Khutbah Jumat: Islam Itu Mudah, Jangan Dibuat Sulit! Teladani Rasulullah yang Penuh Kasih dan Kebijaksanaan

Agama Islam pada hakikatnya adalah agama yang mudah dan penuh kasih sayang, tidak membebani umatnya dengan hal-hal yang di luar kemampuan. Islam memberikan kemudahan dalam ibadah, seperti keringanan saat sakit, musafir, atau kondisi tertentu lainnya, serta mendorong umat untuk menjalankan ajaran secara fleksibel dan sesuai kemampuan. Rasulullah sendiri selalu memilih untuk menjaga keseimbangan dan kedamaian dalam menjalani kehidupan beragama.
Naskah teks Khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Islam Itu Mudah, Jangan Dibuat Sulit! Teladani Rasulullah yang Penuh Kasih dan Kebijaksanaan”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى: فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Ma'asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Mengawali khutbah ini, mari kita memanjatkan puji kepada Allah swt, Tuhan semesta alam. Dialah yang telah melimpahkan berbagai nikmat dan karunia kepada kita, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Dengan kasih sayang-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk menghirup udara segar, menikmati kesehatan, serta berkumpul di majelis yang mulia ini dalam rangka menunaikan kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Marilah kita senantiasa bersyukur atas segala limpahan nikmat tersebut dengan hati yang ikhlas, lisan yang memuji, dan perbuatan yang mencerminkan ketaatan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, suri teladan dalam kehidupan, yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang benderang dengan cahaya Islam. Semoga kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’at beliau di hari kiamat kelak, serta termasuk umat yang meneladani akhlak dan sunahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada momentum mulia ini marilah kita juga tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa adalah bekal terbaik menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Apa itu takwa?
امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا
Artinya, "Takwa berarti melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, dalam setiap keadaan, dzahir dan batin, baik dalam kesendirian maupun di hadapan manusia. "
Ma'asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Dalam Al-Qur'an surat Ali 'Imran ayat 85 Allah berfirman:
وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Artinya, "Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi."
Ayat ini kita menunjukkan pada kita bahwa agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah sama dengan inti ajaran nabi-nabi sebelumnya, yakni tauhid. Sehingga siapa saja yang mencari agama selain Islam setelah terutus Nabi Muhammad, maka dia tidak akan diterima oleh Allah dan termasuk orang yang rugi di akhirat.
Dalam pelaksanaan ajaran dan ibadah dalam Islam, kita patut untuk belajar dan mengambil hikmah dari kisah Nabi Muhammad yang menegur Mu'adz bin Jabal. Teguran ini karena Mu'adz bin Jabal menjadikan Islam sebagai agama yang terkesan berat, kaku, dan membebani umatnya. Padahal sebaliknya, Islam adalah agama yang mudah dan memberi kemudahan bagi umatnya dalam mengaplikasikan ibadah dan nilai-nilai Islam.
Kisah ini termaktub dalam hadits riwayat Imam Muslim berikut:
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّهُ قَالَ صَلَّى مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ الْأَنْصَارِيُّ لِأَصْحَابِهِ الْعِشَاءَ فَطَوَّلَ عَلَيْهِمْ فَانْصَرَفَ رَجُلٌ مِنَّا فَصَلَّى
Artinya, "Dari Abu az-Zubair dari Jabir bahwasanya dia berkata, "Mu'adz bin Jabal al-Anshari shalat Isya' mengimami para sahabatnya, lalu dia memanjangkan bacaannya atas mereka, maka seorang laki-laki dari kalangan kami berpaling, lalu shalat sendirian.
فَأُخْبِرَ مُعَاذٌ عَنْهُ فَقَالَ إِنَّهُ مُنَافِقٌ فَلَمَّا بَلَغَ ذَلِكَ الرَّجُلَ دَخَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ مَا قَالَ مُعَاذٌ
Artinya, "Lalu Mu'adz diberitahu tentangnya, maka dia berkata, 'Dia seorang yang munafik.' Ketika hal tersebut sampai pada laki-laki tersebut maka dia mengunjungi Rasulullah saw, lalu mengabarkan kepadanya sesuatu yang dikatakan Mu'adz."
فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتُرِيدُ أَنْ تَكُونَ فَتَّانًا يَا مُعَاذُ إِذَا أَمَمْتَ النَّاسَ فَاقْرَأْ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَسَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى
Artinya, "Maka Nabi saw bersabda kepadanya, 'Apakah kamu ingin menjadi pemfitnah (yang membuat orang lain lari dari agama) wahai Mu'adz?. Apabila kamu mengimami manusia, maka bacalah surat asy-Syams wa dhuhaha, Sabbihisma Rabbika al-A'la, dan Iqra' Bismi Rabbika, serta Wa al-Laili idza Yaghsya'."
Ma'asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Dari kisah ini kita bisa memetik pelajaran bahwa dalam melaksanakan kewajiban ibadah, kita harus memperhatikan banyak hal.
Dalam Kitab Ihya 'Ulumiddin, Hujjatul Islam Al-Ghazali menjelaskan bahwa dalam menjalankan kewajiban syariat Islam, ada dua pilar yang harus dijaga kesimbangannya yakni kewajiban menurut syariat dan kewajiban menurut muru’ah (moral) termasuk di dalamnya adat dan tradisi atau kebiasaan yang ada.
Jika kita tidak memperhatikan keluwesan dan keluasan ilmu dalam menjalankan syariat Islam, maka Islam bisa dianggap sebagai agama yang berat, penuh aturan, menakutkan, dan berbagai stigma negatif lainnya. Jika beragama dengan cara kaku, tekstual, dan gampang menyalah-nyalahkan, maka citra Islam akan terkesan sulit dan menyeramkan.
Padahal dengan tegas Rasulullah dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ra menyatakan:
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ
Artinya, “Sesungguhnya agama itu mudah. Dan selamanya agama tidak akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya. Karena itu, luruskanlah, dekatilah, dan berilah kabar gembira! Minta tolonglah kalian di waktu pagi-pagi sekali, siang hari di kala waktu istirahat dan di awal malam.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Nabi saw juga bersabda:
إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Artinya, “Apabila aku perintahkan kepada kalian mengerjakan suatu perkara, maka laksanakanlah semampu kalian.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Hal ini bisa kita lihat dari ibadah yang memiliki rukhsah atau keringanan seperti boleh tidak berpuasa bagi orang yang sakit, dalam perjalanan, atau terkendala usia. Kemudahan lain adalah dikumpulkan dan diringkasnya rakaat shalat saat dalam perjalanan, dan kewajiban haji bagi mereka yang mampu menjalankan saja. Semua itu menunjukkan kemudahan dalam Islam termasuk fleksibilitas waktu shalat yang bisa dilaksanakan awal waktu, pertengahan waktu, atau pun akhir waktu selama tidak melewati waktu yang telah ditentukan.
Ma'asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Karena itu, mari kita menjadi pribadi-pribadi Muslim yang mampu menunjukkan kepada seluruh umat manusia bahwa Islam adalah agama yang mudah dan ramah. Jangan kita menjadikan Islam terlihat berat, sulit dan rumit. Mari kita mengaplikasikan nilai-nilai rahmatan lil alamin dalam Islam yang telah dicontohkan Rasulullah.
Rasulullah adalah manusia yang paling manusia. Manusia yang mengerti manusia, dan manusia yang memanusiakan manusia. Semoga kita bisa meneladani dan mewujudkannya. Amin.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عٍبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَر
H Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar