Cerita Ganif, Belasan Tahun Sewakan Rumahnya Jadi Penginapan Jamaah Haul Habib Ali di Solo - Tribunsolo

Central Informasi
By -
0

 

Cerita Ganif, Belasan Tahun Sewakan Rumahnya Jadi Penginapan Jamaah Haul Habib Ali di Solo - Tribunsolo.com


TribunSolo.com/Andreas Chris
SEWAKAN RUMAH - Rumah Ganif Marina, warga di gang Kelono Kampung Gurawan, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (9/10/2025). Banyak warga sekitar Masjid Riyadh Solo memanfaatkan even tahunan Peringatan Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi untuk menyulap rumahnya menjadi penginapan bagi jamaah yang datang dari luar Kota Solo. 
Tribun

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ganif Marina (61) warga Kampung Gurawan, Kelurahan Pasar Kliwon, Kota Solo menceritakan bagaimana kegiatan peringatan Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi yang digelar setiap tahun selalu menjadi momen penting bagi dirinya. 

Sejak belasan tahun lalu, keluarganya memiliki kebiasaan membuka penginapan dengan memanfaatkan rumahnya pada saat haul digelar.

Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi merupakan peringatan tahunan untuk mengenang sosok ulama besar yang dikenal sebagai penyusun Maulid Simtudduror, salah satu kitab maulid paling populer di dunia Islam.

Kegiatan ini digelar di Masjid RiyadhPasar Kliwon, Kota Solo — tempat yang menjadi pusat aktivitas dakwah para habaib dan keturunan Habib Ali di Indonesia.

Tradisi haul ini biasanya berlangsung selama tiga hari, dan setiap tahunnya menarik ribuan jamaah dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri.

Dalam acara tersebut, para jamaah mengikuti rangkaian kegiatan seperti pembacaan Maulid Simtudduror, dzikir bersama, tausiah dari habaib, serta doa untuk almarhum Habib Ali. 

Memiliki rumah yang hanya berjarak 250 meter dari lokasi pusat kegiatan yakni Masjid Riyadh, nyatanya membawa berkah tersendiri bagi Ganif dan keluarga.

Rumahnya yang berada di gang Kelono Kampung Gurawan sejak belasan tahun lalu memang telah ia manfaatkan untuk usaha penginapan bagi jamaah yang mengikuti kegiatan peringatan Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi tersebut.

"Ya sejak ibu saya masih ada mungkin lebih dari sepuluh tahun yang lalu rumah kami digunakan untuk penginapan," ungkap Ganif saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (9/10/2025).

Rumah Ganif Marina, warga di gang Kelono Kampung Gurawan, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (9/10/2025).
SEWAKAN RUMAH - Rumah Ganif Marina, warga di gang Kelono Kampung Gurawan, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (9/10/2025). Banyak warga sekitar Masjid Riyadh Solo memanfaatkan even tahunan Peringatan Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi untuk menyulap rumahnya menjadi penginapan bagi jamaah yang datang dari luar Kota Solo.

Meski rumahnya hanya memiliki 3 ruangan dan 4 kamar, dalam sekali kegiatan Haul, Ganif bisa menampung puluhan jamaah yang menginap.

Ganif menerangkan bahwa setiap jamaah yang menginap datang ke penginapannya dalam waktu yang berbeda-beda selama peringatan Haul Habib yang digelar selama tiga hari tersebut.

Penginapannya mulai ramai diisi oleh jamaah pada H-1 peringatan Haul digelar atau untuk tahun ini perkirakan jamaah mulai berdatangan pada hari Jumat (10/10/2025) besok.

"Biasanya sehari sebelumnya, tapi kalau datangnya jamaah itu berbeda-beda. Ada yang datang jam 7 malam, ada yang jam 9 malam tapi yang pasti sehari sebelumnya," lanjutnya.

Selain itu, Ganif mengaku tak kesulitan memasarkan penginapannya untuk jamaah Haul Habib. Sebab setiap tahunpun sudah ada rombongan yang menjadi pelanggan penginapannya.

"Ada yang sudah (pesan) lewat telpon dan WhatsApp. Ada yang langsung datang dan bayar kalau masih ada kamar kosong," urainya.

Memiliki 4 kamar dan 3 ruangan longgar, Ganif membandrol satu tamu yang menginap per hari dengan tarif Rp 200 ribu. 

Namun untuk tamu berkelompok, ada harga berbeda yang diberikan oleh Ganif.

"Saya pasang harga Rp 200 ribu per hari. Tapi kalau ada tamu rombongan saya tempatkan ke ruangan yang besar dan bisa muat sampai 50 orang," imbuh ibu dua anak tersebut.

Fasilitas setiap kamar yang ia sewakan antara lain berupa kasur, bantal dan guling sampai meja dan almari. 

Namun untuk fasilitas bagi penyewa rombongan, ia hanya menyediakan karpet dan alas tidur saja.

"Kalau yang ruang besar itu bisa muat satu bis, paling nanti saya kasih karpet dan bantal, tapi kalau kamar bisa muat 4 sampai 6 orang. Cuma kamar yang di lantai 2 itu bisa muat sampai 10 orang," jelasnya.

Tinggal di rumah yang sama, Ganif menjelaskan bahwa pada saat penginapannya penuh, dirinya akan mengungsi tidur di gudang bersama anak dan suaminya.

Namun apabila rumah milik keluarganya yang berdampingan dengan rumahnya belum disewa, maka akan ia tempati terlebih dahulu.

"Biasanya di sebelah sana (sembari menunjuk gudang bekas toko kelontong miliknya). Tapi kalau rumah sebelah yang disewakan belum ditempati tamu ya kita tidur di sana," sebut Ganif.

Memiliki 2 rumah warisan yang berdampingan, Ganif pun enggan rugi dan juga menyewakan rumah tersebut untuk jamaah Haul Habib.

Namun untuk rumah tersebut ia sewakan dalam bentuk keseluruhan atau satu rumah untuk tamu yang datang bersama keluarga dan tidak ingin dibarengi tamu lain.

Rumah tersebut ia sewakan dengan bandrol Rp 4 juta per hari.

Untuk fasilitas kamar mandi sendiri, setidaknya ada 2 kamar mandi di penginapan milik ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai pedagang angkringan tersebut.

Di sisi lain, Ganif juga menyewakan toilet umum bagi jamaah yang datang. 

"Ya di depan itu juga ada toilet, itu saya seakan untuk toilet umum. Kalau tarifnya buang air kecil Rp 2.000 dan mandi Rp 5.000," tambah dia.

Setidaknya, dengan menyewakan rumah untuk digunakan sebagai penginapan ia mampu mengantongi laba mencapai Rp 7 juta.

Adanya even peringatan Haul Habib selama 3 hari di Solo tersebut, Ganif pun mengaku bersyukur karena bisa mengantongi Rp 7 juta selama gelaran kegiatan.

"Ya untung, setahun sekali bisa dapat uang segitu. Ya kurang lebih Rp 7 juta bisa dapat soalnya," ungkap Ganif sambil berkelakar. 

Tak hanya dirinya, puluhan tetangganya juga melakukan hal serupa ketika menjelang peringatan Haul Habib akan digelar.

Bahkan Ganif menceritakan sampai ada tetangganya yang menyewakan rumah mereka sebagai penginapan dan memilih tinggal di desa selama gelaran Haul Habib dilaksanakan selama 3 hari.

"Kalau di kampung ini ada banyak, 20-an rumah lebih yang dijadiin penginapan dan ada juga yang buka toilet umum. Sampai ada yang milih sementara pulang ke desa pas rumahnya disewakan," pungkasnya.

Hal serupa juga dilakukan oleh Joko Yuniarso (52) warga Kampung Carangan, Kelurahan Baluarti yang mengambil kesempatan di even peringatan Haul Habib untuk menyewakan rumahnya.

Berbeda dengan Ganif, Joko menyewakan 2 kamar dan 1 ruang tamu untuk rombongan kecil dari 5 hingga 10 orang.

Namun demikian, Joko memilih untuk menyewakan rumahnya selama 3 hari langsung. Dan dalam 3 hari tersebut penyewa ia bandrol dengan tarif Rp 2 juta.

Sistem sewa per 3 hari atau selama gelaran Haul Habib dilaksanakan itu diakui Joko karena menurutnya lebih simpel dalam pengaturan tamunya.

"Satu rumah itu dihitungnya 3 hari itu sekitar Rp 2 juta. Tapi kalau dilihat dari tahun kemarin itu rumah saya bisa nampung 5 sampai 10 orang," ungkap Joko.

Dengan sistem sewa seperti itu, Joko juga menjelaskan bahwa dirinya pun telah mendapatkan langganan tamu tetap dari Lamongan dan Jakarta.

"Penyewanya biasanya rombongan sih, dan sebelum berangkat ke Solo sudah menghubungi kita. Ada yang keluarga ada rombongan biasa. Kalau rumah saya itu cuma 2 kamar sama satu ruang tamu," pungkasnya.

(*)

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
6/related/default