidur.
- Kecemasan ekstrem: Takut tanpa sebab, panik saat berada di keramaian, enggan keluar kamar meski diajak.
- Disorientasi: Kebingungan soal waktu, tempat, bahkan tak mengenali teman sekamar.
- Mood swing ekstrem: Tiba-tiba menangis tanpa sebab atau marah karena hal sepele.
- Pendekatan Empati, Bukan Stigma
Baca Juga: 2 Calon Haji Mendadak Teriak dan Kabur Mau Cari Makan Sapi, Dokter: Gejala Demensia Muncul
Jika mendapati tanda-tanda tersebut, dr. Upi menyarankan agar pendamping tidak langsung menyimpulkan atau menghakimi, tapi segera memberikan dukungan emosional.
“Segera laporkan ke ketua rombongan atau Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK). Mereka bisa melakukan penilaian awal dan, jika perlu, merujuk ke KKHI untuk penanganan lebih lanjut,” tegasnya.
Upaya deteksi dini dan pendekatan empatik menjadi kunci agar jemaah yang mengalami gangguan bisa tetap menjalankan ibadah dengan tenang.

Kami memberikan ruang untuk
Anda menulis
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Daftar di sini
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar