Khutbah Jumat: Jari Jemari dan Penguatan Dakwah Digital - NU Online

Dunia Berita
By -
0

 

Khutbah Jumat: Jari Jemari dan Penguatan Dakwah Digital

NU Online  ·  Kamis, 6 November 2025 | 15:00 WIB


Ilustrasi seseorang sedang menyebarkan informasi. (Foto: NU Online/Freepik)

Muhammad Faizin

Penulis

Era digital seperti pisau bermata dua, bisa membawa dampak negatif dan positif. Tinggal siapa yang menggunakannya. Sebagai sebuah perubahan yang tidak bisa dibendung, kita harus memaksimalkan era ini untuk kebaikan di antaranya untuk memperluas medan dakwah dan amal saleh. Dengan kesadaran dan niat yang ikhlas, setiap sentuhan jari di layar dapat menjadi ladang pahala bagi kita.

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Khutbah Jumat: Jari Jemari dan Penguatan Dakwah Digital”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ 

Baca Juga

Khutbah Jumat: Menjaga Akhlak di Tengah Krisis Moral Digital

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali kutbah Jumat ini, mari kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT di tengah perubahan yang sangat cepat di era digital. Perubahan ini tidak hanya membawa dampak positif bagi kita, namun memunculkan dampak negatif yang semuanya perlu disikapi dengan panduan takwa. Ketakwaan akan menjadi rambu-rambu sekaligus panduan bagi kita dalam menapaki hidup sehingga bisa mengetahui mana yang merupakan perintah Allah dan mana larangan-Nya.

Kita ketahui bersama, di era modern saat ini, berbagai jenis aktivitas bisa dilakukan dengan mudah. Di antara yang paling dominan dalam aktivitas digital adalah jari-jemari kita. Hampir setiap saat, kita menggulir layar ponsel, mengetik pesan, membagikan unggahan, atau menekan tombol  menggunakan jari kita. 

Aktivitas yang tampak sederhana ini sebenarnya memiliki dampak yang besar bagi diri dan juga orang lain. Dalam pandangan Islam sendiri, tidak ada gerak tubuh yang luput dari tanggung jawab di hadapan Allah. Maka, ketika dunia telah berpindah ke ranah digital, sudah saatnya kita harus memahami makna baru dari amal saleh yakni aktivitas klik jari jemari untuk kebaikan.

Baca Juga

Khutbah Jumat: Hindari Pamer Maksiat di Media Sosial

Dalam sebuah hadits, Rasulullah seolah telah memprediksi bahwa selain lisan, suatu saat tangan akan menjadi bagian yang penting dalam interaksi dengan orang lain dalam berkomunikasi. Rasulullah mengingatkan agar kita senantiasa menjaga mulut dan tangan. 

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Artinya: "Seorang Muslim adalah orang yang sanggup menjamin keselamatan orang-orang Muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya." [HR Bukhari]

Allah juga sudah mengingatkan bahwa sekecil apa pun aktivitas kita akan dicatat dan diperhitungkan termasuk aktivitas jari jemari kita. Jika kita menggunakannya untuk kebaikan, maka kebaikan juga yang akan kita terima. Begitu juga sebaliknya, jika jari jemari kita gunakan untuk menyebar keburukan, menyakiti orang lain, maka siap-siap kita akan mendapatkan balasannya juga. 

Allah berfirman dalam surat Az-Zalzalah ayat 7-8: 

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ (٧) وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ (٨ 

Artinya: "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya".

Dalam konteks era digital, ayat ini mengingatkan bahwa setiap tindakan di dunia maya, termasuk unggahan, komentar, dan pesan yang kita sebarkan, adalah bagian dari amal yang akan dimintai pertanggungjawaban. Maka, menekan tombol “share” atau “like” untuk menyebarkan ilmu bermanfaat bisa menjadi amal jariyah. Sementara menyebarkan fitnah atau kebohongan bisa menjadi dosa yang terus mengalir.

Fenomena ini menunjukkan bahwa media digital tidak lagi netral. Media ini bisa menjadi sarana pahala ataupun ladang dosa. Di tangan orang beriman, teknologi adalah alat dakwah. Namun di tangan yang lalai, teknologi bisa menjadi sumber kehancuran moral. 

Rasulullah SAW bersabda:

 مَن دَعا إلى هُدًى، كانَ له مِنَ الأجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَن تَبِعَهُ، لا يَنْقُصُ ذلكَ مِن أُجُورِهِمْ شيئًا، ومَن دَعا إلى ضَلالَةٍ، كانَ عليه مِنَ الإثْمِ مِثْلُ آثامِ مَن تَبِعَهُ، لا يَنْقُصُ ذلكَ مِن آثامِهِمْ شيئًا. 

Artinya: “Siapa pun yang mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Sebaliknya, siapa pun yang mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR Imam Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa menyebarkan kebaikan, bahkan dengan satu klik di dunia maya, bernilai seperti melakukan kebaikan itu sendiri. Membagikan ayat Al-Qur’an, kutipan hadits, video ceramah yang mencerahkan, atau ajakan untuk bersedekah termasuk amal yang dapat meluas manfaatnya tanpa batas ruang dan waktu.

Namun, ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Agar klik menjadi ibadah, niat dan adab juga harus diperhatikan. Di antara adab yang perlu diperhatikan adalah memastikan apa yang kita klik merupakan sebuah kebenaran dengan menelisik sumber utamanya dan siapa yang memunculkannya. Informasi yang kita bagikan juga harus baik, benar dan bermanfaat. Sebab yang baik belum tentu benar, yang benar belum tentu bermanfaat, dan yang bermanfaat belum tentu cocok untuk disampaikan ke ranah publik.

Hal ini penting karena di dunia maya, sering terjadi debat kusir akibat menyebarkan dan menerima informasi. kita sering melihat perdebatan tajam, ejekan, dan caci maki atas nama agama. Padahal, dakwah tidak membutuhkan kekerasan verbal namun membutuhkan kelembutan, kesabaran, dan keteladanan. 

Dalam Al-Qur’an sendiri telah ditegaskan adab komunikasi yang merupakan bagian dari dakwah Islam. Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125: 

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ۝١٢٥

Artinya: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”

Di sisi lain, seorang muslim juga harus waspada terhadap dosa jari. Klik yang dilakukan tanpa berpikir bisa menjadi penyebab fitnah dan kehancuran. Hoaks, ghibah, dan ujaran kebencian yang disebarkan di media sosial bukan sekadar kesalahan kecil, melainkan bagian dari dosa yang dampaknya luas. 

Rasulullah SAW bersabda dari Abu Hurairah:

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا، أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ 

Artinya: "Cukuplah seseorang (dianggap) berdusta jika ia menceritakan semua yang ia dengar." (HR. Muslim)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Oleh karena itu mari kita gunakan jari-jemari ini untuk berbagi ilmu, menyebar inspirasi, dan menggerakkan kebaikan. Jadikan setiap klik sebagai bagian dari perjalanan menuju Allah. Sebab di era digital ini, klik untuk kebaikan bukan sekadar slogan, tetapi panggilan keimanan bagi setiap Muslim yang ingin menjadikan teknologi sebagai ladang amal dan jalan dakwah.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

H Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
6/related/default