Kultum Ramadhan: Rahasia Doa Mustajab di Bulan Puasa
Bulan Ramadhan menciptakan suasana spiritual yang lebih intensif bagi umat Islam. Mayoritas umat Islam berfokus pada ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui ibadah puasa, shalat, dan amalan lainnya, hubungan spiritual dengan Sang Pencipta dapat diperkuat, sehingga doa yang dipanjatkan menjadi lebih bermakna. Dalam sebuah hadits, Nabi menjelaskan:
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ
Artinya, "Doa adalah ibadah." (HR. Tirmidzi)
Usaha kita dalam berdoa, selain untuk mengharapkan pengabulan, juga merupakan bentuk ibadah. Doa adalah bukti sekaligus pernyataan diri kita kepada Allah SWT. Doa yang dipanjatkan pada bulan Ramadhan lebih mustajab karena beberapa alasan istimewa.
Pertama, bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥
Artinya, "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."
Kedua, puasa yang dilaksanakan pada bulan suci Ramadhan merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Doa yang dipanjatkan saat sahur, selama berpuasa, maupun saat berbuka puasa memiliki keutamaan tersendiri. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
ثَلاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالْمَظْلُومُ
Artinya, "Tiga orang yang doanya tidak ditolak: orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya." (HR. Ibnu Hibban).
Dalam konteks ayat-ayat puasa yang menekankan pentingnya berdoa di bulan Ramadhan, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 186:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۗ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۚ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya, "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
Orang yang sedang berpuasa berada dalam kondisi ketaatan dan menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa demi Allah. Oleh karena itu, ibadah puasa memiliki keutamaan khusus yang menjadikan doa lebih mustajab.
Seorang Muslim yang berdoa kepada Allah SWT dengan sepenuh hati, tanpa ada sesuatu yang dapat menghalangi terkabulnya doa, maka akan dikabulkan. Diriwayatkan dalam sebuah hadits:
لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya, "Doa seorang hamba akan terus dikabulkan selama ia tidak berdoa dengan dosa atau memutuskan silaturahmi." (HR. Muslim)
Ketiga, terdapat malam Lailatul Qadr, yang dikenal sebagai malam terbaik dalam kehidupan. Nilai yang terkandung di dalamnya lebih utama daripada seribu bulan, setara dengan 83 tahun 4 bulan. Malam ini hanya dapat ditemukan pada bulan Ramadhan dan selalu dinanti-nantikan kehadirannya.
Lailatul Qadr memberikan kesempatan besar bagi umat Islam untuk memperoleh kebaikan, ampunan, dan pahala yang melimpah. Dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5, Allah SWT menjelaskan tentang kemuliaan malam ini.
Al-Qurthubi menyatakan bahwa pada malam tersebut, para malaikat turun dari setiap langit dan dari Sidratul Muntaha ke bumi, mengaminkan doa-doa yang diucapkan manusia hingga terbit fajar (Al-Qurthubi, Al-Jami li Ahkamil Qur'an, Jilid XII, 395).
Kemudian, disebutkan juga dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنا تَبارَكَ وتَعالَى كُلَّ لَيْلةٍ إلى السَّماءِ الدُّنْيا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ، يقولُ: مَن يَدْعُونِي، فأسْتَجِيبَ له؟ مَن يَسْأَلُنِي فأُعْطِيَهُ؟ مَن يَستَغْفِرُني فأغْفِرَ له؟
Artinya, “Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam, yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan; siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan; dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari).
Bulan Ramadhan merupakan momen paling istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia untuk meningkatkan ibadah dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT. Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperdalam keimanan, memperbanyak ibadah, serta memohon ampunan dan keberkahan dari Allah SWT.
Keistimewaan bulan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin dengan berdoa dan menghindarkan diri dari hal-hal yang sia-sia, karena terdapat banyak waktu mustajab di dalamnya. Wallahu a'lam.
Ustadzah Besse Herlina Taha, Mahasiswi Universitas PTIQ Jakarta dan PKUMI Masjid Istiqlal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar