Mengenal Syekh Ibnu ‘Asyur: Ulama Besar Penulis Tafsir At-Tahrir wat Tanwir dan Pelopor Pemikiran Islam Modern
NU Online · Kamis, 23 Oktober 2025 | 18:15 WIB

Syekh Ibnu ‘Asyur: Pelopor Pemikiran Islam Modern
Kolomnis
Kitab tafsir At-Tahrir wat Tanwir merupakan magnum opus milik Syekh Ibnu 'Asyur di bidang tafsir. Kitab tafsir ini sangat prestisius dan terkenal di zaman kontemporer. Tak heran jika banyak ulama dan ahli tafsir di Indonesia bahkan dunia yang menjadikannya rujukan penting dalam mempelajari tafsir dan ilmu-ilmu terkait.
Tulisan akan mengulas secara singkat biografi Syekh Ibnu 'Asyur, sang penulis kitab tafsir At-Tahrir wat Tanwir.
Kelahiran dan Keluarga
Syekh Ibnu ‘Asyur memiliki nama lengkap Muhammad At-Thahir bin Muhammmad bin Muhammad Tahir bin Muhammad bin Muhammad Syazili bin 'Abdul Qadir bin Muhammad bin 'Asyur. Beliau lahir di Tunisia pada 1296 H (1879 M), tepatnya di lingkungan Al-Marsa, pinggiran utara Tunisia, Jumadil Ula/September, dari keluarga Al-‘Asyur, yang merupakan keturunan bangsawan Andalusia.
Ayahnya adalah Syekh Muhammad bin 'Asyur (1235 H/1815 M – 1284 H/1868 M), yang merupakan Qadhi (hakim) di Hadrah Tunis dan penulis berbagai karya berharga. Kakeknya dari pihak ibu adalah ulama dan menteri, yakni Syekh Muhammad Al-Aziz Bu'attur. (Fadhil Hasan Abbas, At-Tafsir wal Mufassirun fil ‘Ashril Hadits, [Ardan, Darun Nafa’is: 1437 H], jilid III, hlm295).
Syekh Ibnu ‘Asyur tumbuh dalam lingkungan ilmiah. Kakek dari pihak ayah adalah seorang ulama dan juga kepala Qadhi (hakim tertinggi) di wilayah Tunisia, sedangkan kakek dari pihak ibu, Syekh Muhammad Al-Aziz Bu'attur, juga seorang ulama yang pernah menjabat sebagai menteri.
Baca Juga
Pemakaian Kerudung bagi Muslimah menurut Ibnu Asyur
Keluarga beliau termasuk salah satu keluarga terpandang di ibu kota dan kaya raya. Mereka memiliki perpustakaan-perpustakaan ilmiah, seperti Perpustakaan Al-'Asyuriyah dan lainnya, yang menyimpan manuskrip-manuskrip langka dalam bidang sastra, agama, dan hukum.
Dalam lingkungan yang kental nuansa ilmiah, politik, dan reformasi inilah, tokoh biografi kita ini tumbuh. Sejak usia muda, ia telah menghafal Al-Qur'an secara mutqin (sempurna) dan juga menghafal berbagai matan ilmiah, sebagaimana kebiasaan para murid pada masanya. Setelah itu, ia juga mempelajari bahasa Prancis seadanya. (‘Abir binti ‘Abdullah An-Na’im, Qawa’idut Tarjih Al-Muta’alliqah bin Nash ‘Inda Ibni ‘Asyur, [Riyadh, Darut Tadmariyyah: 1436 H], hlm 29)
Pendidikan
Sejak kelahirannya, Syekh Ibnu ‘Asyur diasuh oleh kakeknya dari pihak ibu, yaitu Syekh Al-Aziz Bu'attur. Beliau mulai belajar membaca dan menghafal Al-Qur'an pada usia enam tahun, baik di rumah maupun di Kuttab (sekolah tradisional). Beliau tumbuh besar dengan mempelajari Al-Qur'an hingga menguasai hafalannya dengan baik. Beliau tumbuh dalam lingkungan ilmiah dan juga belajar bahasa Prancis seadanya. Akhirnya, beliau bergabung dengan Jami' Az-Zaitunah (Universitas Zaitunah) pada tahun 1310 H (1892 M).
Sejak awal, tanda-tanda kecerdasan sudah terlihat pada beliau. Tanda-tanda dan bakat ini semakin menonjol ketika beliau melanjutkan pendidikan di Universitas Zaitunah. Beliau tetap tekun dan gigih dalam belajar hingga berhasil meraih Syahadah At-Tatwi' (ijazah kelulusan) pada tahun 1317 H/1899 M, dan diberi gelar sebagai 'Adlan Mubraz (Notaris/Ahli Hukum Terkemuka). (Abbas, III/295).
Mulai dari tahun 1900 M hingga 1932 M, beliau mengabdikan diri sebagai dosen di Jami' Az-Zaitunah dan Madrasah As-Sadiqi, dimulai sebagai dosen tingkat dua, kemudian diangkat menjadi dosen tingkat satu pada tahun 1905 M. Pada tahun 1910 M, beliau menjadi anggota pendiri Komite Reformasi Pendidikan Jami' Az-Zaitunah. (An-Na’im, 29-30).
Baca Juga
Pemakaian Jilbab bagi Muslimah menurut Ibnu Asyur
Karier Yudikatif dan Fatwa
Beliau memasuki ranah peradilan pada tahun 1911 M, menjabat sebagai anggota di Pengadilan Properti (Al-Mahkamah Al-'Aqariyah) dan sebagai Qadhi (hakim) Mazhab Maliki. Pada tahun 1923 M, beliau diangkat menjadi Mufti Mazhab Maliki. Lalu pada tahun 1924 M, beliau menjadi Mufti Besar (Kabirul Muftin). Kemudian pada tahun 1932 M, beliau diangkat sebagai Syaikhul Islam untuk Mazhab Maliki.
Beliau menjalankan semua tugas ini dengan keahlian, ketelitian ilmiah yang langka, serta integritas dan pandangan yang baik, menjadikannya otoritas dan rujukan dalam setiap keputusannya. (An-Na’im, 30).
Kepemimpinan Universitas Zaitunah
Beliau diangkat sebagai Syekh (Rektor) Jami' Az-Zaitunah dan cabang-cabangnya untuk pertama kalinya pada September 1932 M. Namun, beliau mengundurkan diri dari posisi tersebut setelah September 1933 M akibat gejolak dan intrik yang muncul, salah satunya karena dituduh secara tidak benar terkait isu fatwa naturalisasi (pemberian kewarganegaraan).
Beliau kembali diangkat menjadi Syekh Jami' Az-Zaitunah pada tahun 1945 M. Pada tahun 1956 M, beliau diangkat menjadi Syekh Agung (Dekan) Fakultas Syariah dan Ushuluddin Az-Zaitunah hingga tahun 1960 M. (An-Na’im, 30).
Kontribusi Penulisan dan Keanggotaan Ilmiah
Syekh Ibnu ‘Asyur terkenal aktif dalam penulisan, penelitian, dan penyusunan karya ilmiah. Beliau turut serta mendirikan majalah As-Sa'adah al-'Uzhma bersama sahabatnya, Syekh Muhammad Al-Khidr Husain, pada tahun 1952 M, yang merupakan majalah Tunisia pertama. Beliau banyak memublikasikan risalah, khususnya di Majalah Az-Zaitunah dan berbagai majalah Timur Tengah seperti Huda al-Islam, Al-Manar, Al-Hidayah al-Islamiyyah, Nur al-Islam, dan Majalah Akademi Bahasa Arab di Kairo.
Beliau juga berkontribusi dalam Mausu'ah Al-Fiqhiyah (Ensiklopedia Fikih) yang diselenggarakan oleh Kementerian Wakaf Kuwait dengan pembahasan yang bernilai. Selain itu, beliau juga melakukan perjalanan ke Timur Tengah dan Eropa, serta berpartisipasi dalam berbagai pertemuan Islam. Beliau menjadi Anggota Koresponden Akademi Bahasa Arab di Kairo pada tahun 1956 M dan Akademi Ilmiah Arab di Damaskus pada tahun 1955 M. (An-Na’im, 31).
Guru-guru Syekh Ibnu ‘Asyur
Seperti kebanyakan ulama pada masanya, Syekh Ibnu ‘Asyur memiliki banyak guru yang membentuk keilmuannya melalui pengembaraan ilmu yang panjang. Perjalanan ini memberikan pengaruh besar terhadap pemikiran dan karya-karyanya. Berikut adalah beberapa guru utama beliau:
1. Mustafa Ridhwan As-Susi
Beliau lahir di kota Sousse (Tunisia) tahun 1244 H, berasal dari keturunan tentara Turki. Beliau diangkat sebagai anggota dewan pengaturan pelajaran di Jami' Az-Zaitunah, dan wafat pada tahun 1322 H.
2. Ahmad Jamaluddin Al-Faqih
Beliau lahir di Bani Khiyar. Belajar dan mengajar di Jami' Az-Zaitunah. Syekh Ibnu ‘Asyur adalah salah satu muridnya yang paling menonjol. Wafat setelah tahun 1323 H.
3. Al-Wazir Muhammad Bu'attur
Beliau lahir tahun 1240 H di Tunis. Seorang tokoh ilmuwan terkemuka yang memiliki pandangan independen, pernah menjabat sebagai menteri, dan wafat tahun 1325 H.
4. Umar bin Ahmad bin Ali bin Hasan
Dikenal sebagai Ibnus Syaikh, seorang ahli fikih dan mutakallim (teolog), serta menguasai filsafat. Beliau lahir tahun 1239 H. Mulai mengajar di Jami' Az-Zaitunah tahun 1268 H, dan wafat tahun 1329 H.
5. Syekh Muhammad bin UtsmanAn-Najjar (Abu Abdillah)
Lahir tahun 1255 H di Tunis. Menjabat sebagai Mufti (pemberi fatwa) tahun 1312 H. Menggabungkan tugas fatwa dan mengajar di Jami' Az-Zaitunah. Wafat tahun 1331 H.
6. Shalih bin Muhammad As-Syarif Al-Jazairi
Berasal dari Aljazair, lahir sekitar tahun 1285 H. Mengajar di Masjid Agung (al-Jami' al-A'dzam). Wafat tahun 1338 H.
7. Salim bin Umar Bu Hajib Al-Bambali
Lahir di Banbula tahun 1244 H. Mulai mengajar di Jami' Az-Zaitunah tahun 1265 H. Wafat tahun 1342 H.
8. Muhammad An-Nakhli Al-Qairawani
Lahir tahun 1285 H. Bergabung dengan Jami' Az-Zaitunah tahun 1304 H dan belajar dari para ulama besarnya hingga menjadi pengajar. Wafat di Tunis tahun 1342 H.
9. Ibrahim bin Ahmad bin Sulaiman Al-Marghani
Lahir di Tunis tahun 1281 H. Unggul dalam ilmu Qira'at (bacaan Al-Qur'an). Syekh Ibnu ‘Asyur lulus (mendapatkan ijazah) darinya dalam qira'ah sab'ah dan qira'ah 'asyrah. Wafat tahun 1349 H.
10. Muhammad bin Yusuf
Salah satu tokoh terkemuka Tunisia di era modern, lahir di Tunis tahun 1274 H. Memiliki perhatian khusus pada sastra. Mengajar Maqamat Al-Harirīi di Jami' Az-Zaitunah sekitar tahun 1315 H. Seorang penyair. Wafat tahun 1358 H. (An-Na'im, 32-34).
Murid-murid Syekh Ibnu ‘Asyur
Syekh Ibn 'Asyur adalah salah satu tokoh terkemuka yang mengajar dan mengulas banyak kitab induk di Universitas Az-Zaitunah. Beliau telah meluluskan sekelompok ulama besar dan tokoh reformis. Berikut adalah daftar murid beliau yang paling menonjol, diurutkan berdasarkan tahun wafat:
1. Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Al-Mustafa bin Makki bin Badis
Lahir tahun 1308 H. Beliau adalah Ketua Jam'iyyatul 'Ulamā' Al-Muslimīn bil Jazā'ir (Asosiasi Ulama Muslim Aljazair). Beliau memiliki banyak tulisan yang dikumpulkan oleh Ammar At-Thalibi dengan judul: Ibnu Badis, Hayatuhu wa Atsaruh, yang terdiri dari empat jilid. Wafat tahun 1359 H.
2. Muhammad As-Shadiq bin Muhammad As-Syaththi
Lahir tahun 1312 H. Di antara karyanya adalah: Tahdzib wa Tahrir Īdhāh as-Sālik fī Qawā'id al-Imām Mālik karya an-Nūshirisī. Wafat tahun 1364 H.
3. Zainal 'Abidin bin Husain
Lahir di Tunis tahun 1317 H. Di antara karyanya adalah: Al-Mu'jam fin Nahwi was Sharf (Kamus Nahwu dan Sharaf) dan Al-Mu'jam fil Qur'an (Kamus Al-Qur'an). Wafat tahun 1377 H.
4. Muhammad bin Khalifah bin Hasan bin Al-Hajj Al-Madani
Lahir tahun 1307 H. Di antara karya-karyanya adalah: Tafsir Surah al-Waqi'ah, Tafsir Surah al-Fatihah, dan Kifayatul Murid fi Fannit Tauhid. Wafat tahun 1378 H.
5. Abu al-Hasan bin Sya'ban
Sastrawan dan penyair yang Lahir di Tunis tahun 1315 H. Dikenal karena kecerdasannya yang luar biasa dan kemampuan puisinya yang menakjubkan. Wafat tahun 1383 H.
6. Muhammad Al-Fadhil
Anak Ibnu Asyur sendiri. Lahir tahun 1327 H di Al-Marsa. Di antara karya-karyanya adalah: At-Tafsir wa Rijaluh, A'lamul Fikr dan Tarajimul A'lam. Wafat tahun 1390 H.
7. Muhammad al-Basyir bin asy-Syaikh Ahmad bin asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad An-Nifar
Lahir tahun 1306 H. Memiliki perhatian besar dalam menelaah manuskrip dan memiliki keahlian yang baik di bidang tersebut. Di antara karyanya adalah: Tarajimul Muftin wal Qudhah. Wafat tahun 1394 H.
8. Ali bin Mahmud bin Muhammad Al-Khujah
Lahir di Tunis tahun 1310 H. Terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Mengarang sebuah kitab fiqih yang mengumpulkan beberapa masalah dalam empat jilid. Wafat tahun 1402 H. (An-Na'im, 35-37).
Karya-karya Syekh Ibnu ‘Asyur
Syekh Ibnu ‘Asyur dikenal sebagai ulama yang sangat produktif, menghasilkan berbagai karya dalam disiplin ilmu. Berikut adalah beberapa karya penting beliau:
- Ushūlul Insyā' wal Khithābah (Dasar-Dasar Komposisi dan Retorika). Diterbitkan tahun 1928 M.
- A Laisash Shubhu bi Qarīb (Bukankah Subuh Sudah Dekat?) Diterbitkan di Tunisia oleh Asy-Syarikah at-Tūnisiyyah li at-Tawzī' (Perusahaan Distribusi Tunisia) tahun 1967 M, kemudian diterbitkan lagi tahun 1988 M.
- Tafsr At-Tahrīr wat Tanwīr. Syekh Ibn Asyur sendiri dalam mukadimah kitabnya, menamakan kitab ini dengan nama Tahrīrul Ma'na as-Sadīd wat Tanwīrul 'Aqlil Jadīd min Tafsīril Kitāb al-Majīd (Memurnikan Makna yang Kuat dan Mencerahkan Akal Baru dari Tafsir Kitab yang Mulia), namun disingkat dengan nama pertama saja. Kitab ini adalah karya beliau yang paling terkenal dan terbesar, serta dianggap sebagai ensiklopedia besar dalam bidang tafsir Al-Qur'an. Diterbitkan oleh Ad-Dārut Tūnisiyyah lin Nasyr (Penerbitan Tunisia) tahun 1984 M.
- Hāsyiyah 'alat Tanqīh lil Qarāfī (Catatan Kaki atas Kitab At-Tanqih karya Al-Qarafī dalam Ushul Fiqih). Beliau menamakannya At-Taudhīh wa at-Tashhīh (Penjelasan dan Koreksi). Diterbitkan oleh percetakan an-Nahdhah di Tunis tahun 1341 H.
- Syarh wat Ta'liq 'ala Qasidatil A'shal Akbar fi Madhil Muhallaq (Penjelasan dan Komentar atas Qasidah Al-A'sha al-Akbar dalam Memuji Al-Muhallaq). Diterbitkan oleh Dārul 'Arab di Tunis tahun 1929 M.
- Kasyful Mughaththa minal Ma'ānī wa Alfāzhil Wāqi'ah fi al-Muwaththa' (Mengungkap Makna dan Lafazh yang Tersembunyi dalam Kitab Al-Muwatta'). Kitab ini diterbitkan di Tunis.
- Maqāshidusy Syarī'ah Al-Islāmiyyah (Tujuan-Tujuan Utama Syariat Islam). Diterbitkan dalam beberapa cetakan, yang pertama pada tahun 1946 M oleh Dārul Istiqaamah di Tunis, dan yang terakhir oleh Dārul Qalam di Damaskus dengan tahqiq (penelitian) oleh Dr. Muhammad al-Habib Ibn al-Khūjah.
- Mūjazul Balāghah (Ringkasan Retorika/Balaghah). Diterbitkan tahun 1932 M.
- An-Nazhar al-Fasīh 'inda Madhā'iqil Anzhār fīlJāmi' ash-Shahīh (Pandangan yang Luas di Tengah Kesulitan Pemahaman dalam Al-Jāmi' ash-Shahīh). Diterbitkan oleh Ad-Dār al-'Arabiyyah lil Kitāb di Tunis tahun 1979 M.
- Ushūlun Nizhām al-Ijtimā'ī fīl Islām (Dasar-Dasar Sistem Sosial dalam Islam)
- Al-Waqf wa Atsaruhu fīl Islām (Wakaf dan Dampaknya dalam Islam). Pertama kali dimuat dalam majalah Al-Hidāyah Al-Islāmiyyah di Kairo, volume 9, bagian 4, halaman 241-256. Kemudian dicetak terpisah dalam bentuk kumpulan di Tunis dengan perhatian dari Ali ar-Ridha al-Husaini. (Abbas, III/303-307).
Kewafatan Syekh Muhammad at-Tahir bin 'Asyur
Syekh Ibnu ‘Asyur wafat pada usia sembilan puluh empat tahun di lingkungan Al-Marsa, dekat ibu kota Tunis, pada hari Ahad, 13 Rajab 1393 H, yang bertepatan dengan 12 Agustus 1973 M.
Beliau dimakamkan di Pemakaman Al-Zallaj di kota Tunis. Dengan wafatnya beliau, Tunisia kehilangan tokoh ilmiah paling terkemuka yang pernah dikenal pada abad keempat belas Hijriah. (A-Naim, 39). Wallahu a’lam.
Ustadz Muhammad Ryan Romadhon, Alumni Ma’had Aly Al-Iman, Bulus, Purworejo, Jawa Tengah.