Profil Gus Maksum, Ulama Kharismatik Pesantren Lirboyo dan Pendiri Perguruan Silat Pagar Nusa
Selasa, 14 Oktober 2025 - 15:44 WIB
KH Maksum Jauhari alias Gus Maksum merupakan ulama kharismatik dari Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur sekaligus pendiri perguruan silat Pagar Nusa. Foto/pagarnusa
A
A
A
SOSOK KH Maksum Jauhari alias Gus Maksum merupakan ulama kharismatik dari Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Selain ulama, cucu pendiri Ponpes Lirboyo ini juga dikenal sebagai pendekar silat dan ahli bela diri.
Gus Maksum bahkan menjadi salah satu pendiri perguruan silat Pagar Nusa (PN) yang merupakan organisasi pencak silat di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Dia berperan besar dalam mengembangkan Perguruan Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa sebagai sarana dakwah dan bela diri bagi warga NU.
Baca juga: Profil Ponpes Lirboyo, Pesantren Salafi Terbesar di Indonesia yang Berdiri Lebih dari 1 Abad
Diketahui Pagar Nusa berdiri pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo dengan Ketua Umum pertamanya Gus Maksum.
Gus Maksum bahkan menjadi salah satu pendiri perguruan silat Pagar Nusa (PN) yang merupakan organisasi pencak silat di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Dia berperan besar dalam mengembangkan Perguruan Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa sebagai sarana dakwah dan bela diri bagi warga NU.
Baca juga: Profil Ponpes Lirboyo, Pesantren Salafi Terbesar di Indonesia yang Berdiri Lebih dari 1 Abad
Diketahui Pagar Nusa berdiri pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo dengan Ketua Umum pertamanya Gus Maksum.
Sosok Gus Maksum merupakan putra dari pasangan KH Abdullah Jauhari dengan Nyai Aisyah. Sedangkan kakeknya Gus Maksum, KH Abdul Karim atau Mbah Manaf merupakan pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
Gus Maksum diketahui lahir di Kanigoro, Kediri, 8 Agustus 1944. Dia sejak kecil tumbuh di lingkungan pesantren. Tak hanya belajar ilmu agama, dia juga sudah belajar ilmu bela diri sejak dini.
Ia belajar agama pada orang tuanya, yakni KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Setelah masuk SD Kanigoro, dia lalu melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, tetapi tidak sampai tamat karena lebih suka belajar dengan mengembara ke berbagai daerah untuk belajar dan berguru ilmu silat.
Baca juga: Kisah Kiai Mahrus Aly Lirboyo, Kirim Santri Syafii Sulaiman Menyusup dan Lucuti Senjata Jepang
Banyak orang yang mengisahkan kesaktian Gus Maksum saat kecil. Di antaranya mampu melompat melayang dari satu tiang menuju tiang lainnya di Masjid Kanigoro hingga pernah melempar seekor kuda seperti hanya melempar sandal.
Dengan keistimewaan itu, Gus Maksum kemudian tumbuh menjadi sosok kiai yang cukup menarik. Penampilan nyentrik khasnya berupa rambut panjang, berjenggot dan berkumis lebat.
Kepiawaian Gus Maksum dalam silat telah dibuktikan melalui beberapa momen berbeda. Di antaranya saat diundang menghadiri pertandingan silat di Kediri Timur.
Kala itu, Gus Maksum bertarung melawan pendekar silat dari berbagai macam aliran yang sudah berkumpul. Berbekal kemampuan yang terlatih sejak kecil, dia mampu mengalahkan musuh-musuhnya.
Namanya juga sering terdengar saat ikut komando penumpasan PKI dan antek-anteknya di wilayah Kediri. Salah satu kisah yang menunjukan karomah Gus Maksum terjadi saat dia bentrok dengan orang-orang PKI di Alun-alun Kediri.
Dikisahkan, Gus Maksum yang maju sendirian mampu mengalahkan belasan orang-orang PKI. Setiap tebasan senjata musuh tidak pernah bisa mengenai tubuhnya.
Gus Maksum juga disebut kebal terhadap santet. Menurutnya, orang Muslim tidak perlu khawatir terhadap santet, karena hal tersebut hanya dilakukan oleh orang-orang kafir atau murtad. Satu poin penting adalah selalu ingat kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya.
Pada akhir hayatnya, Gus Maksum wafat pada 19 November 2003. Jenazahnya dimakamkan di kompleks Pesantren Lirboyo, Kediri.
Meski telah berpulang, warisan Gus Maksum tetap hidup melalui ilmu yang telah diturunkan kepada murid-muridnya dan organisasi Perguruan Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa.
(shf)