Peristiwa Haji Wada’ - Lirboyo net - Opsiinfo9

Post Top Ad

demo-image

Peristiwa Haji Wada’ - Lirboyo net

Share This
Responsive Ads Here

 

Peristiwa Haji Wada’ - Lirboyo

Gambar-WhatsApp-2025-04-26-pukul-20.16.22_0a7d0ca2

Pengorbanan Rasulullah SAW

Rasulullah SAW telah berjuang dengan penuh pengorbanan demi tegaknya Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Masyarakat yang dulunya hidup dalam kebodohan (Jahiliyah) berubah menjadi masyarakat yang beradab dan berakhlak mulia.

Perjuangan beliau dalam berdakwah tidak berlangsung singkat, tetapi memakan waktu selama 23 tahun yang penuh ujian dan ancaman, bahkan nyawa beliau pun sering terancam. Namun, dakwah beliau akhirnya berhasil dan hampir seluruh Jazirah Arab memeluk Islam.

Haji Wada’

Pada hari Kamis, 6 Dzulqa’dah tahun 10 H, Rasulullah SAW melaksanakan haji terakhirnya, yang terkenal dengan nama Haji Wada’. Ini menjadi penanda bahwa tugas kenabian beliau telah sempurna.

Syaikh Ibnu Atsir menjelaskan dalam kitab al-Kamil fi at-Tarikh mengenai peristiwa itu:

Rasulullah ﷺ berangkat untuk menunaikan haji pada lima hari terakhir bulan Dzulqa’dah. Beliau tidak membicarakan kepada manusia kecuali tentang haji. Ketika beliau tiba di daerah Sarif, beliau memerintahkan orang-orang agar berniat umrah, kecuali mereka yang membawa hewan kurban (hadyu). Rasulullah ﷺ sendiri telah membawa hewan kurban, begitu pula beberapa orang bersamanya.

Ali bin Abi Thalib datang dan saat itu ia dalam keadaan ihram. Maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya:

“Lepaskanlah ihrammu sebagaimana teman-temanmu melepaskannya.”

Ali menjawab: “Sesungguhnya aku telah berniat sebagaimana Rasulullah ﷺ berniat.”

Maka ia tetap dalam keadaan ihram. Rasulullah ﷺ menyembelih hewan kurban atas nama beliau sendiri dan atas nama Ali.

Mengajar tata cara haji

Beliau berhaji bersama kaum Muslimin, beliau memperlihatkan kepada mereka manasik (tata cara) haji yang baik dan benar, mengajarkan kepada mereka sunnah-sunnah haji, dan menyampaikan khutbahnya yang di dalamnya beliau menjelaskan berbagai hal termasuk umur beliau yang seakan tidak lama lagi menemui ajal.

Orang yang menyampaikan khutbah beliau kepada orang banyak di Arafah adalah Rabi’ah bin Umayyah bin Khalaf, karena banyaknya jumlah orang yang hadir.

Kemudian beliau berkhutbah:

Khutbah Rasulullah

أَيُّهَا النَّاسُ اسْمَعُوا قَوْلِي، فَلَعَلِّي لَا أَلْقَاكُمْ بَعْدَ عَامِي هَذَا بِهَذَا الْمَوْقِفِ أَبَدًا.

Wahai manusia, dengarkanlah ucapanku, karena sesungguhnya aku tidak tahu apakah aku akan bertemu dengan kalian lagi setelah tahun ini di tempat ini untuk selamanya.

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، وَكُلُّ رِبًا مَوْضُوعٌ، لَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ، وَإِنَّ رِبَا الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ مَوْضُوعٌ كُلُّهُ، وَكُلُّ دَمٍ كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ، وَأَوَّلُ دَمٍ أَضَعُ دَمُ ابْنِ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ – وَكَانَ مُسْتَرْضَعًا فِي بَنِي لَيْثٍ، فَقَتَلَتْهُ هُذَيْلُ.

Wahai manusia, sesungguhnya darah kalian dan harta kalian adalah haram atas kalian (untuk ditumpahkan dan diambil) seperti kehormatan hari kalian ini. Seluruh riba telah terhapuskan. Kalian berhak atas pokok harta kalian. Riba Abbas bin Abdul Muthalib seluruhnya dihapuskan. Darah (pembunuhan) masa Jahiliyah pun dihapuskan, dan darah pertama yang aku hapus adalah darah anak Rabi’ah bin Al-Harits bin Abdul Muthalib—yang disusui di Bani Laits dan dibunuh oleh suku Hudzail.

أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَئِسَ أَنْ يُعْبَدَ بِأَرْضِكُمْ هَذِهِ أَبَدًا، وَلَكِنَّهُ يُطَاعُ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ، وَقَدْ رَضِيَ بِمَا تُحَقِّرُونَ مِنْ أَعْمَالِكُمْ.

Wahai manusia, setan telah putus asa untuk disembah di tanah kalian ini selamanya. Namun ia tetap ditaati dalam hal-hal kecil yang kalian anggap remeh.

أَيُّهَا النَّاسُ، ﴿إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ﴾ [التوبة: ٣٧]، وَإِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَ﴿إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا﴾ [التوبة: ٣٦] .

Wahai manusia, “Sesungguhnya menunda-nunda bulan haram (nasī’) itu adalah penambahan dalam kekafiran.” (QS At-Taubah: 37)

Dan sesungguhnya waktu (bulan-bulan) telah kembali seperti keadaan saat Allah menciptakan langit dan bumi. “Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah adalah dua belas bulan.” (QS At-Taubah: 36)

أَيُّهَا النَّاسُ، اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

Wahai manusia, perlakukanlah wanita dengan baik.”

Penutup

Rasulullah SAW menyempurnakan hajinya, yang merupakan Haji Wada’ (Haji Perpisahan) dan bisa disebut juga Haji Penyampaian (karena beliau menyampaikan semua ajaran haji secara langsung kepada umatnya). Setelah itu, beliau tidak pernah berhaji lagi. Dalam kesempatan ini beliau juga memperlihatkan tata cara haji kepada umat dan mengajarkan mereka semua manasik haji.

Referensi: Syaikh Ibnu Atsir, al-Kamil fi at-Tarikh, vol. 2 hal. 164-166

Baca juga Hari Kartini dan Emansipasi Wanita

Ikuti kami Pondok Lirboyo

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages