Khutbah Jumat Akhir Tahun 2025: Renungan, Tobat, dan Menyongsong Hidup yang Lebih Baik
NU Online · Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB

Ilustrasi olahraga. Sumber: Canva/NU Online.
Kolomnis
Sebentar lagi pergantian tahun akan segera datang. Pada momentum ini, banyak dari kita yang menyambutnya dengan hiruk-pikuk rencana dan berbagai perayaan. Tapi pergantian tahun ini seharusnya tidak hanya sebatas perayaan, tetapi juga momen untuk merenungkan ulang perihal apa saja yang kita lakukan selama satu tahun. Karena dengan pergantian tahun, itu artinya ada umur yang berkurang dan ada hari-hari yang telah berlalu tak mungkin kembali.
Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, “Khutbah Jumat Akhir Tahun 2025: Renungan, Tobat, dan Menyongsong Hidup yang Lebih Baik”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَنْزَلَ الْأَحْكَامَ لِإِمْضَاءِ عِلْمِهِ الْقَدِيمِ، وَأَجْزَلَ الْإِنْعَامَ لِشَاكِرِ فَضْلِهِ الْعَمِيمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْبَرُّ الرَّحِيمُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمَبْعُوثُ بِالدَّيْنِ الْقَوِيمِ، الْمَنْعُوتُ بِالْخُلُقِ الْعَظِيمِ، صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيمِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الْكَرِيْمِ، فَإِنِّي أُوْصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ الْحَكِيْمِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Baca Juga
Ini Lafal Doa Awal dan Akhir Tahun
Puji syukur alhamdulillahi rabbil alamin, merupakan kata yang tepat untuk mengawali khutbah yang hari yang mulia ini, atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita semua, Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang senantiasa meneladani jejaknya.
Sebagaimana Rasulullah senantiasa mengawali setiap khutbahnya dengan wasiat takwa, maka sebagai bentuk meneladani sekaligus tanggung jawab kami selaku khatib, perkenankan saya untuk berwasiat kepada diri sendiri dan jamaah sekalian, untuk senantiasa berusaha meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.
Takwa akan menjadi kompas kehidupan yang sempurna bagi kita, karena dengannya kita akan senantiasa untuk terus menaati perintah Allah dan komitmen dalam menjauhi segala larangan-Nya. Ia juga akan menjadi bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat kelak. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ
Artinya, “Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).
Baca Juga
Puasa Sunnah Akhir Tahun dan Awal Tahun
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Tanpa terasa kita saat ini telah berada di penghujung tahun 2025 dan sebentar lagi akan melangkah memasuki tahun 2026. Dalam setiap momen pergantian waktu, baik pergantian tahun, bulan, maupun siang berganti menjadi malam, terdapat pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, yaitu bahwa kehidupan ini terus berjalan dan kita semakin dekat dengan kematian. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لأوْلِي الأبْصَارِ
Artinya, “Allah menjadikan malam dan siang silih berganti. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam).” (QS An-Nur, [24]: 44).
Menurut Imam Abu Muhammad al-Baghawi dalam Tafsir Ma’alimut Tanzil, jilid 6, halaman 54, silih bergantinya siang dan malam serta berputarnya tahun demi tahun ini tidak hanya sekadar fenomena alam yang biasa, tetapi menjadi bukti nyata dan tanda yang sangat jelas tentang Maha Kuasanya Allah SWT dan ke-Esa-an-Nya,
دَلَالَةٌ لِأَهْلِ الْعُقُولِ وَالْبَصَائِرِ عَلَى قُدْرَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَتَوْحِيدِهِ
Artinya, “(Pergantian itu adalah) Petunjuk bagi orang-orang yang berakal dan berwawasan tentang kekuasaan Allah Ta’ala dan keesaan-Nya.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Namun perlu kita sadari bersama bahwa pergantian tahun tidak hanya menjadi bukti betapa Maha Kuasanya Allah dalam mengatur alam semesta ini dengan sangat sempurna, tetapi juga menjadi peringatan bagi kita bahwa dengan bergantinya tahun maupun siang dan malam, juga menunjukkan bahwa umur kita semakin hari semakin berkurang.
Setiap detik yang berlalu adalah bagian dari hidup kita yang telah lewat dan tidak akan pernah kembali. Oleh karena itu, marilah kita gunakan sisa umur kita ini dengan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah swt, berbuat baik kepada sesama, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian yang pasti datangnya.
Demikian wasiat yang disampaikan oleh Rabiah al-Adawiyah kepada Sufyan at-Tsauri, kemudian dicatat oleh Syekh Ismail Haqqi dalam kitab Tafsir Ruhul Bayan, jilid I, halaman 82:
قَالَتْ رَابِعَةُ الْعَدَوِيَّةُ لِسُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ: إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ مَعْدُودَةٌ، فَإِذَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ، وَيُوشِكُ إِذَا ذَهَبَ الْبَعْضُ أَنْ يَذْهَبَ الْكُلُّ، وَأَنْتَ تَعْلَمُ فَاعْلَمْ وَاعْتَبِرْ... قُلْ ذَهَبَ يَوْمِي مَاذَا عَمِلْتُ فِيهِ فَإِنَّ بِالْيَوْمِ يَنْقَضِي الْعُمُرُ
Artinya, “Rabiah al-Adawiyah berkata kepada Sufyan ats-Tsauri: ‘Sesungguhnya engkau hanyalah hari-hari yang terhitung. Jika satu hari berlalu, maka sebagian dari dirimu telah pergi. Dan hampir saja jika sebagian telah pergi, maka seluruhnya akan pergi. Engkau tahu, maka ketahuilah dan ambillah pelajaran... Katakanlah, ‘Hari ini telah berlalu, apa yang telah aku lakukan di dalamnya?’ Karena dengan berlalunya hari-hari itulah umur pun berakhir’.”
Oleh karena itu, mari kita jadikan momentum pergantian tahun ini sebagai kesempatan untuk melakukan introspeksi diri dan mengevaluasi amal perbuatan kita selama setahun terakhir. Sudahkah kita menjadi hamba Allah yang lebih baik? Sudahkah kita memberikan manfaat bagi orang lain? Atau justru sebaliknya, kita lebih banyak melakukan dosa dan kesalahan? Jika demikian, maka segeralah bertobat kepada Allah SWT dan memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat. Jangan menunda-nunda tobat, karena kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Dengan menjadikan momentum akhir tahun ini untuk bermuhasabah, kita akan sadar di mana letak kesalahan dan kelalaian yang telah kita lakukan dalam setahun yang telah berlalu. Dan kita juga akan tahu di mana letak kebaikan yang harus terus kita lakukan dan kita sempurnakan untuk tahun-tahun berikutnya.
Oleh sebab itu, diriwayatkan dari Maimun bin Mahran dalam kitab Ihya Ulumiddin, jilid IV, halaman 404, bahwa seseorang tidak benar-benar dikatakan sebagai seorang yang bertakwa, sebelum ia melakukan introspeksi atau muhasabah terhadap dirinya:
وَعَنْ مَيْمُونِ بْنِ مَهْرَانَ أَنَّهُ قَالَ: لَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنَ الْمُتَّقِينَ حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ
Artinya, “Dan dari Maimun bin Mahran, bahwasanya ia berkata: ‘Tidaklah seorang hamba termasuk golongan orang-orang yang bertakwa, hingga ia bermuhasabah (mengintrospeksi) dirinya sendiri.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Oleh sebab itu, marilah kita jadikan akhir tahun sebagai titik kesadaran bagi kita semua untuk melakukan muhasabah. Pergantian siang dan malam serta berlalunya tahun demi tahun adalah tanda kekuasaan Allah sekaligus pengingat bahwa umur kita terus berkurang dan kesempatan beramal semakin terbatas. Karena itu, mari kita isi sisa usia dengan muhasabah yang jujur, tobat yang sungguh-sungguh, dan amal saleh yang terus ditingkatkan.
Demikianlah khutbah Jumat kali ini tentang pentingnya bermuhasabah di penghujung tahun, agar kita dapat merenungkan perjalanan hidup kita, mengevaluasi amal perbuatan, dan memperbaiki diri untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik. Semoga khutbah ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua, serta memberikan kita kekuatan untuk menyongsong tahun baru dengan semangat baru dan tekad yang lebih kuat untuk meraih ridha Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.