Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
NU Online · Kamis, 4 Desember 2025 | 14:00 WIB
Ilustrasi banjir Sumatra. (Foto: BNPB)
Kolomnis
Pejabat merupakan perpanjangan tangan dari rakyat yang diberi amanah sebagai pemangku kebijakan. Pejabat diberi tugas oleh rakyat untuk membuat kebijakan dengan baik dalam mengelola negara, termasuk dalam pengelolaan alam. Beberapa hari ini, kita telah menyaksikan banjir dan bencana alam lainnya melanda beberapa kawasan di Indonesia yang menelan banyak korban. Dari peristiwa ini, kita dapat mengetahui akibat dari perusakan dan eksploitasi alam dapat merugikan umat manusia.
Untuk itu, Khutbah Jumat ini berjudul "Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الْحَمْدُ للهِ. الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Baca Juga
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat pada siang hari ini. Shalawat beserta salam tak lupa, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal ‘alamin.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Penguatan Ekoteologi untuk Lingkungan yang Lestari
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Dalam beberapa hari ini, kita telah menyaksikan bagaimana banjir dan bencana lainnya melanda beberapa kawasan di Indonesia. Banyak korban berjatuhan, kehilangan keluarga, harta, hingga tempat tinggal. Kerugian yang tidak hanya bersifat finansial namun juga akan membekas dalam hati terutama bagi para korban yang selamat. Dari musibah ini, kita dapat mengetahui akibat dari perusakan dan eksploitasi alam yang dilakukan dapat merugikan umat manusia.
Allah Ta’ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Qs. Ar-Rum: 41).
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Pada ayat di atas, Allah Swt memberikan peringatan kepada umat manusia bahwa kerusakan alam baik di darat maupun di laut yang mengakibatkan munculnya berbagai bencana ialah akibat perbuatan manusia sendiri. Eksploitasi alam berlebihan, penggundulan hutan tanpa adanya reboisasi, membuang sampah sembarangan di sungai, dan perbuatan buruk lainnya adalah penyebab terjadinya bencana seperti banjir, longsor ataupun bencana lainnya.
Terkait hal ini, Syekh Nawawi Banten dalam tafsir Marah Labid juz 2 hal 231 menjelaskan:
أَيْ تَبَيَّنَ الْفَسَادُ فِيْ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ كَالْجَدَبِ وَكَثْرَةِ الْحَرَقِ، وَالْغَرَقِ، وَمَوْتِ دَوَّابِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ، وَقِلَّةِ اللُّؤْلُؤِ بِسَبَبِ كَسْبِ النَّاسِ الْمَعَاصِيَ
Artinya: “Kerusakan yang terjadi di darat dan laut seperti kekeringan, banyak terjadinya kebakaran, tenggelam, matinya hewan-hewan darat dan laut, sedikitnya mutiara, semuanya disebabkan perbuatan manusia yang banyak berbuat maksiat (eksploitasi)”.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Pejabat merupakan perpanjangan tangan dari rakyat yang diberi amanah sebagai pemangku kebijakan. Pejabat diberi tugas oleh rakyat untuk membuat kebijakan dengan baik untuk mengelola negara, termasuk dalam pengelolaan alam.
Dalam Islam, pejabat termasuk bagian dari khalifah. Khalifah dalam Islam tidak hanya bermakna pemimpin, namun juga penanggung jawab dan pengelola amanah di bumi. Amanah ini mensyaratkan kebijaksanaan, keadilan, dan kepedulian, bukan dominasi eksploitatif, termasuk pada alam.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-An’am ayat 165:
وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ
Artinya: “Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu beberapa derajat atas sebagian (yang lain) untuk menguji kamu atas apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat hukuman-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Qs. Al-An’am: 165).
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Imam Fakruddin Ar-Razi dalam tafsir Mafatihul Ghaib Vol 14, hal 193 menjelaskan bahwa pada ayat di atas, Allah Swt memberikan penegasan bahwa tugas sebagai khalifah bukanlah tugas yang mudah. Manusia yang melaksanakan tugasnya sebagai khalifah dengan baik maka akan mendapatkan hasil yang baik. Sebaliknya, manusia yang sembrono dalam tugasnya sebagai khalifah akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Ar-Razi berkata:
ثُمَّ إِنَّ هَذَا الْمُكَلَّفَ إِمَّا أَنْ يَكُونَ مُقَصِّرًا فِيمَا كُلِّفَ بِهِ وَإِمَّا أَنْ يَكُونَ مُوَفِّرًا فِيهِ فَإِنْ كَانَ الْأَوَّلَ كَانَ نَصِيبُهُ مِنَ التَّخْوِيفِ وَالتَّرْهِيبِ وَإِنْ كَانَ الثَّانِيَ وَهُوَ أَنْ يَكُونَ مُوَفِّرًا فِي تِلْكَ الطَّاعَاتِ كَانَ نَصِيبُهُ مِنَ التَّشْرِيفِ وَالتَّرْغِيبِ
Artinya: “Manusia yang diberi beban tugas sebagai khalifah adakalanya melaksanakan tugasnya dengan sembrono, adakalanya melaksanakan tugasnya dengan baik. Jika termasuk golongan yang pertama, maka hasilnya adalah kekhawatiran dan ketakutan. Sebaliknya jika termasuk golongan yang kedua yaitu melaksanakan tugas sebagai khalifah sesuai perintah maka balasannya adalah kemuliaan dan suka cita”.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Dalam kaitannya dengan pengelolaan alam, ayat ini sangat relevan menjadi argumentasi hubungan manusia sebagai khalifah dan lingkungan alam yang dikelola sebagai hubungan timbal balik. Sebagai khalifah, manusia yang mengelola alam dengan baik, mengambil seperlunya dan tidak melakukan perusakan alam akan mendapatkan hasil yang baik pula. Sebaliknya, eksploitasi alam berlebihan akan sangat mungkin mendatangkan bencana bagi manusia.
Seorang pejabat hendaknya tidak lalai dalam membuat kebijakan terutama yang berkaitan dengan kemaslahatan rakyat. Sebab kebijakan yang diputuskan dengan serampangan akan mengakibatkan bencana dan kerugian bagi rakyat. Dalam hal ini Kebijakan pengelolaan alam adalah bagian dari amanat rakyat yang seharusnya dilakukan dengan baik oleh para pejabat.
Sebagaimana Al-Ghazali dalam kitab At-Tibrul Masbuk fi Nasihatil Muluk hal 14 berkata:
فَإِنَّ الْوِلَايَةَ نِعْمَةٌ مِنْ نِعَمِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، مَنْ قَامَ بِحَقِِّهَا نَالَ مِنَ السَّعَادَةِ مَا لَا نِهَايَةَ لَهُ وَلَا سَعَادَةَ بَعْدَهُ، وَمَنْ قَصَّرَ عَنِ النُّهُوْضِ بِحَقِّهَا حَصَلَ فِي شَقَاوَةٍ لَا شَقَاوَةَ بَعْدَهَا إِلاَّ الكُفْرُ بِاللَّهِ تَعَالَى
Artinya: “Kekuasaan termasuk bagian dari nikmat Allah Swt. Pejabat yang melaksanakannya dengan baik, akan memperoleh kebahagiaan di akhirat. Sedangkan pejabat yang tidak melaksanakan amanatnya dengan baik akan jatuh dalam kesengsaraan dan dapat berujung pada kekufuran”.
Demikian, khutbah Jumat kali ini semoga bisa juga menjadi pengingat bagi kita semua agar bisa lebih bijak dalam memperlakukan lingkungan di mana kita tinggal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Semoga saudara-saudara kita yang saat ini terdampak bencana, diberikan ketabahan dalam menghadapinya, kembali mendapatkan tempat tinggal yang layak, dan bangkit lebih baik. Aamiin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر.ِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Alwi Jamalulel Ubab, Pegiat Keislaman Tinggal di Indramayu