Dunia Internasional
Suriah Tangkap Pemimpin Jihad Palestina, Gus Ulil: Negara-Negara Arab Dilanda Dua Kepentingan

Jakarta, NU Online
Pasukan keamanan Suriah menangkap dua pemimpin jihad Islam Palestina, Khaled Khaled dan Abu Ali Yasser, usai kurang dari 48 jam kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu Presiden Ahmed Al-Sharaa di Ibu Kota Suriah, Damaskus yang menjadi tempat yang sama dengan penangkapan tersebut.
Merespons itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menyebut bahwa saat ini, negara-negara Arab telah dilanda dua kepentingan yang mendasar, yaitu membangun ekonomi dari jeratan embargo negara Barat dan Amerika Serikat (AS), tetapi di sisi lain mereka masih menyuarakan kemerdekaan Palestina.
"Mereka tentu harus membela bangsa Palestina tetapi mereka secara de facto memiliki kepentingan nasional masing-masing," katanya saat ditemui NU Online di lantai 3 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat, pada Kamis (24/4/2025).
Ditambah lagi, kata Gus Ulil, sejak serangan Israel ke Palestina pada 7 Oktober 2023 kemudian terpilihnya Presiden AS Donald Trump yang menggantikan Joe Biden, menambah daftar panjang kerumitan yang terjadi pada negara-negara Arab.
"Amerika di bawah Trump ini menimbulkan kerumitan karena Trump kebijakannya terhadap Palestina agresif sekali. Mereka meminta seluruh negara Arab untuk tidak menoleransi kelompok yang mereka anggap teroris seperti Hamas," jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Ulil mengungkapkan bawah Suriah pada awalnya dekat dengan Iran dan memiliki model perjuangan yang sama, yaitu berani menentang, bahkan berkonfrontasi dengan negara Barat dan AS.
Namun Presiden Al-Sharaa memiliki pertimbangan lain untuk membereskan negaranya dari masalah domestik, yakni penguatan ekonomi dan pembangunan nasional.
"Menurut saya, kejadian ini sebetulnya bagian dari dinamika internal politik dari negara-negara Arab. Sekarang Ahmad Al-Sharaa ini punya kepentingan besar memiliki hubungan baik dengan Barat," ujarnya.
Gus Ulil mengaku prihatin dengan situasi Palestina terkini. Ia menyebut, Palestina seperti ditinggal oleh saudara-saudaranya sendiri di dunia Arab. Meskipun dunia Arab mendukung Palestina, tetapi dukungan itu harus dilakukan dengan cara yang tidak juga mengancam kepentingan nasional mereka.
"Itu sangat menyulitkan sekali. Suriah negara yang baru bangkit sehingga strategi Ahmad Al-Sharaa jelas ingin membangun hubungan yang baik dengan Amerika terutama supaya embargo ekonomi dicabut," ujarnya.
Tak hanya itu, Gus Ulil melihat bahwa penangkapan dua pemimpin jihad Palestina seperti pesan dari Al-Sharaa kepada negara-negara Barat dan AS bahwa Suriah kini telah berubah dengan pendekatan-pendekatan yang ada.
"Akibatnya bisa menimbulkan persepsi bahwa sekarang ini Suriah seperti meninggalkan Palestina. Kesan itu sudah ada sebelumnya bahwa Suriah itu meninggalkan Palestina, dan dukungan kepada Palestina agak berbeda dengan Suriah saat masih berada di bawah Bashar Al-Assad yang total melawan Barat," terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar