Habib Umar bin Hafidz di Monas: Indonesia Dimuliakan Allah karena Cahaya Iman dan Cinta Rasul
Ribuan jamaah memadati kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Jumat malam (17/10/2025), untuk menghadiri Tabligh Akbar bersama ulama kharismatik asal Yaman, Al Habib Umar bin Hafidz. Meskipun hujan turun deras, para jamaah tetap bertahan mengikuti majelis dzikir dan tausiah yang penuh keharuan itu.
Dalam tausiahnya, Habib Umar mengawali dengan doa agar hujan yang turun menjadi rahmat, bukan penghalang.
“Sebagaimana kalian bersabar terhadap hujan, semoga Allah merahmati kita di waktu kembalinya kita kepada-Nya,” ucapnya dengan suara lembut disambut gema aamiin dari lautan manusia.
Pengasuh lembaga pendidikan Darul Mustafa di Tarim, Hadramaut tersebut kemudian menyampaikan pesan pokok tentang hakikat iman, yakni mengagungkan Allah dan Rasulullah ﷺ.
Ia menegaskan, tidak semua orang yang beribadah berarti memiliki keagungan hati kepada Allah, sebab hanya orang beriman sejati yang dapat mengagungkan syiar-Nya.
“Ketaatan bisa tampak dari siapa pun, tapi mengagungkan Allah hanya lahir dari hati yang beriman,” tutur beliau.
Indonesia Dimuliakan dengan Cahaya Iman
Baca Juga:
Dalam bagian yang paling menyentuh, Habib Umar menyebut Indonesia sebagai negeri yang dimuliakan Allah karena sejak berabad-abad lalu telah disinari cahaya Islam dan cinta kepada Rasulullah.
“Sesungguhnya Allah telah memuliakan bumi Indonesia dari masuknya cahaya iman kepadanya, sejak abad-abad pertama, datang dari negeri-negeri jauh hingga abad ketujuh dan kedelapan,” jelasnya.
Beliau juga menegaskan bahwa penyebar Islam di Nusantara adalah para ulama dan keturunan Rasulullah dari kalangan Alawiyyin, yang dikenal karena akhlak mulia dan kelembutan dakwah.
“Maka kokohlah iman di hati-hati masyarakat Indonesia dan tersebarlah akhlak mulia di antara laki-laki dan perempuan, tua maupun muda,” ujar Habib Umar.
Doa untuk Indonesia dan Dunia Islam
Dalam suasana penuh khidmat, Habib Umar mengajak jamaah mengangkat tangan berdoa di bawah hujan rahmat. Beliau memohon agar Allah memperbaiki hati umat, menjaga para pemimpin, dan menjauhkan negeri ini dari bala dan fitnah.
“Wahai Allah, jadikan pandangan-Mu kepada kami pembenah bagi keadaan Indonesia dan semua Muslim,” doa beliau, disambut tangisan haru jamaah.
Baca Juga:
Habib Umar juga berdoa khusus untuk Palestina dan Gaza, agar Allah menolong kaum tertindas dan mengangkat penderitaan umat Islam di seluruh dunia.
“Ya Allah, angkatlah kesulitan untuk orang-orang Gaza dan seluruh Muslimin di barat dan timur,” seru beliau diiringi gema takbir.
Menutup dengan Kalimat Tauhid
Menjelang akhir tausiah, Habib Umar mengajak seluruh jamaah untuk memperbarui niat dan bertobat. Dengan suara bergetar, beliau mengajak hadirin melafalkan istighfar dan kalimat tauhid:
“La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah,”
“Semoga Allah memakaikan kepada kita pakaian keridaan-Nya dan cahaya Al-Qur’an menembus hati-hati kita.”
Makna Spiritual Tabligh Akbar Monas
Tabligh Akbar di Monas ini menjadi momentum penting bagi umat Islam Indonesia. Di tengah hujan yang membasahi malam, ribuan hati disatukan dalam dzikir dan cinta kepada Rasulullah ﷺ. Pesan Habib Umar menegaskan kembali jati diri bangsa ini sebagai negeri beriman yang tumbuh dari akhlak, ilmu, dan kecintaan kepada Allah.
Baca Juga:
Dakwah Habib Umar sangat dirasakan kesejukannya dan disambut dengan hangat oleh umat Islam di Indonesia. Umat Islam Indonesia selalu menyambutnya dengan sangat antusias. Apalagi, kakeknya yang kedua, Habib Hafidz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim juga berasal dari Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia.
Dengan kehadiran ulama besar dunia itu, Monas seolah menjadi saksi betapa Indonesia masih dijaga oleh doa-doa para pecinta Rasul. Sebagaimana Habib Umar menutup tausiah, “Semoga Allah mengumpulkan kita di dunia dan akhirat dalam keridaan-Nya, bersama Rasulullah yang mulia.”