Bisakah Kita Membalas Budi kepada Orang Tua? - Lirboyoc

Central Informasi
By -
0

 

Bisakah Kita Membalas Budi kepada Orang Tua? - Lirboyo


Oleh: M. Thoifur (1 Aliyah G. 01)

Manusia diciptakan dari sesuatu yang sama, dari air yang hina—air mani—yang kemudian melalui proses panjang hingga menjadi janin. Dari situlah awal mula kehidupan bermula. Tak ada satu pun di antara kita yang lahir tanpa jasa kedua orang tua. Seorang ibu menanggung berat di perutnya selama sembilan bulan, sementara seorang ayah berjuang mencari nafkah demi menjaga kehidupan anak dan istrinya.

Lalu, pernahkah kita berpikir: adakah cara untuk membalas semua itu?

Baca juga: Dimensi Ta’abbudi: Seni Tuhan Menguji Hamba-Nya

Perintah Allah untuk berbuat baik kepada orang tua

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Isra’ ayat 23:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Ayat ini menunjukkan betapa besar perhatian Allah terhadap bakti kepada orang tua. Perintah berbuat baik kepada mereka bahkan ditempatkan setelah perintah untuk menyembah-Nya. Itu artinya, kemuliaan orang tua berada di posisi yang sangat tinggi dalam pandangan agama.

Mari kita renungkan

Coba kita renungkan sejenak. Ibu yang setiap hari menahan nyeri, susah tidur karena perutnya semakin membesar, lalu menanggung sakit luar biasa saat melahirkan. Ayah yang mungkin tak pernah mengeluh, meski peluh menetes deras dan nafasnya terengah-engah saat bekerja demi menghidupi keluarga.

Bisakah kita membalas semua itu?
Mampukah kita menebus lelah mereka dengan segenap tenaga kita?
Bisakah kita mengganti air mata ibu saat kita sakit, atau keringat ayah saat mencari nafkah?

Setiap kali kita menangis di masa kecil, ibu selalu datang memeluk. Setiap kali kita sakit, ayah yang paling gelisah mencari obat. Ketika kita salah, mereka tak berhenti memberi nasihat, meski hati mereka mungkin terluka oleh perilaku kita.

Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Sumpah Pemuda

Mari kita menjadi anak saleh

Teman-teman, sesungguhnya kita tidak akan pernah mampu membalas budi orang tua, sebesar apa pun usaha kita. Namun, ada satu jalan yang bisa kita tempuh: berbuat baik kepada mereka dan mendoakan mereka dengan tulus. Karena sejatinya, doa anak yang saleh adalah hadiah terindah bagi orang tua—baik yang masih hidup maupun yang telah tiada.
Itulah cara kita membalas budi, bukan dengan harta, bukan dengan kata, tapi dengan kasih yang sama tulusnya seperti kasih mereka dahulu kepada kita.

Kunjungi juga akun media sosial Pondok Lirboyo

Tags:

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
6/related/default