36 Kloter Haji Indonesia Tidak Sesuai Skema Penerbangan - Radar Banjarmasin - Opsiinfo9

Post Top Ad

demo-image

36 Kloter Haji Indonesia Tidak Sesuai Skema Penerbangan - Radar Banjarmasin

Share This
Responsive Ads Here

 

36 Kloter Haji Indonesia Tidak Sesuai Skema Penerbangan - Radar Banjarmasin

11-Jemaah-Haji-4137729331

JAKARTA - Keterbatasan slot penerbangan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, membuat puluhan kelompok terbang (kloter) jamaah haji Indonesia menjalani rute tidak sesuai skenario. Mereka akan tiba di Arab Saudi dari Bandara Madinah dan pulang kembali ke Tanah Air dari Madinah. Normalnya mereka pulang ke Tanah Air dari Bandara Jeddah.

Perkembangan tersebut disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief dalam rapat bersama Komisi VIII DPR kemarin (28/4). "Ada 36 kloter gelombang satu yang akan pulang (ke Tanah Air) dari bandara Madinah," katanya.

Rinciannya adalah Embarkasi Lombok (LOP) Kloter 1, 2, 4, 5, 6, dan 7. Kemudian Embarkasi Makassar (UPG) Kloter 1-9, 12, 13, dan 16. Berikutnya Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) Kloter 1, 2, 5, 7, 8, dan 9. Lalu Kloter 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 27, dan 28.

Seperti diketahui skema bakunya adalah jamaah haji gelombang I mengambil rute pemberangkatan dari Indonesia ke Madinah. Kemudian pulangnya dari Jeddah ke Indonesia.

Khusus untuk 36 kloter tadi, setelah melakoni ibadah haji di Makkah harus melakoni perjalanan darat sekitar 5-6 jam ke Madinah. "Segala biaya yang timbul, menjadi tanggung jawab maskapai," kata Hilman.

Dalam rapat itu, Hilman juga menyampaikan soal persiapan asrama haji. Sesuai jadwal, jamaah akan masuk asrama haji mulai 1 Mei depan.

Rencananya pelepasan secara resmi dilakukan di Asrama Haji Pondok Gede. Rencananya jamaah akan dilepas pukul 00.30 WIB pada 2 Mei dini hari.

Kemenag sudah menyiapkan skema penerimaan jamaah selama di asrama haji. "Kami menggunakan skema one stop service," jelas Hilman.

Nantinya jamaah turun dari bus akan ditempatkan di ruangan besar. Mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan final.

Kemudian penyerahan Surat Perintah Masuk Asrama (SPMA), bukti lunas, sampai dengan penyerahan kartu makan dan kunci kamar di asrama haji. Jamaah sekaligus akan menerima gelang haji, paspor, visa, dan uang saku (living cost).

"Diharapkan lebih cepat dan efisien," jelasnya.

Hilman mengatakan, rata-rata lama tinggal di Saudi adalah 41 hari. Karena dalam praktiknya nanti ada yang 40 hari dan 42 hari, menyesuaikan pengaturan di lapangan. Sedangkan masa operasional pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji masing-masing 30 hari.

"Satu hal yang juga dipesankan oleh Pemerintah Saudi. Yaitu Kemenag, Pemerintah Indonesia, diminta sosialisasi terkait kesadaran tidak menggunakan visa nonhaji," katanya.

Pemerintah Saudi benar-benar berpesan jangan sampai ada masyarakat Indonesia yang nekat berhaji tanpa menggunakan visa haji. Pengalaman tahun lalu masih ada warga Indonesia yang digerebek di hotel karena menggunakan visa nonhaji.

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages