Hadir di Haul Akbar Al Imamain Malang 2025, Pengasuh Ponpes Lirboyo Ingatkan Soal Konflik dan Perpecahan
MALANG, Tugumalang.id – Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH Abdullah Kafabihi Mahrus, hadir langsung dalam acara puncak Haul Akbar Al Imamain 2025 yang digelar di Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah, Kota Malang, Minggu (14/12/2025).
Dalam tausiyahnya, kiai senior yang akrab disapa Kiai Kafa itu mengingatkan umat Islam agar senantiasa waspada terhadap potensi konflik dan perpecahan yang dapat menimbulkan kerusakan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Sekelompok Orang Bongkar Tembok Griya Shanta di Tengah Konflik Proyek Jalan Tembus Kota Malang
Perbedaan Pandangan Harus Disikapi dengan Bijak
Kiai Kafa menegaskan bahwa perbedaan pandangan di dalam suatu kelompok merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari. Namun, perbedaan tersebut harus disikapi secara bijak dan tidak dibiarkan berkembang menjadi konflik yang merugikan.
Menurutnya, setiap perbedaan yang muncul semestinya diselesaikan dengan cara yang baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam sebuah organisasi.
“Perbedaan agama bisa menjadi konflik, perbedaan pendapat juga bisa menjadi suatu konflik, begitupun perbedaan kelompok, partai, dan organisasi. Adapun adanya perbedaan tidak apa-apa, karena hal itu memberi maslahat, namun ada aturan-aturannya,” kata Kiai Kafa.
Baca juga: Ribuan Jamaah Memadati Haul Akbar Al Imamain Malang 2025, Doa dan Zikir Menggema
Peran Ulama Menjaga Persatuan Umat
Ia juga menekankan peran penting ulama sebagai pemimpin dan pembimbing umat menuju jalan kebaikan sebagaimana ajaran Islam. Ulama, menurut Kiai Kafa, memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga keteladanan di tengah masyarakat.
Kiai Kafa menyebutkan bahwa ulama sah-sah saja bergabung dan berorganisasi demi kemaslahatan umat. Namun, perbedaan pendapat yang muncul di dalamnya tidak boleh berujung pada permusuhan karena dapat menimbulkan dampak buruk bagi umat yang meneladani sikap para ulama.
“Bilamana seorang ulama masuk ke organisasi apapun, satu dengan yang lain tidak diperbolehkan atau diperkenankan untuk bermusuhan. Ketika dalam organisasi mengikuti aturan-aturan organisasi dan mau untuk didamaikan, karena orang yang mulia, mereka mau untuk di-islahkan,” tuturnya.
Konflik dan Kebodohan sebagai Sumber Kerusakan
Mengutip sebuah hadits, Kiai Kafa menyampaikan bahwa berbagai bentuk kerusakan kerap bersumber dari konflik yang tidak diselesaikan dengan baik. Ia menilai, keburukan yang dilakukan manusia berawal dari kebodohan dan dorongan nafsu yang lebih diutamakan dibanding menjaga persatuan umat.
“Suatu keburukan-keburukan yang terjadi, sumbernya adalah kebodohan. Sebab orang bodoh itu, nafsunya lebih menonjol. Kita harus ingat manusia itu banyak salahnya, banyak bodohnya, orang alim semuanya juga akan hancur tidak ada artinya, jika di dalam dirinya tidak ada keikhlasan,” terang Kiai Kafa.
“Sebagaimana dalam sufi yang mengatakan segala sesuatu itu bilamana dilakukan bukan karena Allah, ini merupakan maksiat. Bukan hanya pahalanya saja yang hilang tetap kelak juga akan diazab oleh Allah,” sambungnya.
Baca juga: Ribuan Jemaah Bakal Padati Haul Akbar Al Imamain di Kota Malang, 25 Titik Parkir Disiapkan
Menutup tausiyahnya, Kiai Kafa kembali mengingatkan para ulama dan umat Islam untuk selalu mengedepankan persatuan di tengah perbedaan pandangan. Ia menegaskan bahwa konflik yang dibiarkan berlarut-larut hanya akan menjadi sumber kerusakan yang merugikan seluruh umat.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
redaktur: jatmiko