Ribuan Jamaah Tak Gentar Hujan, Hadiri Tabligh Akbar Habib Umar bin Hafidz di Monas | Arrahmah.id
JAKARTA (Arrahmah.id) – Ribuan jamaah memadati kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Jumat malam, untuk menghadiri Tabligh Akbar bersama ulama kharismatik asal Yaman, Al Habib Umar bin Hafidz.
Meski hujan deras mengguyur, para jamaah tetap bertahan mengikuti majelis dzikir dan tausiah yang sarat makna dan penuh keharuan.
Dalam tausiahnya, Habib Umar mengawali dengan doa agar hujan yang turun menjadi rahmat, bukan penghalang.
“Sebagaimana kalian bersabar terhadap hujan, semoga Allah merahmati kita di waktu kembalinya kita kepada-Nya,” ucapnya dengan suara lembut, disambut gema aamiin dari lautan manusia.
Pengasuh lembaga pendidikan Darul Mustafa di Tarim, Hadramaut, ini menekankan hakikat iman, yakni mengagungkan Allah dan Rasulullah ﷺ.
Ia mengingatkan bahwa tidak semua orang yang beribadah memiliki keagungan hati kepada Allah; hanya orang beriman sejati yang mampu mengagungkan syiar-Nya.
“Ketaatan bisa tampak dari siapa pun, tapi mengagungkan Allah hanya lahir dari hati yang beriman,” ujarnya.
Dalam bagian yang paling menyentuh, Habib Umar menyebut Indonesia sebagai negeri yang dimuliakan Allah karena sejak berabad-abad lalu telah disinari cahaya Islam dan cinta kepada Rasulullah.
“Sesungguhnya Allah telah memuliakan bumi Indonesia dari masuknya cahaya iman kepadanya, sejak abad-abad pertama, datang dari negeri-negeri jauh hingga abad ketujuh dan kedelapan,” jelasnya.
Beliau juga menegaskan bahwa penyebar Islam di Nusantara adalah para ulama dan keturunan Rasulullah dari kalangan Alawiyyin, yang dikenal dengan akhlak mulia dan kelembutan dakwah.
“Maka kokohlah iman di hati-hati masyarakat Indonesia dan tersebarlah akhlak mulia di antara laki-laki dan perempuan, tua maupun muda,” tambahnya.
Di tengah hujan rahmat, Habib Umar mengajak jamaah mengangkat tangan berdoa. Beliau memohon agar Allah memperbaiki hati umat, menjaga para pemimpin, dan menjauhkan negeri ini dari bala dan fitnah.
“Wahai Allah, jadikan pandangan-Mu kepada kami pembenah bagi keadaan Indonesia dan semua Muslim,” doa beliau, disambut tangisan haru jamaah.
Habib Umar juga mendoakan khusus untuk Palestina dan Gaza, agar Allah menolong kaum tertindas serta mengangkat penderitaan umat Islam di seluruh dunia.
“Ya Allah, angkatlah kesulitan untuk orang-orang Gaza dan seluruh Muslimin di barat dan timur,” seru beliau, diiringi gema takbir.
Menjelang akhir tausiah, Habib Umar mengajak seluruh jamaah memperbarui niat dan bertobat, melafalkan istighfar dan kalimat tauhid: “La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah.”
Ia menambahkan, “Semoga Allah memakaikan kepada kita pakaian keridaan-Nya dan cahaya Al-Qur’an menembus hati-hati kita.”
Tabligh Akbar di Monas menjadi momentum penting bagi umat Islam Indonesia. Di tengah hujan malam itu, ribuan hati bersatu dalam dzikir dan cinta kepada Rasulullah ﷺ.
Dakwah Habib Umar dirasakan kesejukannya dan disambut hangat oleh umat Islam Indonesia.
“Semoga Allah mengumpulkan kita di dunia dan akhirat dalam keridaan-Nya, bersama Rasulullah yang mulia,” tutup Habib Umar menutup tausiah.
(ameera/arrahmah.id)