0
News
    Home Featured Khotbah Jum'at Khutbah Jum'at Spesial

    Jika Tak Bisa Mengukir Kebahagiaan Orang Lain, Jangan Sampai Menghapusnya - Tebuireng Online

    3 min read

     

    Jika Tak Bisa Mengukir Kebahagiaan Orang Lain, Jangan Sampai Menghapusnya

    Kiai Mustaqim Askan menyampaikan khutbah Jumat di masjid Tebuireng

    Khutbah oleh: KH. Mustaqim Askan


    اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

    اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

    يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

    Ma’asyiral Muslimin sidang Jumat yang Berbahagia

    Saya mengingatkan kepada diri saya sendiri dan pada jamaah sekalian agar selalu memperkuat kualitas takwa dan keimanan kita bersama. Dalam hal ketakawaan ini, mari kita kembali untuk muhasabah; mengevaluasi, mengoreksi dan meneliti terhadap apa yang sudah kita lakukan, mana yang sekiranya menjadi investasi kebaikan, mana pula yang perlu untuk kita sempurnakan. Semoga kita bersama diberi oleh Allah sehat wal ‘afiyah, serta rezeki yang melimpah. Sehingga kita bisa melakukan kebaikan-kebaikan dengan sempurna.

    Nabi diutus dengan etika yang begitu indah, di antaranya; termasuk menjaga perasaan orang lain. Suatu ketika ada seorang lelaki miskin yang datang kepada Nabi SAW untuk menyerahkan hadiah kecil berupa anggur. Dengan semangat ia meletakkannya di hadapan Rasulullah seraya mengatakan, “Wahai Rasul, terimalah hadiah kecil ini”.

    Mendapati hal tersebut, maka Rasulullah mulai mencicipi hadiah tersebut. Pada buah pertama Nabi makan lalu tersenyum, begitu pula dengan buah yang kedua. Melihat Nabi mau makan dan tersenyum betapa senang dan bahagi lelaki tersebut. Rasulullah melanjutkan makan anggur tersebut hingga habis. Tak lama setelah habis lelaki tersebut undur diri.

    Melihat kejadian ini para sahabat merasa heran. Karena kebiasaan Rasulullah saat mendapat hadiah, maka hadiah tersebut diserahkan dan dibagikan kepada para sahabat lain. Tetapi kali ini tidak sama sekali. Justru beliau sendiri yang menghabiskan anggur satu mangkuk itu tanpa berbagi kepada yang lain. Hingga para sahabat ada yang penasaran dan bertanya, “Wahai Rasul, mengapa engkau tidak berbagi hadiah tersebut kepada kita, padahal biasanya engkau selalu berbagi?”

    Kemudian Rasulullah menjawab, “Wahai sahabat-sahabatku, apa engkau tidak melihat begitu gembira lelaki tadi? Ketahuilah bahwa anggur yang saya makan itu rasa asamnya bukan main. Saya tidak mau dan saya khawatir jika kalian mencicipinya, maka kalian memberi reaksi yang bisa mengganggu kebahagiaannya.

    Begitu mulia dan tinggi budi perangai Rasulullah. Begitulah cara Rasulullah menjaga dan memasukkan kebahagiaan kepada hati para sahabat. Maka dari itu saya katakan, “Jika kita tidak mampu menjadi pensil untuk menulis kebahagiaan dan kebaikan orang lain, maka jangan sampai kita menjadi penghapus kebahagiaan dan kebaikan orang lain.”


    بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ

    وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

    وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

    Ditranskip oleh: uniar Indra Yahya
    Editor: Rara Zarary

    • TAG
    Komentar
    Additional JS