Khutbah Jumat: Menyelami Makna Hijrah Pada Zaman Rasulullah SAW dan Sekarang - Lirboyo


Pada tulisan khutbah kali ini, penulis mencoba menjelaskan perihal makna hijrah yang berada pada zaman Rasulullah dan pada zaman sekarang. Berikut adalah teks khutbahnya:
Khutbah pertama
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Pembuka
Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita nikmat iman dan islam, tiada Tuhan selain-Nya yang telah menguasai seluruh alam. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang. Beliau adalah Nabi Muhammad Saw.
Baca juga: Haji Mabrur: Definisi, Keistimewaan dan Tanda-tandanya.
Ajakan untuk bertakwa
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah Swt. Takwa dalam artian menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Di tengah derasnya dunia yang semakin menjadikannya prioritas, mari sama-sama tingkatkan ibadah kita agar menjadi rutinitas.
Baca juga: Khutbah Jum’at, Memuliakan Tamu.
Pentingnya menata niat pada tahun baru
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Hari ini bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1447 H. Di mana umat islam di seluruh dunia telah memasuki tahun baru Hijriyah. Untuk itu, marilah kita menata niat kita untuk selalu melakukan amal kebajikan. Hal ini sebagaimana sabda Nabi tatkala masa hijrah:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari hadits ini memberi keterangan bahwa menata niat sangat begitu penting sebelum melakukan segala hal. Lebih-lebih ketika kita menghendaki meninggalkan kemaksiatan atau kebatilan, hal itu bisa menjadi pahala jika kita berniat untuk meninggalkannya.
Baca Juga: Khutbah Dzulqa’dah.
Makna hijrah pada zaman Rasulullah
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Adapun makna hijrah secara syar’i adalah meninggalkan negeri kufur menuju negeri Islam. Hijrah menjadi wajib bagi orang yang tidak bisa menampakkan agamanya atau khawatir terkena fitnah (dalam agamanya). Dalam dua kondisi ini, istilah hijrah digunakan secara mutlak.
Peristiwa hijrah pada zaman Rasulullah
Sedangkan pada masa Nabi, hijrah telah terjadi dalam dua bentuk:
- Yang pertama adalah perpindahan sebagian sahabat dari Mekah ke Habasyah (Etiopia). Hal itu terjadi karena saat penderitaan mereka akibat gangguan kaum musyrik semakin berat, Nabi ﷺ memerintahkan mereka untuk hijrah ke tanah Habasyah pada tahun kelima dari kenabian. Kemudian sampai kepada mereka kabar bahwa penduduk Mekah telah masuk Islam, maka mereka kembali ke Mekah pada tahun itu juga. Namun, ternyata kabar tersebut tidak benar; mereka mendapati penduduk Mekah belum masuk Islam dan justru menyambut mereka dengan gangguan. Lalu, pada tahun ketujuh dari kenabian, mereka kembali hijrah ke Habasyah untuk kedua kalinya atas perintah Nabi ﷺ. Setelah itu, mereka bergabung kembali dengan Nabi di Madinah setelah Allah meninggikan kalimat-Nya.
- Yang kedua adalah perpindahan orang-orang yang masih berada di Mekah menuju Madinah setelah tiga belas tahun dari diutusnya Nabi ﷺ.
Legalitas hijrah syar’i pada zaman sekarang
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Terkait hijrah ini, dalam Al-Quran dijelaskan:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S Al-Baqarah ayat 218).
Baca juga: Khutbah Jumat: Muhasabah Diri Untuk Keselamatan Abadi
Arti hijrah pada ayat tersebut
Menurut Syaikh Wahbah az-Zuhaily—salah satu ulama terkemuka dari Suriah—dalam kitab tafsirnya menjelaskan tentang hijrah pada ayat ini bahwa:
“Hijrah yang dipuji oleh Allah atas para mukminin adalah hijrah yang diwajibkan atas kaum Muslimin dari Mekah ke Madinah. Kemudian hukum ini telah di-nasakh (dihapus) dengan sabda Nabi ﷺ yang terdapat dalam hadis sahih:
لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ
‘Tidak ada hijrah setelah penaklukan (Mekah), tetapi yang ada adalah jihad dan niat.’
Meskipun demikian, dapat diambil kesimpulan dari alasan kewajiban hijrah pada masa awal syariat bahwa hijrah tetap wajib dalam setiap waktu dan tempat apabila terdapat sebab yang serupa. Maka tidak halal bagi seorang mukmin untuk tinggal di negeri yang di sana ia mendapat fitnah terhadap agamanya—yakni, disakiti apabila ia menyatakan keyakinannya atau melaksanakan kewajiban agamanya.”
Baca juga: Khutbah: Selalu Menyertakan Basmalah di Setiap Pekerjaan
Makna hijrah pada zaman sekarang
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Ketahuilah bahwa makna hijrah tidak terbatas pada perpindahan secara lahiriah dari satu tempat ke tempat yang lain. Lebih dari itu, hijrah sejati adalah perpindahan dari kondisi diri yang buruk menuju keadaan yang lebih baik.
Oleh karena itu, hijrah adalah perubahan dari akhlak yang tercela menuju akhlak yang mulia, dari kelalaian menuju kesadaran, dari maksiat menuju ketaatan, dari keburukan menuju kebaikan.
Sedangkan hijrah sejati adalah hijrah niat dan hati. Hijrah dari murka Allah menuju ridha-Nya, dari jalan kebatilan menuju jalan kebenaran, dari gelapnya maksiat menuju cahaya iman. Inilah makna hijrah yang senantiasa relevan dalam kehidupan setiap Muslim, kapan pun dan di mana pun.
Baca juga: Khutbah: Banyak Jalan Menuju Surga
Ajakan berhijrah sejati
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Mari kita jadikan momen ini sebagai titik tolak untuk memperbaiki niat kita, membersihkan hati kita, memperbaiki akhlak dan perbuatan kita. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya dengan hijrah yang sejati, sebagaimana firman Allah dalam surat adz-Dzariyat ayat 50:
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ
“Maka larilah kalian kepada Allah. Sungguh aku (Nabi) adalah pemberi peringatan yang nyata dari-Nya.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ،
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Kunjungi juga akun media sosial Pondok Lirboyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar