Kartu Nusuk Rawan Dijambret, Jemaah Haji Diimbau Tak Kalungkan di Leher - News Liputan6
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5230693/original/000117900_1748004596-WhatsApp_Image_2025-05-23_at_19.21.43.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta - Beredar sebuah imbauan di media sosial resmi Kementerian Agama. Disebutkan bahwa kartu nusuk kini menjadi target penjambretan dan pencurian. Maka itu, jemaah diminta tak mengalungkannya di leher.
Informasi tentang kerawanan itu juga tersebar di grup aplikasi perpesanan Whatsapp. Pengirim pesan menyebut pencuri atau penjambret kartu nusuk kerap langsung kabur dan masuk ke kerumunan sehingga sukar dilacak.
"Lansia dan perempuan rawan menjadi targetnya," bunyi pesan tersebut.
Terkait hal itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau agar kartu nusuk sebaiknya dimasukkan ke dalam tas paspor saja. Letakkan di kantung depan yang transparan agar memudahkan petugas yang memeriksa jemaah saat akan masuk ke area Masjidil Haram.
Di sisi lain, Kepala Bidang Pelindungan Jamaah (Kabid Linjam) PPIH Arab Saudi Harun Alrasyid mengaku belum menerima informasi tentang kerawanan penjambretan kartu nusuk secara detail. Pihaknya lebih sering menerima laporan kehilangan kartu nusuk atau tertinggal oleh jemaah.
"Kalau kartu nusuk digunakan untuk kejahatan ini masih didalami. Andaikata nanti berita itu berkembang, akan kami dalami lebih lanjut," sahutnya.
Hati-hati Jaga Kartu Nusuk
Hati-hati Jaga Kartu Nusuk
Suasana pendistribusian kartu nusuk dari syarikat ke jemaah haji Indonesia dibantu oleh petugas PPIH. (Foto: MCH 2025)... Selengkapnya
Ia kembali mengingatkan jemaah haji agar menjaga kartu nusuknya dengan baik. Bagaimana pun, itu menjadi akses jemaah haji untuk bisa beraktivitas di Masjidil Haram dan selama menjalani puncak haji di Arafah-Muzdalifah-Mina nanti. Tanpa itu, jemaah bisa tidak diizinkan melintas.
"Jangan pernah ditanggalkan dari tubuh kita karena rawan lupa," ujarnya.
Untuk lebih meningkatkan keamanan, ia menyarankan mengubah cara menggantungkannya ke tali. Allih-alih dikait seperti biasa, sebaiknya tali kainnya dijalin sedemikian rupa agar tidak mudah terlepas ketika berdesakan.
Di sisi lain, upaya akselerasi distribusi kartu nusuk kepada jemaah haji Indonesia menunjukkan hasil. Hingga Kamis, 22 Mei 2025, lebih dari 131 ribu jemaah telah menerima kartu yang menjadi paspor perhajian selama musim haji di Arab Saudi.
"Berdasarkan data dari Kementerian Haji Arab Saudi, hingga hari ini sudah ada 131.200 jemaah haji Indonesia yang telah menerima kartu Nusuk," terang Konsul Haji pada KJRI Jeddah Nasrullah Jasam di Jeddah, Kamis, 22 Mei 2025, dikutip dari rilis yang diterima Liputan6.com.
Baru 86 Persen Jemaah Haji Terima Kartu Nusuk

Ketua PPIH Muchlis M Hanafi menyatakan bahwa sekitar 35 ribu kartu nusuk belum didistribusikan dan diaktifkan jemaah Indonesia. (Foto: Dok. MCH 2025)... Selengkapnya
Kartu Nusuk diterbitkan oleh delapan syarikat atau syarikah penyedia layanan jemaah haji yang tahun ini digandeng pemerintah Indonesia. Mereka terdiri dari Rifadah, Rawaf Mina, Mashariq Dzahabiyah atau Sana Mashariq, Rifad, Mashariq Mutamayyizah atau Rakeen Mashariq, Dluyuful Bait, Rehlat wa Manafea, dan MCDC.
"Kalau dirata-rata untuk setiap Syarikah, ada sekitar 86 persen dari jemaah yang sudah hadir di Tanah Suci yang sudah menerima Nusuk," kata Nasrullah.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), per Jumat, 23 Mei 2025, pukul 10.00 WAS, 148.835 jemaah dari total 203.320 jemaah haji reguler tiba di Arab Saudi.
Dengan ribuan jemaah yang masih belum menerima nusuk, Ketua PPIH Arab Saudi menyiapkan tiga langkah untuk mempercepat pemberian kartu nusuk. Pertama, membuat operation room akselerasi distribusi kartu Nusuk.
"Sesuai arahan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, kami sudah membuat operation room untuk akselerasi distribusi Nusuk," terang Muchlis di Jeddah, Kamis, 22 Mei 2025.
3 Langkah PPIH Percepat Distribusi Kartu Nusuk

Ketua PPIH sekaligus Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Muchlis M Hanafi. (dok. MCH 2025)... Selengkapnya
Kedua, menunjuk penanggung jawab proses akselerasi distribusi kartu Nusuk pada level sektor dan daker. "Kita juga sudah menunjuk PIC dari masing-masing sektor dan daker," sebutnya.
Ketiga, menyiapkan pelaporan digital berbasis kloter. Setiap hari, ketua kloter akan memperbarui jumlah dan nama jemaah yang belum mendapatkan Nusuk. Petugas juga akan melaporkan perkembangan distribusi Nusuk melalui aplikasi agar bisa dipantau melalui Siskohat.
"Meski sebenarnya distribusi Nusuk ini adalah kewenangan Syarikah, kita mencoba menjembatani agar Syarikah bisa menjangkau jemaah haji secara lebih luas. Sebab, kartu Nusuk harus disampaikan langsung oleh Syarikah ke jemaah," katanya.
Ia menegaskan bahwa persoalan distribusi kartu nusuk tidak sepenuhnya di bawah kendali PPIH. Karena itu, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menaruh perhatian besar terkait persoalan ini dengan sering mengingatkan syarikah menyelesaikan tanggung jawabnya.
"Hari ini diharapkan distribusi Nusuk untuk semua Syarikah bisa di atas 90 persen," katanya.

Infografis Alur Layanan Safari Wukuf Jemaah Haji Lansia Non-Mandiri. (Foto: Kemenag)... Selengkapnya

Tidak ada komentar:
Posting Komentar