Di Hadapan Habib Umar bin Hafidz, KH Cholil Nafis: Cinta Tanah Air Itu Sunnah Nabi, Bukan Sekadar Slogan - Inilah

Central Informasi
By -
0

 

Di Hadapan Habib Umar bin Hafidz, KH Cholil Nafis: Cinta Tanah Air Itu Sunnah Nabi, Bukan Sekadar Slogan

Oleh
Share


Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

Kecil
Besar

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH. Muhammad Cholil Nafis, menyampaikan pesan mendalam dalam sambutannya di Tabligh Akbar Habib Umar bin Hafidz bertajuk Rihlah Jakarta 2025 yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Jumat malam (17/10/2025).

Acara yang dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah itu berlangsung penuh khidmat di tengah udara sejuk selepas gerimis. 

Dalam suasana yang penuh keberkahan, Kiai Cholil Nafis membuka sambutannya dengan salam dan pujian kepada Allah SWT, lalu menyampaikan penghormatan khusus kepada ulama besar dari Yaman, Al Habib Umar bin Hafidz, yang hadir sebagai pembicara utama.

“Marhaban ya Habibana, biqudumikum bindonesia, ahlakum wa ‘ulumikum warahmatikum. Terima kasih Habibana telah memberi kesempatan silaturahmi pada malam yang penuh berkah ini,” ucap Kiai Cholil dengan takzim. 

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Habib Nabil Almusawa, pimpinan Majelis Rasulullah, yang mengundangnya untuk memberikan sambutan singkat di hadapan ribuan jamaah.

Doa untuk Indonesia: Inti Ibadah dan Senjata Orang Mukmin

Dalam sambutannya, KH. Cholil Nafis menegaskan bahwa tema “Doa untuk Indonesia” yang diangkat dalam tabligh akbar bukan sekadar simbolis, melainkan substansi dari ajaran Islam.

“Doa itu mukhul ibadah—inti dari ibadah. Bagi orang Muslim, doa adalah silahul mukmin, senjatanya orang beriman,” ujar KH. Cholil.

Baca Juga:

Ia menekankan bahwa doa memiliki kekuatan spiritual untuk mengubah keadaan dan menolak takdir buruk. Karena itu, berdoa bagi bangsa dan pemimpin adalah bukti kecintaan seorang mukmin terhadap tanah airnya.

“Mendoakan Indonesia berarti mencintai Indonesia. Tidak mungkin kita mendoakan sesuatu tanpa ada cinta di dalamnya,” tegasnya di hadapan jamaah yang menyimak dengan khusyuk.

Rasulullah Teladankan Cinta kepada Negeri

KH. Cholil Nafis kemudian menukil kisah Rasulullah ﷺ saat hijrah dari Makkah ke Madinah sebagai teladan cinta kepada tanah air. Rasulullah, katanya, pernah berdoa agar Allah menanamkan cinta kepada Madinah sebagaimana cintanya kepada Mekkah.

“Allahumma habbib ilainal Madinah kahubbina Makkata au asyadda.”

“Ini menunjukkan bahwa cinta tanah air memiliki dasar kuat dalam sunnah Nabi. Rasulullah mencintai tanah tempatnya tumbuh dan berjuang. Maka umat Islam yang mencintai Indonesia sejatinya sedang meneladani Rasulullah,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan semangat perjuangan para ulama pendiri bangsa. KH. Cholil mengutip pernyataan Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari dalam Resolusi Jihad bahwa membela tanah air adalah bagian dari jihad fi sabilillah.

“Tanah air ini tempat kita bersujud, dan airnya digunakan untuk berwudu. Karena itu, menjaga tanah air sama dengan menjaga ruang ibadah kita kepada Allah,” lanjutnya, menukil pandangan KH. As’ad Syamsul Arifin.

Baca Juga:

Doa untuk Pemimpin Amanah dan Negeri Damai

Dalam kesempatan itu, Cholil Nafis memanjatkan doa agar Allah melimpahkan rahmat dan kedamaian bagi Indonesia, memberikan kesejahteraan kepada rakyat, serta menjadikan para pemimpin dan ulama sebagai teladan.

“Mudah-mudahan Indonesia aman dan damai. Pemimpin-pemimpin kita menjadi amanah, ulama kita menjadi teladan, dan Allah turunkan rahmat-Nya kepada negeri ini,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan kekagumannya pada jamaah yang tetap bertahan meski sempat turun hujan. 

“Saya tadi sempat berpikir, kalau hujan deras, jamaah sebanyak ini mau berteduh di mana? Tapi saya lihat tidak ada yang bergerak. Allah memberi kondisi nyaman, sepoi-sepoi, agar kita bisa menerima ilmu dengan tenang,” tuturnya.

Menutup dengan Seruan Ukhuwah dan Pengorbanan

Menutup sambutannya, Ra'is Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengajak seluruh jamaah memperkuat ukhuwah Islamiyah dan semangat saling menolong sebagaimana kaum Muhajirin dan Anshar di masa Rasulullah ﷺ.

“Marilah kita menjadi hamba Allah yang membangun persaudaraan, saling merasakan, saling membantu, bahkan rela berkorban untuk saudara kita sebagaimana kaum Ansar dan Muhajir,” serunya.

Baca Juga:

Ia menutup dengan doa agar seluruh hadirin mendapatkan keberkahan ilmu dari Habib Umar bin Hafidz dan menjadikan tabligh akbar ini sebagai momentum memperkokoh cinta kepada Allah, Rasulullah, dan tanah air.

“Semoga doa kita malam ini menjadi bentuk ibadah dan cinta kita kepada Indonesia,” pungkasnya.

0 suka
0 bookmark

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
6/related/default