Kapolda Jatim: Kegiatan Belajar Santri Ponpes Al Khoziny Harus Tetap Lanjut

Sidoarjo, VIVA Jatim – Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto menegaskan bahwa kegiatan belajar santri Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, harus tetap berlanjut kendati dilanda musibah bangunan ambruk yang menyebabkan banyak korban jiwa. Proses penyidikan kasus ambruknya bangunan jangan sampai menghentikan aktivitas santri.
“Bagaimanapun juga dengan kejadian ini jangan sampai aktivitas terhenti, harus tetap dilanjutkan. Karena ini kan ada progres dari perencanaan dan kurikulum pesantren tersebut. Dan ini juga akan difasilitasi oleh pemda,” kata Irjen Nanang Avianto di Sidoarjo, Rabu, 15 Oktober 2025.
Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemkab Sidoarjo untuk mencari solusi dan memfasilitasi di mana santri akan melanjutkan kegiatan belajar-mengajarnya. “Kami dengan Pemkab Sidoarjo bekerja sama untuk mengalokasikan kemana adik-adik santri ini bisa melanjutkan pendidikan,” ujar Nanang.
Sementara ini, lanjut dia, gedung-gedung di sekitar lokasi bangunan yang ambruk di Ponpes Al Khoziny dipasangi garis polisi dan dilarang untuk digunakan, baik oleh santri maupun masyarakat umum. Alasannya untuk keamanan dan kepentingan penyidikan.
“Kita melihat bahwa gedung-gedung itu juga sementara ini membahayakan kalau dipakai. Kami tidak ingin terjadi ada korban-korban berikutnya. Sementara ini [gedung-gedung di sekitar bangunan ambruk] status quo,” tandas Nanang.
Terkait penyidikan, Nanang mengatakan bahwa sampai saat ini timsus masih melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. “Nanti ada laporan progresnya ke saya, kita update," katanya.
Sebelumnya, juru bicara Ponpes Al Khoziny KH Zainal Abidin menyampaikan bahwa sejak peristiwa para santri sudah dipulangkan setidaknya selama dua pekan. Adapun kelanjutan pendidikan santri sudah disiapkan lokasi lain, di antaranya di Ponpes Siwalanpanji yang masih satu ikatan dengan Ponpes Al Khoziny. Jarak dua pesantren itu hanya ratusan meter.
Tragedi Ponpes Al Khoziny Buduran terjadi pada Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 15.35 WIB. Saat itu, ratusan santri melaksanakan salat Asar berjemaah di lantai dasar bangunan berlantai 4 yang belum sepenuhnya rampung digarap. Sementara di lantai 4 beberapa pekerja melakukan pengecoran.
Sampai rakaat kedua, tiba-tiba material bangunan bagian atas ambruk, menimpa para santri yang salat berjemaah. Berdasarkan hasil identifikasi jenazah dan body part terakhir oleh tim DVI Polda Jatim pada Rabu kemarin, total korban meninggal dunia dalam musibah tersebut sebanyak 63 orang.