Khutbah Jumat: Bulan Rajab, Momentum Mengobati Hati - NU Online
Khutbah Jumat: Bulan Rajab, Momentum Mengobati Hati
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:00 WIB

Ilustrasi mengobati hati dengan bertaubat di bulan Rajab. (Foto: Istimewa)
Penulis
Naskah Khutbah Jumat ini mengajak seluruh umat Islam untuk mengobati hati dengan cara bertaubat kepada Allah SWT, khususnya pada momentum bulan Rajab yang mulia.
Di antara yang bisa dilakukan dalam mengobati hati ialah dengan membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang tercela dan menjauhi dari segala maksiat. Sungguhlah, perbuatan ini merupakan sebaik-baiknya perbuatan.
Silakan naskah Khutbah Jumat ini dibagi dan digandakan sebagai sarana saling mengingatkan dalam kebaikan. Semoga bermanfaat. (Redaksi)
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا بِشَهْرِ رَجَبَ، وَهُوَ الَّذِيْ اصْطَفَى نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا ﷺ الْمُجْتَبَى الْمُؤَيَّد. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمَ وَبَارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلَى مَنْ بِهِ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ يَوْمَ الْمَآبِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعِبَادِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى سَائِرِ الْأَعَاجِمِ وَالْعَرَب. أما بعد

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Baca Juga
Khutbah Jumat Bulan Rajab: Saatnya Bertobat dan Meningkatkan Ibadah
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia,

Dari atas mimbar ini khatib berwasiat kepada jamaah shalat Jumat sekalian dan khususnya kepada diri khatib pribadi, mari kita semua untuk selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT, yakni dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan segala perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya.
Hadirin rahimakumullah,
Saat ini kita telah memasuki salah satu bulan mulia, yaitu bulan Rajab. Bulan di mana Nur Muhammad ditiupkan pada rahim perempuan mulia, Sayyidati Siti Aminah. Dari segi bahasa Rajab berasal dari kata “tarjib” yang berarti mulia dan agung. Dari namanya saja menjadi simbol kemuliaannya. Karena saking mulianya, sehingga menjadikan Rajab sebagai bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah SWT.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Menata Hati dengan 7 Perbuatan
Nabi Muhammad SAW dalam memuliakan bulan Rajab sampai memanjatkan doa sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmad:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya'ban, semoga Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadhan.”
Dari doa Nabi SAW di atas, sangat jelas bahwa bulan Rajab menjadi bulan yang menjadi awal dari rangkaian terpenting ibadah umat Islam di seluruh dunia, yakni bulan suci Ramadhan.
Hadirin rahimakumullah,
Di bulan Rajab yang mulia ini marilah kita semua untuk selalu bertaubat kepada Allah SWT, dengan cara membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang tercela dan menjauhi dari segala maksiat.
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga syarat agar taubat kita diterima oleh Allah SWT. Pertama, menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita perbuat. Kedua, meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan. Ketiganya harus kita laksanakan agar taubat kita benar-benar diterima oleh Allah SWT.
Dengan memperbanyak istighfar di mulut dan di hati, merupakan salah satu bukti kita ingin bertaubat. Meski nantinya berbuat dosa kembali, setidaknya kita akan tetap selalu bertaubat kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW, Nabi yang mulia dan terjaga dari dosa saja selalu beristighfar 1000 kali setiap hari. Hal ini dilakukan untuk memberikan pembelajaran dan pengajaran langsung kepada umatnya.
Hadirin rahimakumullah,
Salah satu penyebab yang menjadikan kita selalu melakukan dosa adalah karena matinya hati. Karena hati yang mati cenderung susah untuk menerima nasihat, susah diajak kepada kebaikan, dan susah untuk memperbaiki diri. Ia justru akan selalu menjauh dari kebenaran.
Dalam Lubabul Hadits halaman 73, Nabi Muhammad SAW bersabda: bahwa ada tiga hal yang dapat menyebabkan matinya hati; yakni senang tidur, senang bersantai-santai dan senang makan.
Syekh Abdullah Al-Haddad berkata bahwa sebuah kebiasaan –entah kebiasaan baik ataupun buruk– jika dilakukan secara terus menerus seiring berjalannya waktu akan melekat erat pada diri pelakunya.
Untuk itu, di awal bulan Rajab ini kita harus selalu menghidupkan hati yang mati. Yang masih banyak tidur, mari bangun malam untuk meningkatkan shalat malam kita kepada Allah. Yang masih bersantai-santai mari bangkit untuk bekerja dan lebih giat lagi mencari hal yang bermanfaat dan berkah. Bisa juga mulai menabung sedikit demi sedikit untuk mempersiapkan puasa di bulan Ramadhan, sehingga tidak terlalu ngoyo mencari harta dan melupakan puasa.
Dan yang masih banyak makan, mari kurangi dan syukur-syukur di bulan Rajab nanti mulai latihan berpuasa sunnah, karena puasa sunnah merupakan latihan yang sangat baik untuk menghadapi puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Puasa sunnah di bulan Rajab memiliki keistimewaan yang luar biasa, seperti yang diriwayatkan Imam Baihaqi berikut ini:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ نَهْرًا يُقَالُ لَهُ رَجَبٌ رَجَبٌ، أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ مَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ يَوْمًا وَاحِدًا سَقَاهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ
Artinya: “Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamai dengan ‘Rajab’ , lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Siapa yang berpuasa dari bulan Rajab sehari saja, maka Allah akan memberinya minum dari sungai itu.”
Selain itu, diriwayatkan dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi ﷺ bersabda: Siapa yang berpuasa di hari pertama bulan Rajab, maka itu setara dengan puasa selama satu tahun. Siapa yang berpuasa tujuh hari, maka ditutup baginya tujuh pintu neraka. Siapa yang berpuasa di bulan Rajab selama sepuluh hari, maka akan ada seruan dari langit: “Mintalah apa saja, Engkau akan diberi.” (HR Abu Nuaim dan Ibnu Asakir)
Ada pula ungkapan dari kata mutiara ulama bahwa “Perbaikilah hati kalian, niscaya kalian akan mudah melihat jalan menuju tujuan”. Salah satu cara menjadi manusia yang selalu baik adalah dengan selalu memperhatikan hatinya, apakah hatinya baik atau buruk, apakah hatinya masih beriman kepada Allah atau sudah mulai memudar. Karena dengan itu berarti kita selalu waspada dan mawas diri. Karena sebaik-baik manusia adalah yang selalu memperhatikan hatinya dan membersihkannya.
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia,
Demikianlah khutbah Jumat yang singkat ini, semoga bisa menjadi pemantik bagi kita semua untuk selalu berbuat baik dan memperbaiki diri dari berbagai sifat yang tercela. Dan semoga kita semua bisa berjumpa dengan bulan yang mulia, mulai dari Rajab, Sya'ban dan Ramadhan. Aamiin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ
فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
*) Ustadz Moch Rofii Boenawi, Ketua Pengurus Anak Ranting NU Perumahan Jetis Permai Mojokerto.