Khutbah Jumat: Peran Masyarakat dalam Mengawal Demokrasi di Indonesia
NU Online · Rabu, 17 September 2025 | 11:00 WIB
Ilustrasi pemimpin. (Foto: NU Online)

Kolomnis
Indonesia merupakan salah satu negara penganut sistem demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, keadilan, dan penegakan hukum. Demokrasi bermakna kedaulatan berada di tangan rakyat yang diwujudkan melalui partisipasi, keterbukaan, dan penghormatan terhadap hukum. Namun, selayaknya dua sisi dari mata koin yang sama, demokrasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa partisipasi dari masyarakat dan penegak hukum di dalamnya.
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Khutbah Jumat: Peran Masyarakat dalam Mengawal Demokrasi di Indonesia.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).
Baca Juga
Khutbah Jumat: Demokrasi dan Etika Mengkritik Pemimpin
Khutbah I
الْحَمْدُ ِللهِ، الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا ۢ بَصِيْرًا
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Nikmat yang harus digunakan dalam rangka memenuhi syariat yang telah ditetapkan-Nya. Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal ‘alamin.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Pemimpin Amanah yang Diharapkan Allah dan Rasulullah
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Indonesia merupakan salah satu negara penganut sistem demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, keadilan, dan penegakan hukum. Demokrasi bermakna kedaulatan berada di tangan rakyat yang diwujudkan melalui partisipasi, keterbukaan, dan penghormatan terhadap hukum.
Namun, selayaknya dua sisi dari mata koin yang sama, demokrasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa partisipasi dari masyarakat dan penegak hukum di dalamnya. Keduanya memiliki peran masing-masing dalam upaya mewujudkan sistem demokrasi terlaksana dengan baik. Masyarakat berperan aktif menjaga nilai-nilainya, dan aparat penegak hukum berperan dalam menegakkan aturan secara adil serta bebas dari kepentingan tertentu.
Partisipasi kedua belah pihak dalam menjalankan keadilan, menjaga kedaulatan dan tatanan sosial merupakan amanat yang harus diemban dan dijaga bersama. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 58:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا ۢ بَصِيْرًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (Qs. An-Nisa: 58)
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Pada ayat di atas, secara tegas Allah Swt memberikan perintah kepada umat manusia untuk menjalankan amanat dengan baik. Amanat yang dimaksud meliputi segala macam bentuk tanggung jawab manusia baik sebagai hamba Allah maupun tanggung jawab sesama manusia. Termasuk amanat menjalankan keadilan dan kedaulatan negara baik bagi rakyat maupun penegak hukum.
Terkait hal ini, Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirul Qur’anil Adzim juz II, hal 298 menjelaskan sebagai berikut:
وَهَذَا يَعُمُّ جَمِيعَ الْأَمَانَاتِ الْوَاجِبَةِ عَلَى الْإِنْسَانِ مِنْ حُقُوقِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى عِبَادِهِ مِنَ الصَّلَوَاتِ وَالزَّكَوَاتِ وَالصِّيَامِ وَالْكَفَّارَاتِ وَالنُّذُوْرِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا هُوَ مُؤْتَمَنٌ عَلَيْهِ ولا يَطَّلِعُ عَلَيْهِ الْعِبَادُ، وَمِنْ حُقُوقِ الْعِبَادِ بَعْضِهِمْ عَلَى بَعْضٍ كَالْوَدَائِعِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا يَأْتَمِنُونَ بِهِ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْ غَيْرِ اطِّلَاعِ بَيِّنَةٍ عَلَى ذَلِكَ، فَأَمَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِأَدَائِهَا
Artinya: “Ayat ini mencakup semua amanat yang wajib dilaksanakan oleh manusia, baik hak-hak Allah terhadap hamba-hamba-Nya seperti shalat, zakat, puasa, kafarat, nadzar dan yang lainnya meliputi segala amanat yang tidak terlihat oleh orang lain. Juga termasuk hak-hak sesama manusia, seperti hak titipan dan yang lainnya yang menjadi kepercayaan satu sama lain. Allah memerintahkan untuk melaksanakannya dengan baik”.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Dalam hal ini, menjalankan peran sebagai penegak demokrasi baik sebagai rakyat maupun penegak hukum adalah bagian dari amanat yang wajib dijaga dan dijalankan dengan baik. Rakyat berfungsi menjaga nilai-nilai demokrasi dengan mengawasi kerja-kerja pemangku jabatan dan menyampaikan kritik dengan baik ketika melihat ada kejanggalan kebijakan.
Adapun bagi penegak hukum, sebagai wakil rakyat dapat menjalankan kewajibannya dalam menegakkan hukum dan keadilan yang berlandaskan kemaslahatan rakyat, serta terbuka terhadap masukan dan kritik dari rakyat. Rasulullah Saw bersabda:
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: "Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya". (HR. Bukhari).
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Hadits di atas dengan tegas menjelaskan bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Maka dalam sistem demokrasi, rakyat dan pemangku jabatan adalah yang bertanggung jawab dalam menjaga roda kedaulatan berada di jalurnya.
Kesimpulannya, kedua belah pihak, baik masyarakat maupun pejabat memiliki peran masing-masing yang krusial untuk dijalankan. Masyarakat dengan kontrol sosialnya, dan penegak hukum dengan kewenangan dan keadilannya.
Apabila masyarakat lalai dalam menjaga nilai-nilai demokrasi dengan acuh terhadap kerja-kerja pemangku jabatan dan tidak melakukan koreksi serta kritik, serta penegak hukum gagal menegakkan keadilan, maka yang terjadi adalah kerusakan, penindasan, serta hilangnya kepercayaan satu sama lain.
Semoga Allah Swt selalu menjaga Indonesia dari perpecahan kedaulatan dengan menjaga rakyatnya dari acuh dalam penegakkan keadilan dan sistem demokrasi yang baik serta menjaga pemangku jabatan dari kelalaian dan penyelewengan dalam menjalankan amanat rakyat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر.ِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek Cirebon dan Mahad Aly Jakarta.