Khutbah Jumat: Menjaga Alam sebagai Amanah dari Allah - NU Online

Central Informasi
By -
0

 

Khutbah Jumat: Menjaga Alam sebagai Amanah dari Allah

NU Online  ·  Kamis, 9 Oktober 2025 | 17:00 WIB


Ilustrasi alam. Sumber: Canva/NU Online

Muhammad Aiz Luthfi

Penulis

Islam menempatkan pelestarian alam dan lingkungan sebagai bagian dari amanah Allah kepada manusia yang dijalankan dari generasi ke generasi. Dengan menjaga dan merawat bumi sama saja dengan menjalankan perintah Allah dan menjaga keberlangsungan hidup seluruh makhluk.


Maka khutbah Jumat ini berjudul, “Menjaga Alam sebagai Amanah Allah.” Untuk mencetak khutbah ini, silakan klik fitur download berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الْعَلِيمِ الْخَبِيرِ، السَّمِيعُ الْبَصِيرُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللّٰهِ وَرَسُولُهُ، الْبَشِيرُ النَّذِيرُ وَالسِّرَاجُ الْمُنِيرُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِي الْفَضْلِ الْكَبِيرِ، أَمَّا بَعْدُ،


فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ: أَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ: هُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ فِى الْاَرْضِۗ فَمَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهٗۗ وَلَا يَزِيْدُ الْكٰفِرِيْنَ كُفْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ اِلَّا مَقْتًاۚ وَلَا يَزِيْدُ الْكٰفِرِيْنَ كُفْرُهُمْ اِلَّا خَسَارًا

Baca Juga

Khutbah Jumat: 4 Resep Hidup Bahagia

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Segala puji bagi Allah ta'ala yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat menunaikan ibadah shalat Jumat pada siang hari ini. Shalawat beserta salam, marilah kita haturkan kepada baginda alam Habibana wa Nabiyyana Muhammad SAW, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal ‘alamin.


Selanjutnya, kami selaku khatib berwasiat, khususnya kepada diri pribadi dan umumnya untuk jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Dengan ketakwaan inilah kita akan mendapatkan keselamatan di dunia maupun akhirat.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kita semua hidup di dunia ini tidak bisa lepas dari alam dan lingkungan yang telah Allah ciptakan sebagai amanah bagi kita. Kehadiran alam memungkinkan kita dan seluruh makhluk lain yang ada di muka bumi ini bisa melangsungkan hidup. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menjaga dan merawatnya dengan penuh tanggung jawab. 

Baca Juga

Khutbah Jumat: Cinta Lingkungan sebagai Bagian dari Iman dan Syukur


Allah ta'ala berfirman dalam surat Fathir ayat 39:


هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ


Artinya: “Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi."


Dalam kitab Tafsir Al-Qur’anil Azhim, juz 3, halaman 384, Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maksud dari khalifah atau para pengganti dalam ayat tersebut adalah bahwa Allah menjadikan manusia sebagai pihak yang bertugas memakmurkan bumi. Tugas ini berlangsung dari generasi ke generasi, dari abad ke abad, dan dari satu keturunan ke keturunan berikutnya.


Dengan demikian, orang-orang yang hadir di muka bumi ini, dari berbagai generasi telah diberi amanah oleh Allah sebagai pihak yang dipercaya untuk mengelola dan memakmurkan bumi, bukan malah menjadi pihak yang merusaknya.


Namun kenyataannya, jika kita perhatikan, terjadinya banyak kerusakan alam dan lingkungan itu merupakan akibat dari ulah tangan manusia itu sendiri. Hal ini telah Allah ingatkan dalam firman-Nya pada surat Ar-Rum ayat 41:


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ


Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."


Dalam Tafsir Al-Munir juz 9 halaman 105, Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa kerusakan tersebut adalah ketidakseimbangan yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari kekeringan, musim paceklik, berkurangnya tumbuhan, merebaknya kebakaran, tenggelamnya sesuatu, perampasan harta secara zalim, hingga meluasnya mudarat dan berkurangnya manfaat.


Selain itu, ayat tersebut juga merupakan peringatan dari Allah agar kita semua senantiasa bisa menjaga alam ini dengan baik dan penuh tanggung jawab. Hal ini dilakukan demi terciptanya keseimbangan alam dan keberlangsungan makhluk hidup semua makhluk, termasuk kita semua dan generasi yang akan datang.

 
Di sisi lain, Rasulullah SAW juga menegaskan tentang pentingnya menjaga dan merawat alam dengan menyebutnya sebagai bagian dari amal kebaikan yang bernilai ibadah. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:


مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ، أَوْ إِنْسَانٌ، أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ


Artinya: "Tidaklah seorang muslim menanam pohon atau menabur benih, lalu dimakan burung, manusia, atau hewan, melainkan itu menjadi sedekah baginya." (HR Bukhari Muslim)


Menurut Imam Al-Munawi dalam kitab Faidul Qadir, juz 5, halaman 633, hadits tersebut menegaskan bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah yang bernilai pahala. Setiap Muslim yang menanam tanaman atau pohon, kemudian tanaman atau pohon itu dimanfaatkan oleh burung, manusia, atau hewan, maka semua itu dicatat sebagai sedekah bagi orang yang menanamnya. Bahkan jika hasil tanaman itu dicuri, tetap bernilai pahala bagi penanamnya. 


Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam sangat menekankan pentingnya merawat dan melestarikan alam dan lingkungan. Setiap sesuatu yang bisa memberi manfaat bagi makhluk hidup akan kembali menjadi amal kebaikan. Dengan demikian, menjaga alam bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga menjadi jalan untuk meraih keberkahan hidup di dunia dan pahala di akhirat.


Sebagai bagian dari tanggung jawab tersebut, dalam sebuah hadits Nabi juga dijelaskan bahwa kebersihan merupakan bagian dari Iman. Maka, menjaga kebersihan bumi dan lingkungan bisa menjadi cerminan dari keimanan kita. Untuk itu, mari kita menjaga alam ini dengan memulainya dari hal kecil, misalnya hemat air dan listrik, tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan masjid dan lingkungan, menanam pohon dan melestarikan alam.


Semoga kita semua dapat menjalankan amanah ini dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab sehingga tercipta lingkungan yang bersih, sehat, dan penuh keberkahan bagi kita semua dan bagi generasi yang akan datang. Amiin ya Rabbal Alamin...


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ 


فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْن


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلَالًا طَيِّبًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا. اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ، يَامُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ وَعَلَى طَاعَتِكَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.  فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ


Ustadz Muhammad Aiz Luthfi, Pengajar di Pesantren Al-Mukhtariyyah Al-Karimyah, Subang, Jawa Barat.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
6/related/default