Para Cendekiawan Bahas Masa Depan Pendidikan Pesantren dalam Seminar Nasional 2 Abad Pesantren Tambakberas
Kamis, 16 Oktober 2025 | 16:20 WIB
Seminar Nasional 2 Abad Pesantren Bahrul menghadirkan guru besar yang juga alumni Pondok Pesantren Tambakberas di Gedung Serbaguna KH Hasbullah Said Tambakberas, Kamis (16/10/2025). (Foto: NU Online Jombang/Umi Kholifah)
Penulis
NU Online Jombang,
Usia Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas yang telah 2 abad tak menyurutkan niatnya untuk terus berkembang. Hal ini terbukti dari digelarnya Seminar Nasional di Gedung Serbaguna KH Hasbullah Said Tambakberas, Jombang, Kamis (16/10/2025).
Seminar yang bertujuan untuk mengembangkan mutu pendidikan pesantren ini menghadirkan sederet guru besar yang juga alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang.
Hj Evi Fatimaturrusyidiyah, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya memaparkan, salah satu upaya untuk terus mengembangkan pesantren adalah dengan mengikuti digitalisasi zaman.

Baca Juga
Seminar Nasional 2 Abad Pesantren Bahrul Ulum, Prof Mahfud MD Ingatkan Peran Strategis Pesantren bagi Negara dan Bangsa
"Tak bisa dipungkiri kita sekarang hidup berdampingan dengan teknologi. Semua hal kini bisa diakses melalui internet, tak peduli di desa maupun kota, akses internet telah menjadi kebutuhan sekunder bahkan primer," paparnya.
Ia melanjutkan, digitalisasi tersebut bisa menjadi peluang bagi pesantren untuk berkembang melalui branding. "Jika tiap pesantren memiliki tim khusus untuk meningkatkan branding ini, bukan tidak mungkin semua pesantren di Indonesia akan berkembang pesat," lanjutnya.

Sejalan dengan itu, Nyai Hj Umdatul Choirot, Aktivis Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) menyebut, produksi konten positif di pesantren merupakan salah satu upaya mengembangkan pesantren.
"Ayo kita berkonten positif, ayo kita viralkan kajian-kajian dari kiai lokal pesantren kita. Menyebarkan konten kajian-kajian begini tidak hanya baik untuk branding pesantren tapi juga baik untuk kita yang menyebarkan, karena itu adalah ilmu," tuturnya.
Di samping itu, Prof H Ahmad Rofi’uddin, Guru Besar Universitas Negeri Malang mengungkapkan inovasi di pesantren bukan sekadar mengejar keterbaruan tapi seberapa besar menumbuhkan kebajikan.
Menurutnya, di era yang serba digital ini pesantren dituntut untuk terbuka dengan teknologi sembari menjaga keberpijakannya pada nilai-nilai dan tradisi pesantren.
Baca Juga
Simposium Bersama Sejumlah Profesor Alumni Bahrul Ulum Tambakberas Bahas Transformasi Pesantren
"Tugas kita ke depannya bukan hanya berinovasi, tapi juga tetap menjaga. Jangan sampai kita hanya fokus berinovasi tanpa menjaga ciri khas pesantren yaitu adab, sanad dan turats," ungkapnya.
KH A Mujib Imron, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Yasini Pasuruan juga berpendapat demikian, bahwa ada beberapa tradisi pesantren yang tidak boleh hilang di era apapun.
"Meski kita berada di zaman serba digital, kita tidak boleh meninggalkan tradisi kita. Ziarah kubur, sungkem, dan adab merupakan tradisi ala pesantren yang harus kita rawat sepanjang zaman," jelasnya.
Sebagai penutup, Hj Hanun Asrohah, Asosiasi Professor UIN Sunan Ampel Surabaya menjelaskan keunggulan pesantren zaman sekarang ialah telah memiliki lembaga formal yang tak kalah berkualitas.
Baca Juga
Talkshow 2 Abad Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Menakar dan Memastikan Masa Depan Pesantren
"Saat ini kurikulum pendidikan di lembaga pesantren telah memiliki kualitas yang baik. Jadi meski mondok di pesantren, kita tidak lagi khawatir tentang ijazah dan pekerjaan," katanya.
Kini meski lulusan pesantren, sambungnya, kita bisa melanjutkan ke manapun sesuai keinginan. "Maka, tantangan santri selanjutnya adalah bagaimana menyelaraskan iman, ilmu, teknologi dan akhlak," pungkasnya.