Khutbah Jumat: Ketika Amanah Diberikan kepada yang Bukan Ahlinya
NU Online · Selasa, 16 Desember 2025 | 16:00 WIB

Ilustrasi bencana banjir. Sumber: Canva/NU Online.
Kolomnis
Nabi Muhammad SAW pernah berpesan jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran. Kalimat tersebut, tentu bukan tanpa alasan. Secara logika, bila kita hendak mengerjakan suatu urusan, mestinya harus mengetahui ilmunya. Semisal, bila hendak membangun rumah dilakukan dengan sembarangan bisa saja rumah tersebut tidak jadi atau bahkan lekas roboh. Atau mengobati orang yang sakit, tanpa ilmu, bisa jadi yang sakit malah tambah parah. Oleh karenanya, serahkanlah urusan kepada ahlinya.
Teks Khutbah Jumat berikut ini dengan judul "Ketika Amanah Diberikan kepada yang Bukan Ahlinya". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللّٰهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Khutbah Jumat: Tiga Pelajaran Penting Bencana Alam bagi Tiap Muslim
Mengawali khutbah Jumat ini, marilah kita senantiasa mengingat akan segala anugerah yang telah dikaruniakan Allah kepada kita. Untuk kemudian kita syukuri dan gunakan di jalan kebaikan serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ta'ala. Pada kesempatan ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Beribadah kepada Allah akan menjadi manifestasi ketakwaan kita, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya, "Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al Baqarah ayat 21)
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah
Baca Juga
Doa Saat Hujan Deras Dikhawatirkan Banjir
Manusia dianugerahi Allah akal dan ilmu pengetahuan yang luas. Melalui keduanya, manusia mampu berpikir, belajar, dan mengembangkan berbagai keterampilan. Namun, keluasan ilmu tersebut tidak dimiliki setiap orang dalam kadar dan bidang yang sama. Inilah yang menjadikan manusia berbeda satu sama lain dalam kepandaian dan keahlian.
Karena perbedaan itu, seseorang bisa unggul dalam satu bidang, tetapi kurang terampil di bidang lain. Ada yang ahli dalam dunia kesehatan, namun tidak cakap dalam pertukangan. Ada yang mahir di bidang olahraga, tetapi tidak pandai memasak. Seorang ulama atau ahli agama belum tentu terampil mengemudikan kendaraan, sebagaimana seorang negarawan yang piawai mengambil kebijakan tidak serta-merta mahir bertani. Perbedaan kemampuan inilah yang menjadi bagian dari sunnatullah dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu, dalam Al-Qur'an disebutkan agar kita bertanya kepada orang-orang yang berpengetahuan:
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ
Artinya, "Kami tidak mengutus sebelum engkau (Nabi Muhammad), melainkan laki-laki yang Kami beri wahyu kepadanya. Maka, bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS An-Nahl ayat 43)
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah
Dalam Kitab Al-Ibriz juz 14, halaman 796, KH Bisri Mustofa menjelaskan kata ahla-dzikri maknanya merujuk kepada para ulama ahli kitab (Taurat dan Injil). Maka, khususnya dalam persoalan bidang agama, serahkanlah kepada para ahlinya yakni kepada para ulama.
Begitu juga dalam persoalan lainnya di dunia ini, bila kita tidak mengetahuinya, maka bertanyalah atau serahkan urusan tersebut kepada mereka yang ahli dalam bidang tersebut. Semisal, kita hendak membangun rumah. Tentu, yang akan kita minta pertolongan adalah mereka yang mengerti ilmu pertukangan atau membangun rumah. Bila, kita sakit, maka kita akan bertanya kepada seorang dokter atau mereka yang memiliki pengetahuan dalam bidang kesehatan atau kedokteran.
Sebab, apabila kita bertanya atau menyerahkan urusan kepada yang bukan ahlinya, maka bersiaplah untuk kecewa. Bahkan, lebih dari itu, urusan tersebut bukannya menjadi benar, melainkan malah berakhir dengan kerusakan.
Seperti sembarang menyerahkan membangun rumah kepada yang bukan ahlinya, maka rumah tidak kunjung jadi atau bahkan lekas roboh. Atau seorang pemimpin ataupun pejabat, yang diberikan amanah untuk menjaga alam lingkungan wilayahnya, akan tetapi karena bukan ahli dan juga tidak amanah dalam menjalankan tugas, yang terjadi akhirnya justru terjadi kerusakan alam dan wilayah yang juga berdampak kepada rakyatnya.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah
Maka, benarlah apa yang telah dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits, bahwa urusan harus diserahkan kepada ahlinya:
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Artinya, “Apabila amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat”. Orang itu (Arab Badui) bertanya, “Bagaimana hilangnya amanat itu?” Nabi saw menjawab, "Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat.” (HR. Al-Bukhari).
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah
Lebih jauh lagi diterangkan, bahwa dengan bertanya atau menyerahkan urusan kepada yang ahli ini, akan menjadikan tegaknya agama dan dunia. Seperti yang dikatakan Sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah, tentang empat hal yang dapat menjadikan tegaknya agama dan dunia, di antaranya yakni ahli ilmu yang mengamalkan ilmunya dan orang-orang bodoh yang tidak sombong dari perkara yang tidak diketahuinya. Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul Ibad halaman 24 menyebutkan:
لَا يَزَالُ الدِّينُ وَالدُّنْيَا قَائِمَيْنِ مَا دَامَتْ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ ... وَمَا دَامَ الْعُلَمَاءُ يَعْمَلُونَ بِمَا عَلِمُوا وَمَا دَامَ الْجُهَلَاءُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَمَّا لَمْ يَعْلَمُوا
Artinya, "Agama dan dunia senantiasa tidak akan runtuh, selama ada empat perkara: .. selama para ulama masih mengamalkan apa-apa yang diketahuinya dan selama orang-orang bodoh tidak sombong dari perkara yang tidak diketahuinya.."
Maka penting sekali bagi kita untuk menyerahkan segala sesuatu kepada ahlinya, sebagai salah satu ikhtiar kita untuk terhindar dari kesalahan dalam pengambilan keputusan, atau setidaknya meminimalisir terjadinya kesalahan ataupun kerusakan.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah
Untuk menutup khutbah ini, marilah kita senantiasa berdoa agar Allah memberikan kita semua rahmat, keberkahan, dan keselamatan. Serta menjauhkan kita dari segala penyakit dan musibah. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bersyukur. Amin ya Rabbal Alamin
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر
وقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرْ
Ajie Najmuddin, Pengurus MWCNU Banyudono Boyolali.