Penyuluh Agama Salurkan 100 Galon Air Bersih untuk Pengungsi Banjir Bandang Pidie Jaya - NU Online

Dunia Berita
By -
0

 

Penyuluh Agama Salurkan 100 Galon Air Bersih untuk Pengungsi Banjir Bandang Pidie Jaya

NU Online  ·  Kamis, 18 Desember 2025 | 12:45 WIB

Penyuluh Agama Salurkan 100 Galon Air Bersih untuk Pengungsi Banjir Bandang Pidie Jaya

Rombongan IPARI Pidie Menyertakan Bantuan 100 galon air bersih kepada warga Pidie Jaya Japakeh terdampak musibah. Bantuan diterima oleh Abiya Yusri perwakilan pengungsi setempat. (Foto: NU Online/Helmi Abu Bakar)

Helmi Abu Bakar

Pidie Jaya, NU Online

Memasuki hari ke-20 pascabanjir bandang, Gampong Dayah Usen, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, masih terbungkus lumpur dan kesunyian. Akses jalan hanya dapat dilalui secara terbatas dengan kondisi tanah licin, kubangan lumpur, serta kayu-kayu gelondongan sisa terjangan banjir yang membuat perjalanan penuh risiko.


Di tengah kondisi tersebut, Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Pidie melalui program IPARI Pidie Peduli menembus wilayah terisolasi untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan, Selasa lalu.


Sebanyak empat unit mobil bergerak perlahan membawa bantuan berupa 100 galon air minum masak, nasi bungkus, makanan ringan, wakaf Al-Qur’an, Iqra, Juz Amma, serta pakaian dalam untuk pria, perempuan, dan anak-anak. Di sejumlah titik, kendaraan sempat tergelincir dan terjebak lumpur, namun berkat semangat gotong royong, rombongan akhirnya tiba di lokasi pengungsian.

Baca Juga

Baju di Badan Jadi Saksi Selamat, LAZISNU Menyambung Harapan bagi Penyintas di Pidie Jaya


Setibanya di Gampong Dayah Usen, kondisi memprihatinkan tampak jelas. Banyak rumah warga rusak parah, sebagian hanya menyisakan rangka. Lumpur mengendap hingga ke atap rumah, sementara kayu gelondongan besar terlihat menghantam bangunan dan menyapu bersih perabotan rumah tangga.


Di tengah keterbatasan itu, air bersih menjadi kebutuhan paling mendesak. Saat galon-galon air minum diturunkan, sejumlah ibu pengungsi tak kuasa menahan air mata. Bagi mereka, air bersih bukan sekadar bantuan, melainkan penopang utama untuk bertahan hidup.


Ketua IPARI Pidie, Tgk. H. Mukhlisuddin, mengatakan kehadiran IPARI di lokasi bencana merupakan bentuk tanggung jawab moral dan keagamaan para penyuluh agama Islam.


“Dalam kondisi seperti ini, air bersih adalah kebutuhan paling mendesak. Karena itu, IPARI Pidie memprioritaskan distribusi air minum masak. Ini bukan sekadar bantuan fisik, tetapi wujud empati dan kepedulian kami kepada saudara-saudara yang sedang diuji,” ujarnya di sela penyaluran bantuan.


Ia menjelaskan, seluruh bantuan bersumber dari infak para Penyuluh Agama Islam Pidie serta para muhsinin yang menitipkan amanah melalui rekening IPARI Pidie Peduli. “Kami hanya perantara. Keikhlasan para donatur dan keteguhan para korban adalah hal yang utama,” tambahnya.

Baca Juga

Setelah Lumpur, Warga Pidie Jaya Kini 'Mandi Debu': Ancaman Baru Pascabencana


Bantuan tersebut diterima langsung oleh Abiya Yusri, Pimpinan Dayah Ribathul Muta’allimin Al-Aziziyah Dayah Usen sekaligus Wakil Ketua PCNU Pidie Jaya. Ia menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas perhatian IPARI Pidie terhadap warga dan komunitas dayah yang terdampak banjir.


“Banjir bandang ini tidak hanya merusak rumah warga, tetapi juga melumpuhkan aktivitas dayah dan kehidupan santri. Air bersih sangat sulit kami dapatkan. Bantuan 100 galon air minum ini sangat berarti bagi para pengungsi,” ujarnya.


Menurut Abiya Yusri, banyak santri, keluarga dayah, dan warga sekitar masih bertahan di pengungsian dengan fasilitas seadanya. Kehadiran IPARI Pidie dinilai memberi kekuatan moral bagi masyarakat yang tengah berjuang membersihkan lumpur dan menata kembali kehidupan.


“Yang kami rasakan bukan hanya bantuan materi, tetapi juga perhatian dan kepedulian. Ini menjadi penguat mental dan iman warga di tengah musibah,” katanya.


Ia juga mengungkapkan bahwa Dayah Ribathul Muta’allimin Al-Aziziyah yang diresmikan Mustasyar PBNU Abu MUDI mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang dan hingga kini masih dipenuhi lumpur serta kayu kiriman banjir. Ia berharap ke depan proses pembersihan dapat dilakukan secara bertahap dengan dukungan relawan dan masyarakat.


Selain menyalurkan air minum, rombongan IPARI Pidie turut menyambangi dapur pengungsian. Di tenda sederhana, para ibu bergantian memasak dengan peralatan terbatas. Mereka menyambut rombongan dengan senyum tulus dan mempersilakan makan bersama sebagai wujud kebersamaan dan rasa syukur.

Baca Juga

Ansor Kirim Bantuan dan Tim Bagana ke Pidie Jaya, Prioritaskan Pemulihan Dayah dan Warga Terdampak


Di sudut lain pengungsian, anak-anak tampak duduk melingkar saat wakaf Al-Qur’an, Iqra, dan Juz Amma dibagikan. Mushaf-mushaf tersebut menjadi penguat agar tradisi mengaji tetap hidup meski rumah dan dayah belum dapat difungsikan.


Sementara itu, Ketua PCNU Pidie, Tgk. Isafuddin, mengapresiasi gerak cepat dan kepedulian IPARI Pidie dalam merespons bencana. Menurutnya, langkah tersebut mencerminkan nilai dasar Nahdlatul Ulama yang selalu hadir di tengah umat.


“IPARI Pidie menunjukkan bahwa dakwah tidak hanya lewat lisan, tetapi juga melalui aksi nyata. Inilah wajah NU yang sesungguhnya: hadir, peduli, dan menguatkan masyarakat di saat sulit,” ujarnya.


Menjelang sore, rombongan IPARI Pidie bersiap meninggalkan lokasi. Para ibu pengungsian berdiri berjajar menyalami relawan satu per satu. Tangis haru pun pecah. Di tengah lumpur, reruntuhan, dan duka yang belum sepenuhnya reda, kehadiran IPARI Pidie meninggalkan keyakinan bahwa harapan akan selalu menemukan jalannya selama kepedulian terus dijaga.

============

Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
6/related/default