Game Online atau Judi Online - Lirboyo


Tahun 2025, batas antara game online dan judi online makin kabur. Banyak permainan yang tampak seperti hiburan biasa, tapi diam-diam mengandung skema taruhan dan mekanisme “pay to win” yang bikin pemain kecanduan dan tekor.
Fitur seperti loot box, gacha, hingga slot digital makin jamak kita temui bahkan di game yang bisa diakses anak-anak. Tanpa kita sadari, banyak orang—dari pelajar sampai pekerja—sudah masuk ke dunia judi online, tapi menyebutnya “game seru-seruan”. Padahal, uang terus keluar, harapan menang makin tinggi, dan uang serta waktu habis tanpa hasil. Lalu, di titik ini, masih bisakah kita membedakan, mana game, mana judi?
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, berkorban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dari perbuatan setan. Maka jauhilah itu agar kamu beruntung.” [QS. Al-Ma’idah: 90]
Baca juga: Tahun Baru Hijriah: Sejarah, Penetapan, dan Makna Hijrah
Main Game Online, Boleh Nggak Sih?
Sekarang ini, main game atau hiburan itu tidak bisa otomatis haram. Dalam Islam, ada banyak jenis permainan yang hukumnya boleh, bahkan sunnah, tergantung dari niat, jenis permainannya, dan dampaknya.
- Permainan yang jawaz (boleh): Contohnya seperti Rasulullah SAW yang balapan lari sama Aisyah RA. Game yang sekadar hiburan, tidak ada unsur taruhan, tidak merugikan, tidak bikin lupa shalat—itu boleh.
- Permainan yang sunnah: Olahraga yang melatih fisik dan mental seperti memanah, berkuda, atau bela diri. Permainan ini sangat dianjurkan karena bisa berguna untuk membela diri dan menjaga kesehatan.
- Permainan yang makruh: Game yang bikin kehilangan harga diri atau ketika memainkannya secara berlebihan, sampai lupa waktu. Tidak haram, tetapi tidak sehat juga.
- Permainan yang haram: Nah, ini yang bahaya—game yang berbasis keberuntungan seperti slot, dadu, dan sejenisnya. Kalau sudah menyangkut taruhan dan harap-harap cemas menang karena “feeling“, maka sudah masuk ke ranah judi.
Baca juga: Rahasia Doa yang Didengar: Adab Berdoa Menurut Ihya’ ‘Ulum ad-Din
Masalah utamanya adalah efek candu. Orang yang kecanduan judi biasanya terjebak dalam ilusi menang mudah. Padahal, di balik satu orang yang menang, ada ribuan orang lain yang uangnya tersedot habis-habisan. Ingat! Kalau bandarnya bisa dapet miliaran sehari, itu artinya ada jutaan yang terkuras dari dompet orang lain.
Jangan Sampai Lengah Dengan Tipuan Judi Online
Mau berapa banyak lagi yang tertangkap? Mau berapa banyak fatwa dikeluarkan? Nyatanya, judi online yang bertopeng game online masih terus menyebar. Sebab utamanya: kecanduan. Saat orang sudah candu, semua nasihat menjadi sekadar angin lalu. Terang saja masih dia anggap gelap.
Baca juga: Etika yang perlu diperhatikan di Hari Jumat
Maka dari itu, penting banget kita rewire (mengatur ulang) cara pikir. Hiburan itu perlu, tetapi pilihlah yang bermanfaat. Gunakan waktu luang buat kegiatan yang sehat dan produktif. Main bola, bulu tangkis, atau bermain sepeda pada sore hari bisa jadi jauh lebih seru—plus badan juga tetap fit. Dan kalau kita melakukannya dengan niat menjaga kesehatan, bisa bernilai ibadah juga.
فَإنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
“Karena tubuhmu punya hak atasmu.”
(HR. Bukhari)
Jangan sampai kita terlena. Karena kalau sudah masuk lingkaran judi, keluar dari situ bukan perkara mudah. Mulai sekarang, bijaklah pilih hiburan. Karena di zaman digital ini, pilihan kita bisa jadi penentu arah hidup.
Baca juga: Rahmat Allah pada Ahli Maksiat: Harapan di Balik Dosa
Wallahu a’lam.
Kunjungi juga akun media sosial Pondok Lirboyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar