0
News
    Home Featured Ilmu KH. AHS Zamzami Mahrus Spesial

    Ilmu sebagai Jalan Kemuliaan: Dawuh KH. AHS Zamzami Mahrus - NU Online

    3 min read

     

    Ilmu sebagai Jalan Kemuliaan: Dawuh KH. AHS Zamzami Mahrus


    kemuliaan ilmu

    Tidak semua kemuliaan bergerak ke arah yang sama. Ada kemuliaan yang berhenti di pengakuan manusia, dan ada kemuliaan yang menembus langit—diterima di hadapan Allah sekaligus dihormati di tengah makhluk. Di titik inilah dawuh KH. AHS Zamzami Mahrus layak direnungkan, bukan sekadar didengar.

    Beliau membuka dengan satu pernyataan yang tampak sederhana, tetapi sesungguhnya mendasar:

    “Orang punya ilmu itu derajatnya bisa menjadikan orang mulia,”

    Kalimat ini mengandung pesan bahwa kemuliaan bukan sekedar hadiah dari Allah Swt, melainkan buah dari proses. Ilmu bukan sekadar hasil dari proses belajar, melainkan juga menjadi sebab naiknya derajat. Namun, pertanyaannya adalah: mulia di hadapan siapa?

    Bentuk Kemuliaan Ilmu

    KH. AHS Zamzami Mahrus lalu mengajak kita menata orientasi:

    “Entah itu ilmu syariat, entah itu ilmu formal. Kalau ilmu syariat, ya mulia indallah wa indan-nas, tapi kalau ilmu formal ya mulia indan-nas saja.”

    Di sini tersirat peringatan halus: jangan keliru menilai arah. Ilmu formal dapat mengangkat nama seseorang di mata manusia, tetapi ilmu syariat mengangkat ruh manusia di hadapan Allah.

    Untuk menajamkan renungan, beliau menghadirkan contoh konkret:

    “Contoh; Mbah Yai Abdul Karim, Mbah Yai Hasyim (dan) Syaikhona Kholil, mulia inda-Allah maupun inda-nas. (Sedangkan) Einsten, –Einsten kan orang ahli, orang pintar- tetapi mulia inda-nas.”

    Perbandingan ini mengajak kita bertanya pada diri sendiri: apakah cukup puas dengan kemuliaan yang berumur pendek? Nama besar bisa dikenang sejarah, tetapi ridha Allah menentukan nilai akhir dari seluruh perjalanan hidup.

    Dawuh ini tidak berdiri di ruang hampa. Tetapi ia berpijak pada janji Allah, sebagaimana yang Yai Zam kutip:

    “Yarfa‘illahu alladzīna āmanū minkum walladzīna ūtul-‘ilma darajāt, oleh Allah dijamin bahwa orang punya ilmu akan diangkat derajatnya.”

    Maka, penutup dawuh beliau terasa bukan sekadar anjuran, melainkan arah dan tujuan hidup yang harung kita capai:

    “Maka itu monggo semua anak-anak santri giat mencari ilmu syariat, itu penting sekali.”

    Dalam dunia yang sering mengukur nilai diri dari gelar, jabatan, dan sorotan publik, dawuh ini menjadi cermin. Ilmu apa yang sedang kita kejar? Dan kemuliaan siapa yang sedang kita harapkan? Sebab pada akhirnya, tidak semua yang tinggi itu terangkat—kecuali yang Allah angkat sendiri.

     Kunjungi juga akun media sosial Pondok Lirboyo

    Komentar
    Additional JS