Kenali Tanda-tanda Kesehatan Jiwa yang Perlu Diwaspadai Jemaah Haji - Kompas - Opsiinfo9

Post Top Ad

demo-image

Kenali Tanda-tanda Kesehatan Jiwa yang Perlu Diwaspadai Jemaah Haji - Kompas

Share This
Responsive Ads Here

  

Kenali Tanda-tanda Kesehatan Jiwa yang Perlu Diwaspadai Jemaah Haji

682129bfd6625

KOMPAS.com – Reaksi stres akut dan gangguan penyesuaian diri tercatat sebagai salah satu diagnosis terbanyak yang dialami jemaah haji gelombang pertama sejak kedatangan mereka di Madinah pada awal Mei 2025.

Data ini dihimpun oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.

Meski penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes masih mendominasi jumlah kasus, gangguan psikologis seperti stres akut dan gangguan penyesuaian perlu mendapat perhatian serius.

Baca juga: Cuaca Panas di Madinah Capai 45 Derajat, Jemaah Haji Dapat Masker dan Oralit

Viral, Video Aksi Pengamen Merusak Bus Primajasa di Tangerang

Masalah ini menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi petugas kesehatan di Daerah Kerja (Daker) Madinah.

Penyebab stres jemaah haji

Dokter spesialis kejiwaan di KKHI Madinah, dr. Kusufia Mirantri, Sp.KJ, menyebutkan bahwa tekanan fisik, kelelahan, perubahan lingkungan yang drastis, serta perpisahan sementara dari keluarga menjadi pemicu utama gangguan psikologis pada jemaah.

“Banyak jemaah, terutama lansia atau mereka yang memang sudah memiliki kerentanan, kesulitan dalam beradaptasi. Gejala yang muncul bisa berupa gangguan tidur, kecemasan berlebih, hingga keluhan psikosomatis,” ujar dr. Kusufia yang akrab disapa dr. Upi, seperti dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, Senin (12/5/2025).

Baca juga: Dokter: Krisis Hipertensi Bisa Dialami oleh Orang Tanda Riwayat Tekanan Darah Tinggi

Tanda-tanda masalah kejiwaan

Menurut dr. Upi, penting bagi sesama jemaah maupun pendamping untuk mengenali tanda-tanda awal masalah kejiwaan, agar dapat segera memberikan dukungan atau mencari bantuan profesional. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan, antara lain:

-Perubahan perilaku mencolok
Misalnya, jemaah yang biasanya ceria tiba-tiba mudah tersinggung atau justru menarik diri dan enggan berinteraksi.

-Kesulitan tidur (insomnia)
Termasuk sulit tidur di malam hari, sering terbangun, atau merasa lelah meski sudah tidur cukup.

Baca juga: Saran Ahli untuk Para Calon Jemaah Haji Mencegah Dehidrasi di Tanah Suci

-Kecemasan atau ketakutan berlebihan
Rasa takut yang tidak rasional seperti enggan keluar kamar, takut ke masjid meski ditemani, atau panik saat berada di keramaian.

-Disorientasi terhadap tempat, waktu, dan orang
Jemaah haji bisa lupa lokasi, tanggal, bahkan tidak mengenali teman sekelompoknya.

-Perubahan mood yang ekstrem dan mendadak
Misalnya, tiba-tiba marah karena hal kecil atau menangis tanpa alasan yang jelas.

Baca juga: Kenali Risiko Penyakit Jantung pada Anak Muda, Ini Kata Dokter...

Langkah yang perlu dilakukan

Jika gejala-gejala tersebut terlihat, pendamping atau sesama jemaah diimbau tidak langsung membuat diagnosis sendiri.

Langkah awal yang disarankan adalah mendekati jemaah dengan empati, mendengarkan keluhannya, serta membantu proses adaptasi, seperti menunjukkan cara menggunakan fasilitas umum.

“Segera laporkan ke ketua rombongan atau Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK). Mereka bisa melakukan penilaian awal dan, jika perlu, merujuk ke KKHI untuk penanganan lebih lanjut,” jelas Upi.

Deteksi dini dan dukungan sosial menjadi kunci penting agar ibadah haji dapat dijalani dengan tenang dan khusyuk, khususnya oleh jemaah lansia dan mereka yang memiliki kerentanan mental.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Mahasiswi ITB Minta Maaf ke Prabowo-Jokowi Usai Bikin Meme Tak Senonoh

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages