0
News
    Home Featured Khotbah Jum'at Khutbah Jum'at Spesial

    Khutbah Jumat: Teladan Rasulullah dalam Membumikan Toleransi - NU Online

    12 min read

     

    Khutbah Jumat: Teladan Rasulullah dalam Membumikan Toleransi



    Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis, suku dan keberagaman agama. Untuk menjaganya, bangsa Indonesia memerlukan berbagai macam usaha dalam menjaga persatuan dan kesatuan tetap utuh. Salah satu caranya ialah dengan selalu mengedepankan toleransi satu sama lain. Sebagai umat Islam, Rasulullah Saw merupakan suri tauladan yang menuntun umat Islam dalam jalan kebenaran. Termasuk dalam mengajarkan toleransi antar umat beragama. 

     

    Teks khutbah Jumat berikut berjudul “Khutbah Jumat: Teladan Rasulullah dalam Membumikan Toleransi”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! 

     

    Khutbah I
     

    الْحَمْدُ للهِ. الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ الِاخْتِلَافَ بَيْنَ الْبَشَرِ سُنَّةً مِنْ سُنَنِ الْحَيَاةِ، وَجَعَلَ التَّعَارُفَ وَالتَّعَايُشَ سَبِيلًا لِلسَّلَامِ وَالْوِئَامِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، وَهَادِيًا لِلنَّاسِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الَّذِي أَرْسَىٰ قَوَاعِدَ التَّسَامُحِ، وَأَقَامَ دَعَائِمَ الْعَدْلِ، وَجَمَعَ بَيْنَ النَّاسِ عَلَىٰ أَسَاسِ الْكَرَامَةِ الْإِنْسَانِيَّةِ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
     

    قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

     

    Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt 

    Mengawali khutbah Jumat pada siang hari ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt. Dzat yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan terutama nikmat iman dan Islam yang merupakan nikmat terbesar yang kita miliki.

     

    Tak lupa pula shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw. Juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Amin ya Rabbal ‘alamin

     

    Khatib juga mengajak pada jamaah sekalian, sekaligus diri khatib pribadi agar selalu meningkatkan takwa kepada Allah swt. Dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

     

    Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt, 

    Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis, suku dan keberagaman agama. Untuk menjaganya, bangsa Indonesia memerlukan berbagai macam usaha dalam menjaga persatuan dan kesatuan tetap utuh. Salah satu caranya ialah dengan selalu mengedepankan toleransi satu sama lain. Termasuk dalam hal ini ialah toleransi antar umat beragama.

     

    Sebagai umat Islam, Rasulullah saw merupakan teladan yang menjadi tuntunan dalam segala hal. Termasuk dalam mengajarkan toleransi dan memandang keberagaman. Dalam Al-Qur’an, Allah swt menjelaskan bahwa dalam diri Rasulullah saw terdapat suri tauladan yang baik bagi mereka yang mengharapkan pahala dari Allah dan kebaikan di hari akhir.

     

    Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21:

    لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

    Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah”. (Qs. Al-Ahzab: 21).

     

    Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt, 

    Syekh Nawawi Banten dalam tafsirnya, Marah Labid juz 2 halaman 250, menjelaskan bahwa teladan Nabi saw merupakan akhak yang baik yang wajib diikuti dalam permasalahan agama. Adapun dalam urusan dunia sunnah untuk diikuti. Semua itu berlaku bagi yang mengharapkan pahala dan rahmat dari Allah swt.

     

    Ia berkata:
     

    أَيْ خَصْلَةٌ حَسَنَةٌ حَقُّهَا أَنْ يُقْتَدَي بِهَا عَلَى سَبِيْلِ الْإِيْجَابِ فِيْ أُمُوْرِ الدِّيْنِ، وَعَلَى سَبِيْلِ الْاِسْتِحْبَابِ فِيْ أُمُوْرِ الدُّنْيَا لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ 
     

    Artinya: “Pekerti yang baik yang wajib diikuti dalam permasalahan agama dan dianjurkan dalam permasalahan dunia bagi orang-orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir”.

     

    Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt, 

    Salah satu pekerti baik yang diajarkan oleh Rasulullah saw ialah bagaimana cara kita, sebagai umat Islam dalam memandang perbedaan. Rasulullah saw mengajarkan kepada kita untuk selalu bersikap toleran terhadap setiap perbedaan yang terjadi. Baik itu perbedaan suku, etnis, pandangan bahkan keyakinan beragama.

     

    Hal tersebut tercermin dalam perintah Allah swt kepada Nabi Muhammad untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap nonmuslim selagi mereka tidak memerangi umat Islam.

     

    Allah swt berfirman dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8-9:
     

    لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ اِنَّمَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ قَاتَلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَاَخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوْا عَلٰٓى اِخْرَاجِكُمْ اَنْ تَوَلَّوْهُمْۚ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

     

    Artinya: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
     

    Sesungguhnya Allah hanya melarangmu (berteman akrab) dengan orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama,  mengusirmu dari kampung halamanmu, dan membantu (orang lain) dalam mengusirmu. Siapa yang menjadikan mereka sebagai teman akrab, mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Mumtahanah: 8-9).

     

    Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt, 

    Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya, Mafatihul Ghaib, juz 29 halaman 521, menjelaskan bahwa terjadi perbedaan pandangan terkait sebab turunnya ayat di atas. Mayoritas ulama menjelaskan bahwa ayat di atas turun untuk Suku Khuza’ah. Mereka memiliki perjanjian damai dengan Nabi Muhammad saw untuk meninggalkan saling bermusuhan dan berperang satu sama lain. Kemudian Nabi memerintahkan untuk berbuat baik kepada mereka.

     

    Ar-Razi berkata:
     

    فَالْأَكْثَرُونَ عَلَى أَنَّهُمْ أَهْلُ الْعَهْدِ الَّذِينَ عَاهَدُوا رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى تَرْكِ الْقِتَالِ، وَالْمُظَاهَرَةِ فِي الْعَدَاوَةِ، وَهُمْ خُزَاعَةُ كَانُوا عَاهَدُوا الرَّسُولَ عَلَى أَنْ لَا يُقَاتِلُوهُ وَلَا يُخْرِجُوهُ، فَأَمَرَ الرَّسُولُ عَلَيْهِ السَّلَامُ بِالْبِرِّ وَالْوَفَاءِ إِلَى مُدَّةِ أَجَلِهِمْ
     

    Artinya: “Mayoritas ulama berpendapat bahwa ayat di atas turun untuk orang-orang yang membuat perjanjian dengan Rasulullah saw dalam meninggalkan untuk berperang dan bermusuhan. Mereka adalah suku Khuzaah yang membuat perjanjian dengan Rasul untuk tidak saling berperang dan mengusirnya. Lalu Rasulullah saw memerintahkan untuk berbuat baik dan menepati janji dengan mereka”.

     

    Ada juga riwayat  dari Mus’ab bin Tsabit yang mengatakan bahwa ayat ini turun untuk Asma binti Abu Bakar yang kedatangan ibunya yang non muslim dengan membawa hadiah. Kemudian Asma tidak menerimanya dan bahkan tidak membiarkannya masuk ke dalam rumah. Asma meminta kepada Aisyah untuk menanyakannya kepada Nabi saw. Lalu Nabi Muhammad memerintahkan kepada Asma agar menerima ibunya masuk dan untuk menerima hadiahnya. 

     

    Dalam hal ini, ayat tersebut menjelaskan bagaimana seharusnya umat Islam bersikap dengan umat  beragama lainnya. Bagaimana seharusnya umat Islam bersikap baik dan adil, toleran dan saling menghargai antar umat beragama.

     

    Demikian khutbah Jumat pada siang hari ini. Semoga kita termasuk ke dalam umat Nabi Muhammad saw yang dapat meneladani tauladannya dan mengikutinya dengan baik.

     

    بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

     

    Khutbah II 

     

    الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ النَّاسَ مُخْتَلِفِينَ، وَجَعَلَ التَّقْوَىٰ مِيزَانَ التَّفَاضُلِ بَيْنَهُمْ، وَأَمَرَ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ إلى جَمِيعِ الْخَلْقِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ الَّذِي دَعَا إِلَى التَّسَامُحِ، وَنَهَىٰ عَنِ الظُّلْمِ وَالْعُدْوَانِ, وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ 

    أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
     

    اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
     

    عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ 

    Ustadz Alwi Jamalulel Ubab, Pegiat Literasi Keislaman Tinggal di Indramayu

    Komentar
    Additional JS