Kenapa Nasi Kebuli Jadi Hidangan Khas Haul Habib Ali di Solo? Ternyata Ini Makna dan Sejarahnya - Halaman all - Tribunsolo

Central Informasi
By -
0

 

Kenapa Nasi Kebuli Jadi Hidangan Khas Haul Habib Ali di Solo? Ternyata Ini Makna dan Sejarahnya - Halaman all - Tribunsolo


TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kota Solo, Jawa Tengah, kini ada peringatan tahunan Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi yang digelar di Masjid Riyadh, Pasar Kliwon.

Ribuan jamaah dari dalam dan luar negeri diperkirakan hadir dalam acara keagamaan besar ini yang berlangsung mulai 9 hingga 13 Oktober 2025.

Salah satu daya tarik yang selalu menjadi simbol persaudaraan dan keramahan dalam Haul ini adalah hidangan nasi kebuli bersama kambing yang disajikan dalam jumlah besar.

Baca juga: Sejarah Haul Habib Ali Jadi Agenda Tahunan di Solo, Mengenang Wafatnya Sang Ulama Kharismatik

Tahun ini, panitia menyiapkan 5 ton beras dan sekitar 300 ekor kambing yang akan dimasak menjadi hidangan khas Timur Tengah yang kaya rempah dan aroma, mengundang rasa hangat serta kebersamaan bagi seluruh tamu yang hadir.

Nasi kebuli ini disajikan dengan roti sebagai simbol kehormatan dan kebersamaan bagi semua tamu.

Siapa pun boleh datang tanpa undangan resmi dan menyantap hidangan yang sudah disajikan.

Rangkaian Acara Haul dan Kehadiran Ulama Besar

Haul Habib Ali tahun ini terasa lebih istimewa dengan kehadiran ulama besar asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz, yang juga dijadwalkan hadir langsung di Masjid Riyadh.

Selain itu, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid juga dipastikan akan datang memeriahkan acara.

Baca juga: Kenapa Ada Jalur Kereta Api di Tengah Kota Solo? Dibangun 1 Abad Lebih Lalu, Punya Mitos Terkenal

Rangkaian kegiatan spiritual meliputi pengajian, khataman Al-Qur’an, pembacaan kitab, doa bersama, dan ceramah yang diadakan secara intensif selama beberapa hari.

Puncak acara Haul akan berlangsung pada Minggu, 12 Oktober 2025, pukul 09.00–12.00 WIB, disusul dengan peringatan Maulid Habib Ali pada Senin pagi.

Jamaah yang datang tidak hanya dari Solo dan Jawa Tengah, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Timur, Jakarta, Jawa Barat, hingga Kalimantan.

Bahkan, tamu dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Myanmar, Yaman, dan Timur Tengah juga mulai berdatangan jauh hari sebelum acara.

Baca juga: Kenapa Banyak Warga Wonogiri yang Memilih Merantau? Ternyata Ada Peran Soeharto di Zaman Orde Baru

Nasi Kebuli: Hidangan Ikonik Berakar dari Timur Tengah

Nasi kebuli yang disajikan dalam acara haul ini bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari tradisi yang sudah menyatu dengan budaya dan perayaan keagamaan di Indonesia, terutama di kalangan komunitas Arab-Indonesia.

Asal usul nasi kebuli berasal dari wilayah Timur Tengah, khususnya Arab Saudi dan Yaman.

Nama "kebuli" kemungkinan berasal dari kata "kabuli" yang berarti “dari Kabul,” mengacu pada pengaruh Afganistan.

Hidangan ini dibawa ke Indonesia oleh para pedagang Arab dan Gujarat yang telah berdagang dengan Nusantara sejak abad ke-12.

Baca juga: Belum Buka Sudah Rugi, Pedagang Haul Habib Solo Ceritakan Detik-detik Lapak Ambruk Diterjang Hujan

Nasi kebuli khas memiliki aroma rempah yang kuat seperti jintan, kayu manis, kapulaga, dan cengkeh, serta biasanya dimasak dengan daging kambing, ayam, atau sapi.

Tekstur nasi kebuli sedikit lebih kering dan beraroma dibanding nasi biasa karena proses memasaknya yang lama dengan api kecil. Hidangan ini sering dilengkapi dengan roti, acar, sambal, dan kerupuk.

Variasi dan Resep Sederhana Nasi Kebuli

  • Nasi Kebuli Kambing: Varian paling populer, menggunakan daging kambing yang dimasak bersama rempah khas, menghasilkan rasa gurih dan kaya.
  • Nasi Kebuli Ayam: Alternatif yang lebih ringan dengan ayam sebagai bahan utama.
  • Nasi Kebuli Sapi: Digemari di daerah dengan akses mudah ke daging sapi, memberikan cita rasa manis dan kaya.

(*)

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
6/related/default