Khutbah Jumat: Upah Layak bagi Pekerja sebagai Jalan Menuju Keberkahan
NU Online · Kamis, 18 September 2025 | 06:00 WIB
Ilustrasi menerima gaji. Sumber: Canva/NU Online.

Kolomnis
Manusia bekerja untuk berbagai tujuan, yang paling mendasar adalah memenuhi kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, dan papan melalui penghasilan. Tentu semuanya mesti diusahakan dengan halal dan benar. Dalam konteks perjanjian kerja, juga perlu diperhatikan soal pemberian upah atau gaji yang layak. Agar pada akhirnya, lewat pekerjaan tersebut, dapat memberikan kesejahteraan, baik bagi majikan/pengusaha maupun bagi karyawan/pekerja/buruh.
Teks Khutbah Jumat berikut ini dengan judul “Upah Layak bagi Pekerja sebagai Jalan Menuju Keberkahan." Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
Khutbah Jumat: 4 Permata dalam Diri Manusia dan yang Membinasakannya
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللّٰهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah
Mengawali khutbah Jumat ini, khatib mengajak kepada diri sendiri dan seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Marilah kita senantiasa mengingat akan segala anugerah yang telah dikaruniakan Allah swt kepada kita. Untuk kemudian kita syukuri dan gunakan di jalan kebaikan serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Kedua hal antara takwa dan syukur ini saling berkaitan, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
Baca Juga
Khutbah Jumat: Haramnya Khamr dan Ancaman bagi Peminumnya
فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya, "Bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur." (QS Ali 'Imran : 123)
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah
Salah satu bentuk syukur kita kepada Allah SWT yakni dengan syukur kepada sesama. Sebab dalam kehidupan ini, kita mendapatkan bantuan dari sesama makhluk. Syukur kepada sesama ini, sejatinya kita juga bersyukur kepada Allah Swt. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
Artinya, "Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia.” (HR. Abu Dawud)
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa bersyukur atau berterimakasih kepada orang-orang yang membantu dalam kehidupan kita. Dalam konteks dunia pekerjaan, rasa syukur ini diwujudkan dalam memberikan upah atau gaji yang layak, apabila kita tengah memiliki perjanjian kerja atau mempekerjakan seseorang.
Di Indonesia, konsep upah layak tertuang dalam Undang-Undang Cipta Kerja (UU No. 6 Tahun 2023) dan UU Ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun 2003) sebagai bagian dari upaya mewujudkan penghidupan yang layak bagi pekerja.
Dalam praktiknya, penetapan upah minimum yang dilakukan oleh pemerintah seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan hidup layak. Upah minimum hanya ditetapkan berdasarkan kebutuhan fisik minimum, sedangkan kebutuhan hidup layak mencakup kebutuhan dasar dan kebutuhan lain yang penting untuk hidup layak.
Terkait pemberian upah yang layak ini, menurut ajaran Islam telah dijelaskan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ، وَأَعْلِمْهُ أَجْرَهُ وَهُوَ فِي عَمَلِهِ
Artinya, “Berikanlah upah kepada pekerja sebelum keringatnya mengering, dan informasikan (jumlah) upahnya ketika pekerjaan akan dimulai,” (HR Al-Baihaqi)
Hadits tersebut setidaknya memuat dua pesan, yakni pertama agar memberikan informasi terkait upah yang akan diterima oleh pekerja. Dari informasi tersebut, kemudian dapat dilanjutkan dengan kesepakatan terkait kewajiban pekerjaan dan upah yang akan diterima, sebagai antisipasi apabila terjadi penyelewengan baik dari pemberi pekerjaan ataupun pekerja.
Kedua, tentu kita telah sering mendengarkan anjuran dari Nabi Muhammad saw ini, agar kita memberikan upah yang layak kepada pekerja, sesuai dengan waktu perjanjian kerja. Jangan sampai, pekerja sudah menyelesaikan pekerjaannya, namun upah tak kunjung diterima dan bahkan dibawa lari oleh pemberi pekerjaan. Hal tersebut termasuk dalam salah satu dari tiga kelompok yang diancam oleh Allah SWT, akan menjadi musuh-Nya kelak di hari Kiamat.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah
Para karyawan atau buruh, mereka adalah orang-orang yang berjasa dalam usaha kita. Maka perhatikan kesejahteraan dan perlindungan mereka saat bekerja. Selain dari ajaran agama, hal ini juga telah diamanatkan dalam UU Nomor 6 Tahun 2023.
Demikianlah, pentingnya untuk memahami posisi kita, baik sebagai pemberi pekerjaan maupun sebagai pekerja. Keduanya, memiliki konsekuensi berupa hak dan kewajiban yang wajib dipenuhi. Semoga kita dijadikan oleh Allah SWT, menjadi orang yang senantiasa diberi kemudahan, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pekerjaan kita.
Sebagai penutup dalam kesempatan khutbah ini, marilah kita senantiasa berdoa agar Allah memberikan kita semua rahmat, keberkahan, dan keselamatan. Serta menjauhkan kita dari segala penyakit dan musibah. Amin ya Rabbal Alamin.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرْ.
Ustadz Ajie Najmuddin, Pengurus MWCNU Banyudono Boyolali.