Jamaah Haji Diingatkan agar Tak Lupa Bawa Kartu Identitas Selama di Tanah Suci

Jakarta, NU Online
Jamaah haji Indonesia kloter pertama dari Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, telah dilepas dan diberangkatkan, pada Kamis (1/5/2025).
Mereka diingatkan agar kartu identitas jangan sampai ketinggalan selama berada di Tanah Suci. Kartu identitas ini sangat penting agar tak menyulitkan diri selama melaksanakan rangkaian ibadah haji.
"Jangan sampai ketinggalan kartu identitas. Saya sendiri pernah ditolak masuk Masjidil Haram karena lupa membawa kartu, padahal saya tamu Raja Saudi," ucap Menteri Agama RI Nasaruddin Umar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, saat melepas jamaah haji, pada Kamis (1/5/2025).
Jamaah haji juga diingatkan agar tidak terlalu fokus mengerjakan sunnah shalat 40 waktu di Masjid Nabawi.
"Jangan memaksakan diri menyelesaikan arba'in (shalat 40 waktu di Masjid Nabawi) sampai jatuh sakit, yang wajib adalah menyempurnakan rukun haji di Makkah," pesan Menag Nasaruddin.
"Jangan sampai siang malam sibuk umrahkan almarhum nenek, tapi ketika wukuf di Arafah malah kehabisan tenaga," tambahnya.
Tak hanya itu, jamaah haji yang berangkat untuk beribadah ke Tanah Suci juga diingatkan agar memaknai ibadah ini sebagai perjalanan vertikal menuju langit.
"Bapak-Ibu sekalian, ini bukan perjalanan biasa seperti ke Paris atau New York. Ini adalah perjalanan vertikal menuju langit," kata Menag Nasaruddin.
Menag menyebut, perjalanan haji adalah napak tilas perjalanan Nabi Adam yang diturunkan ke bumi. Jamaah haji akan menapaki kisah yang bersejarah bagi manusia itu.
"Ini adalah napak tilas perjalanan Nabi Adam dari langit jatuh ke bumi, lalu diundang kembali naik ke atas. Bapak-Ibu sedang menapaki drama kosmik teragung dalam sejarah manusia," ujar Menag.
Ia juga menekankan pentingnya niat yang ikhlas sebagai vitamin terkuat dalam perjalanan haji.
"Vitamin terkuat untuk perjalanan ini adalah keikhlasan. Orang yang ikhlas takkan mudah mengeluh meski berjalan di terik 40 derajat sekalipun," tuturnya.
Selama di Tanah Suci, jamaah haji perlu mengendalikan mulut. Hal yang lebih baik dilakukan adalah memegang tasbih untuk berzikir kepada Allah dan membaca Al-Qur'an.
"Tinggalkan grup WhatsApp. Ini penjara kecil yang bisa menjadi penjara besar bagi spiritualitas kita. Kalau sakit, jangan bilang 'kena kutukan'. Allah Maha Pengasih, sakit itu ujian biasa," jelas Menag.
Nasaruddin mengingatkan, haji yang diterima atau makbul ditentukan di Tanah Suci, tetapi soal kemabruran akan diuji setelah pulang ke Tanah Air.
"Masihkah kita menjaga diri dari ghibah dan dusta?" kata Nasaruddin.
Jamaah haji diimbau juga untuk memperbanyak melafalkan basmalah. Sebab inilah amalan para nabi terdahulu
"Perbanyak baca bismillahirrahmanirrahim. Ini adalah mantra para nabi. Nabi Ibrahim selamat dari api, Nabi Musa membelah laut, semua dengan kalimat ini," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar