4 Strategi Menulis Sirah Nabi Muhammad di Masa Kini - NU Online - Opsiinfo9

Post Top Ad

demo-image

4 Strategi Menulis Sirah Nabi Muhammad di Masa Kini - NU Online

Share This
Responsive Ads Here

 

4 Strategi Menulis Sirah Nabi Muhammad di Masa Kini

muhammad-nu-online6_1745138147

Jakarta, NU Online

Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta, Jawa Tengah, Prof Islah Gusmian menyebutkan terdapat empat strategi menulis sirah Nabi Muhammad saw di masa kini.


Hal tersebut ia sampaikan dalam webinar Kuliah Umum Daring dengan topik Ulama Nusantara Menulis Nabi Agung Muhammad saw yang diselenggarakan NU Online Institute pada Sabtu (19/4/2025).


Pertama, perlu menentukan dan memastikan sumber-sumber otoritatif sebagai cara untuk menjaga akurasi informasi dan data. “Kita perlu mendapatkan sumber-sumber otoritatif sebagai cara menjaga kemurnian informasi, ditambah data yang akurat seperti tahun, jumlah orangnya,” ujarnya.


Kedua, perlu mempertimbangkan audiens, lokus, dan tempus dari teks tentang Nabi Muhammad saw yang akan diinisiasi. Menurutnya, di masa sekarang ini, perlu melibatkan teknologi dalam mempertimbangkan tiga hal tadi.


“Masa saat ini, audiens kita perlu sesuaikan, misalkan generasi yang muda melalui media sosial. Pertimbangkan juga lokus dan tempus dari teks yang akan ditulis,” ujar Prof Islah.


Ketiga, memilih teknik penulisan, pendekatan, dan metode penulisan sebagai strategi literasi yang dapat memikat para pembaca.


“Setelah dua langkah tadi, perlu memilih teknik penulisan, apakah dalam bentuk syair, sejarah naratif, seperti untuk anak-anak dibuatkan buku cerita tentang Nabi Muhammad saw,” katanya.


“Ini suatu pendekatan untuk anak-anak dan metode penulisannya disesuaikan dengan bahasa sehari-hari,” tambahnya.


Keempat, menetapkan tujuan penulisan, aspek pokok, dan kontekstualisasi Sirah Nabi Muhammad saw, seperti kajian politik, teologi, budaya, dan sosial humaniora.


“Tujuan penulisan ini aspek penting, misalkan ingin menulis tentang politik dan yang ingin ditulis perperangan di masa Nabi, maka tulisan akan fokus bagaimana perperangan itu terjadi dan bagaimana strategi untuk memenangkannya,” ucapnya.


Sirah Nabi dalam Tanah Jawi

Prof Islah menyampaikan bahwa banyak cara ulama Indonesia dalam menuliskan Nabi Muhammad saw. Genre hikayat Nabi yang disusun secara tematik dan ditulis model prosa, naratif, pujian, serta sebagai strategi dakwah.


“Model semacam ini ada pada tahun 1871 dan naskah asalnya disalin oleh Jidil bin Abdul Rahim,” katanya.


Ia menyampaikan bahwa cara selanjutnya dalam bentuk Hikayat Nur Muhammad dan pendekatan tasawuf sebagai sprititualisme Islam dan kesadaran ruhani.


“Sirah ini disusun dan diadaptasi ulama Nusantara dari Aceh sehingga bahasa yang digunakan banyak menggunakan Bahasa Melayu,” ujarnya.


Prof Islah juga menyampaikan bahwa para ulama dahulu hingga kini banyak menuliskan Nabi Muhammad saw melalui sejarah naratif dengan menjelaskan secara kronologis dengan sumber data dan pendekatan sejarah.

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages