Kisah Petani Sukses Asal Indonesia di Jepang: Manfaatkan Teknologi Modern hingga Dukungan Penuh Pemerintah - NU Online - Opsiinfo9

Post Top Ad

demo-image

Kisah Petani Sukses Asal Indonesia di Jepang: Manfaatkan Teknologi Modern hingga Dukungan Penuh Pemerintah - NU Online

Share This
Responsive Ads Here

 

Kisah Petani Sukses Asal Indonesia di Jepang: Manfaatkan Teknologi Modern hingga Dukungan Penuh Pemerintah

yuanas-petani-di-jepang_1742979500

Ibaraki, NU Online

Jepang sebagai negara maju memiliki infrastruktur pertanian yang baik, termasuk akses pasar yang memadai. Seorang Muslim Jepang asal Indonesia yang juga sebagai Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang, Yuanas menjadi seorang petani sukses yang awalnya mengelola tanah setengah hektar, kini menjadi 35 hektar dari tujuh tahun menggeluti sektor pertanian di Ibaraki. Komoditas yang ia tanam sebagai petani yaitu padi dan ubi jalar.


Cak Anas, sapaan akrabnya sebelum memulai usaha di sektor pertanian sempat bekerja di perusahaan alat pertanian mekanik di Jepang. Di sanalah ia mulai mempelajari alat pertanian dan menerima keluhan dari petani lanjut usia tentang kekhawatiran tindak lanjut lahan jika berhenti menjadi petani.


“Jika ada 10 petani yang menggarap tanah seluas satu hektar dan semuanya berhenti, maka akan ada 10 lahan tanah yang terbengkalai, jika saya menjadi orang ke-11 untuk menggarap tanah itu, maka Insyaallah saya akan jadi orang berguna. Dari situlah saya dan istri mulai berdikari di sektor pertanian di Jepang,” jelas Yuanas saat dihubungi NU Online, Selasa (25/3/2025).


Pengalaman Cak Anas berkesan sebagai petani di Jepang adalah memaksimalkan teknologi mesin pertanian modern dalam proses produksi. Pemerintah menciptakan teknologi dan petani memaksimalkan teknologi itu dalam produksinya. Sehingga kedua pihak saling membantu dan menguntungkan.


“Saya dan istri menggunakan tenaga mesin dalam produksi tanaman ini, karena lebih mudah di-handle. Tahun kemarin menanam padi sudah dikerjakan oleh anak saya yang masih duduk di kelas 4 SD. Jadi teknologi sudah sangat modern sehingga anak kecil pun sudah bisa mengoperasikannya,” ujar pria yang juga aktif sebagai Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid NU Jepang.


Kesuksesan menjadi petani Jepang tidak lepas dari kebijakan dan dukungan pemerintah. Langkah pertama pemerintah untuk menyejahterakan petani adalah memfasilitasi petani agar mudah menjualkan hasil panennya dengan menentukan harga produksi, baik oleh petani maupun tengkulak.


“Pemerintah ada koperasi yang bernama Japan Agriculture (JA) yang tugasnya menentukan harga beli dari petani, misal harga beras 5 ribu, maka tengkulak harus membeli lebih mahal dari harga tersebut. Pemerintah juga mengatur agar tengkulak tidak merugi sehingga kedua pihak merasa untung dan tidak ada yang dirugikan,” ujar pria asal Lumajang itu.


Langkah kedua dari upaya pemerintah menyejahterakan petani adalah adanya program subsidi dalam proses produksi, baik saat Pembangunan gudang penyimpanan, pembelian mesin, pupuk dan alat pertanian lainnya. Cak Anas mengaku proses subsidi berlangsung cepat dan tanpa proses yang rumit.


“Sistem subsidinya seperti ini, misal saya membeli pupuk dengan harga 5 ribu Yen ke JA dan membayar secara kontan. Subsidi diberikan dalam bentuk transfer ke rekening pribadi tanpa perantara pihak manapun dan sejumlah potongan, misal 20-25%,” tuturnya.


Selain itu, pemerintah memberikan subsidi sebesar 1,5 juta yen atau senilai 150 juta kepada generasi muda yang ingin terjun ke dunia pertanian. Subsidi itu diberikan dalam kurun waktu 2 tahun.


Menurut Cak Anas, kesuksesan bertani itu tidak hanya dari segi kuantitas lahan yang dikelola, tapi juga komitmen menjamin kualitas produk agar bisa meraih kepercayaan konsumen. Dia berharap perkembangan serta dukungan pemerintah ini menarik minat generasi muda untuk terjun di dunia pertanian sehingga kebutuhan pangan terpenuhi.

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages