Kisah Guru Winarsih yang Tempuh Jarak 30 KM untuk Mengajar di Sekolah

Jombang, NU Online Jatim
Sebuah kisah yang menginspirasi datang dari Jombang, Jawa Timur. Adalah Winarsih, Guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jipurapah 2, Plandaan, Jombang yang harus berjuang menempuh perjalanan panjang sejauh 30 Kilometer untuk bisa sampai ke sekolah.
Belum lama ini, guru tersebut viral di media sosial karena mengendarai sepeda trail di jalan yang berlumpur saat hendak ke sekolahnya.
Winarsih yang tinggal di Desa Sumberagung, Kecamatan Megaluh tidak hanya harus menempuh perjalanan yang jauh, ia juga harus menyeberangi sungai menggunakan perahu getek dan bergelut dengan kondisi jalan tanah yang berlumpur nan susah dilewati.
Tak hanya itu, terkadang ia juga mendapat musibah yang tidak terduga, seperti rantai motor putus dan ban bocor saat berada di jalan tengah hutan. Untuk mendapat bantuan, Winarsih harus naik ke tempat yang lebih tinggi untuk mendapat sinyal dan menghubungi bantuan.
"Medan yang saya lalui memang berat sekali, kadang rantai motor trail putus, ban bocor, dan harus jalan kaki nyari tempat tinggi biar dapat sinyal, kemudian menelepon teman untuk cari bantuan," ujarnya kepada NU Online Jombang, pada Jum'at (02/05/2025).
Ia kemudian menceritakan bagaimana awalnya bisa mengajar di SDN Jipurapah 2 dan kesan pertamanya saat bertemu anak-anak di Jipurapah.
"Hati saya terenyuh ketika melihat anak-anak yang masih polos dengan kondisi mereka yang seadanya, juga tidak ada guru perempuan pada waktu itu, akhirnya saya berpikir, mungkin Tuhan memberi saya waktu di sisa umur ini untuk mengabdi di SDN Jipurapah 2," paparnya.
Winarsih juga menyadari bahwa kehadirannya di SDN Jipurapah 2 membawa warna baru bagi siswa. Ia pun dengan sabar dan telaten membimbing anak-anak didiknya.
"Di sini tidak ada prasekolah, jadi anak kelas 1 SD masih dalam tahapan belajar berhitung dan membaca level dasar, terkadang juga kita ajak menyanyi layaknya anak-anak di taman kanak-kanak (TK)," terangnya.
Saat mengajar siswanya, Winarsih tidak berharap muluk-muluk, ia ingin siswanya bisa membaca, menulis, dan memahami bacaan itu sendiri. Di tengah kondisi ekonomi siswanya, Winarsih ingin agar siswanya tetap bersekolah sampai ke jenjang yang lebih tinggi.
"Bagi saya, menjadi guru adalah pengabdian dan keikhlasan dalam bekerja, action di lapangan adalah yang utama," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar